Bupati Paulus dan Dandim Ignasius Menanam Sinergi di Ladang Ketahanan Pangan Sumba Tengah

53
Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu dan Komandan Kodim 1613 Sumba Barat, Letkol Inf Ignasius Hali Sogen, S.E., M.Han., di ruang kerja Bupati Sumba Tengah, Senin (16/6/2025). Foto: ProkopimSTeng

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Ruang kerja Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu, Senin pagi itu (16/6/2025) tak hanya menjadi tempat bersalaman hangat, tetapi juga ladang subur untuk menanam kesepahaman antara sipil dan militer. Komandan Kodim 1613 Sumba Barat, Letkol Inf Ignasius Hali Sogen, S.E., M.Han., datang bukan sekadar bersilaturahmi. Ia membawa paket komitmen dari Kementerian Pertahanan dan semangat baru untuk menjaga bumi Sumba Tengah.

Bupati menyambut hangat sang Dandim, yang baru sebulan lalu resmi menjabat. Sambil duduk berdampingan, mereka membahas lebih dari sekadar rutinitas birokrasi. Yang menjadi pokok percakapan adalah soal pangan, pertahanan, dan pembangunan berkelanjutan, tiga pilar yang belakangan menjadi fokus utama di kabupaten tengah Pulau Sumba itu.

“Sumba Tengah sebentar lagi akan meluncurkan produk unggulan, beras organik Pro Oli Mila. Ini pertanian tanpa bahan kimia, demi masa depan yang sehat dan berdaulat,” ujar Bupati Paulus, membuka perbincangan dengan nada optimis. Ia menjelaskan bahwa Pemda juga tengah menyiapkan tiga embung besar untuk menopang program ketahanan pangan daerah.

Dandim tak datang dengan tangan kosong. Ia membawa kabar baik. Kodim siap mendukung penuh agenda besar itu, termasuk kegiatan peluncuran dan pengolahan lahan. “Kami apresiasi capaian luar biasa ini. Lahan 1.000 hektare itu bahkan melampaui target dari Kementerian Pertanian,” katanya.

Tapi bukan hanya sawah yang menjadi titik perhatian. Soal keamanan juga dibahas secara mendalam. Bupati menyinggung keresahan warga akan stabilitas wilayah. Ia pun mengungkapkan rencana strategis, 150 hektare tanah kini tengah diproses di Kodam dan Kemenhan untuk pembangunan satu batalyon militer di Sumba Tengah.

Dandim merespons dengan kabar yang tak kalah penting. Kemenhan, ujarnya, telah menyetujui pembangunan empat batalyon baru di Indonesia tahun ini. Satu di antaranya akan berdiri di Sumba Tengah pada semester kedua. Sebuah langkah strategis yang akan memperkuat postur pertahanan di wilayah yang selama ini rawan dengan isu peternakan dan pencurian ternak.

Tak berhenti di situ. Tahun ini, setiap Kodim juga akan memiliki satu kompi produksi beranggotakan 30 prajurit. Mereka tak hanya bersenjata, tapi juga bercangkul. “Kami butuh 20 hektare lahan demplot di Sumba Tengah. Nantinya akan ditanami padi, dikembangkan perikanan, dan hortikultura,” jelas Dandim. Lokasi sudah disiapkan, Desa Wisata di Katiku Tana Selatan. Lahan itu juga akan dilengkapi dua sumur bor, asal satu syarat terpenuhi, harus bersertifikat.

Pemerintah daerah siap menyambut. “Kami siapkan Alsintan, dan kami undang juga Kodim untuk ikut turun ke lapangan dalam monitoring sumber air Pamalar. Kita bisa bangun pompa hidram atau energi surya,” ujar Bupati Paulus.

Pertemuan itu pun ditutup tanpa protokoler berlebihan, tetapi dengan secarik kesepahaman yang lebih dari cukup untuk memulai kerja kolaboratif. Di Waibakul, pagi itu, silaturahmi bukan hanya basa-basi. Ia menjadi benih yang ditanam untuk ketahanan pangan dan keamanan jangka panjang. Dan seperti beras organik yang tengah disiapkan, kemitraan ini tumbuh tanpa bahan kimia, hanya dengan niat baik, rencana matang, dan tekad untuk berdampak.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap