GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Daerah
Beranda / Daerah / 63 Tahun Bank NTT: Cabang Sabu Menyapa Warga dengan Darah dan Sembako

63 Tahun Bank NTT: Cabang Sabu Menyapa Warga dengan Darah dan Sembako

Pimpinan Bank NTT Cabang Sabu Raijua, Matias Tifaona dan karyawan-karyawati menggelar aksi kemanusiaan menjelang HUT ke-63 Bank NTT di Kabupaten Sabu Raijua, Sabtu (14/7/2-25). Foto: Dok. Bank nTT Cabang Sabu

Bank NTT Cabang Sabu Raijua menyambut perayakan HUT ke-63 dengan aksi donor darah dan pembagian sembako di desa-desa ujung selatan Nusa Tenggara Timur.

SEBA,SELATANINDONNESIA.COM –  Sabtu pagi, 12 Juli 2025, halaman Kantor Cabang Bank NTT di Seba tampak lebih sibuk dari biasanya. Di antara lalu-lalang pegawai berseragam biru tua dan putih, aroma antiseptik khas rumah sakit menyelinap di udara, mengalahkan bau kopi yang mengepul dari termos. Satu per satu, para karyawan dan karyawati Bank NTT Cabang Sabu duduk di depan petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sabu Raijua untuk menyumbangkan darah mereka. Hasilnya: sepuluh kantong darah terkumpul hari itu.

“Ini bukan sekadar simbol, tapi bentuk kepedulian nyata bagi sesama,” kata Mathias Tifaona, Kepala Cabang Bank NTT Sabu, kepada SelatanIndonesia.com. “Kami ingin ulang tahun ke-63 Bank NTT menjadi momentum hidup sehat dan saling berbagi.”

Namun, semangat berbagi tak berhenti di sana. Usai aksi donor darah, tim kecil dari Bank NTT Cabang Sabu bergegas menuju arah selatan, menembus jalan tanah dan debu menuju Kecamatan Liae, wilayah yang jarang tersorot kamera tetapi menyimpan denyut kehidupan masyarakat Sabu yang keras dan jujur.

Di tiga desa: Ledeke, Eilogo, dan Hallapaji, warga telah menanti sejak pagi. Beberapa anak berlari-lari di antara tumpukan karung beras, sementara para ibu dengan kain ikat khas Sabu memandang penuh harap. Hari itu, 63 bingkisan dibagikan kepada keluarga terpilih, jumlah yang bukan kebetulan, melainkan sesuai dengan usia Bank NTT. Bingkisan63 diserahkan langsung oleh Bupati Sabu Raijua Krisman B Riwu Kore, SE, MM.

Reputasi Baru di Usia ke-63: Gubernur Melki Ingin Bank NTT Jadi Jantung Ekonomi Rakyat

Bingkisan itu sederhana tapi bermakna: 5 kilogram beras, dua liter minyak goreng, satu papan telur, satu renteng susu Dancow, dan dua kilogram gula pasir. “Kami tahu ini tidak besar, tapi semoga bisa membantu meringankan kebutuhan harian dan memberi semangat bahwa kita tidak sendiri,” ujar Mathias.

Di hadapan warga, para petugas bank tak hanya membagikan paket bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan yang lebih besar bahwa lembaga keuangan tak boleh kehilangan sentuhan kemanusiaannya. “Kami tidak sekadar mengelola dana, kami hadir untuk masyarakat,” kata Mathias.

Perayaan ulang tahun Bank NTT ke-63 ini memang bukan pesta megah di ballroom hotel. Tidak ada balon, tidak ada musik keras. Tapi ada keheningan yang hangat di ruang donor darah, dan ada senyum tulus di halaman desa terpencil di Liae.

Bank NTT, lewat cabangnya di Sabu Raijua, menunjukkan bahwa ulang tahun bisa dirayakan bukan dengan hura-hura, melainkan dengan kehadiran yang berarti. Sepuluh kantong darah dan 63 paket kehidupan, mungkin kecil dalam angka, tapi besar dalam rasa, bahwa hidup sehat dan saling membantu adalah dua sisi dari koin yang sama: kemanusiaan.*/Laurens Leba Tukan

Meriah di Mbay: Jalan Sehat, Zumba, dan Semangat Sinergi Bank NTT

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement