Bulir-Bulir Sumba Tengah, Butir-Butir Ketahanan Pangan

84
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, dan Wakil Bupati Matrhinus Umbu Djoka saat melakukan panen padi di di Galuwatu, Desa Malinjak, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Sabtu (19/4/2025). Foto: ProkopimS-Teng

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Mentari belum tinggi saat suara mesin combine harvester memecah keheningan pagi di Galuwatu, Desa Malinjak, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Sabtu (19/4/2025). Di atas bentangan sawah seluas 21 hektare, padi varietas Inpari 32 menguning nyaris serempak, siap dipanen. Tapi yang membuat pagi itu tak biasa adalah kehadiran dua orang penting yaitu Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, dan Wakil Bupati Matrhinus Umbu Djoka.

Kedua pemimpin itu ikut memanen. Namun lebih dari sekadar simbolik. Bupati datang membawa agenda besar, mendorong lompatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan Sumba Tengah.

“Padi Sumba Tengah tak boleh sekadar menguning di ladang, tapi juga menjanjikan di dapur petani,” ujar Paulus, menyitir hasil panen ubinan yang mencapai 6,72 ton per hektare. Ia tahu angka itu cukup baik, tapi belum maksimal. Di Desa Matawoga, varietas unggul Sridewi yang tahan hama dan hemat air berhasil mencatat 12 ton per hektare.

Itu pasalnya, Bupati Paulus mengimbau para petani mulai meninggalkan varietas lama dan beralih ke benih unggul seperti Intani 602 atau Sridewi. “Mayoritas sawah kita adalah sawah tadah hujan. Kita butuh benih yang kuat dan adaptif,” katanya.

Namun produktivitas tak hanya soal benih. Paulus sadar, ekosistem pendukung pertanian harus dibenahi. Ia pun menggelar sejumlah kebijakan yang ia sebut sebagai “jalan cepat menuju kedaulatan pangan”.

Sejumlah kebijakan strategis dilakukan Bupati Paulus yaitu distribusi traktor milik Pemda dengan sistem kelompok tani yang adil dan merata; Pemeliharaan traktor sepenuhnya ditanggung Pemda agar petani fokus bertani; Penambahan 10 unit traktor setiap tahun untuk memperkuat armada pertanian; Serta, anggaran Rp5 miliar disiapkan khusus untuk pemeliharaan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Tak lupa, ia mengingatkan pentingnya pencegahan serangan hama dengan menyemprot lahan satu bulan sebelum masa tanam.

Panen pagi itu menjadi panggung harapan. Di antara bulir padi yang luruh ke dalam mesin, ada janji tentang ketahanan pangan yang bukan sekadar slogan. Ada tekad agar Galuwatu, dan Sumba Tengah pada umumnya, tak hanya dikenal sebagai penghasil jagung dan ternak, tapi juga sebagai lumbung padi masa depan Nusa Tenggara Timur.

Hadir mendampingi Bupati, sejumlah pejabat daerah seperti Kepala BKPSDMD merangkap Plt. Inspektur, Kepala Kesbangpol merangkap Plt. Kepala Dinas Satpol PP dan Kebakaran, serta Camat Katiku Tana Selatan. Ketua dan anggota Kelompok Tani Mowa Lani pun menyambut optimisme itu dengan senyum yang tak kalah cerah dari padi yang baru dipanen.*/)ProkopimS-Teng/llt

Center Align Buttons in Bootstrap