Puskesmas Hadakewa Jadi Pionir, Gubernur dan Bank NTT Lewoleba Luncurkan Pembayaran Digital

48
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena ketika meluncurkan pemabayaran non tuna melalaui Bank NTT Cabang Lewoleba di Puskesmas Hadakewa, Kabupaten Lembata, Rabu (16/4/2025). Foto: Dok.Egber Balukh

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM — Di tengah semilir angin dari laut Flores dan aroma garam yang menyatu dengan tanah Lembata, satu perubahan besar dimulai. Di Puskesmas Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melkiades Laka Lena, meresmikan sebuah lompatan besar, sistem pembayaran retribusi pelayanan kesehatan secara non tunai pertama di Provinsi NTT.

Disaksikan pejabat tinggi dari DPRD Provinsi, Bupati Lembata, jajaran Forkopimda, hingga tokoh masyarakat, peresmian ini menjadi simbol dimulainya era baru digitalisasi pelayanan publik di daerah yang dikenal dengan sebutan Negeri Sembur Paus.

Yang menggerakkan perubahan ini adalah Bank NTT Cabang Lewoleba, yang kini menoreh sejarah sebagai pelopor pembayaran non tunai untuk pelayanan kesehatan tingkat puskesmas. Dalam seremoni yang berlangsung hangat namun sarat makna itu, sebuah mesin EDC diserahkan langsung oleh Gubernur kepada Kepala Puskesmas Hadakewa, diikuti dengan transaksi non tunai oleh seorang pasien—yang menjadi saksi awal transformasi sistemik ini.

“Inovasi ini bukan sekadar soal bayar-membayar. Ini soal keamanan, efisiensi, dan masa depan pemerintahan digital,” ujar Gubernur Melki Laka Lena dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan panjang dari hadirin.

Digital dari Desa

Bank NTT Cabang Lewoleba tidak menunggu aba-aba pusat. Mereka bergerak lebih dulu. Inovasi ini dirancang bersama Pemerintah Kabupaten Lembata sebagai jawaban atas tantangan transparansi dan efektivitas pelayanan kesehatan di daerah.

Dengan menggunakan mesin EDC Bank NTT, pasien kini bisa membayar retribusi layanan kesehatan menggunakan dua metode non tunai: QRIS dan kartu debit. Tidak perlu uang tunai, tidak ada risiko salah hitung atau pungutan liar. Yang ada adalah struk, sistem, dan data yang bisa dilacak.

Kepala Puskesmas Hadakewa, Kristina Kewa, menyambut positif sistem ini. “Sejak bulan Maret, kami didampingi Bank NTT. Banyak pasien sebelumnya bertanya, ‘Bisa bayar pakai QR?’ Sekarang, jawabannya: Bisa! Bahkan sangat bisa,” ujarnya, tersenyum.

Lebih Aman, Lebih Transparan

Penerapan sistem non tunai ini bukan hanya memudahkan pasien. Pemerintah daerah juga diuntungkan. Pelaporan keuangan jadi lebih akurat, potensi kebocoran anggaran bisa ditekan, dan yang terpenting: Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) meningkat—sebuah indikator penting bagi kemajuan tata kelola daerah.

Hingga pertengahan April 2025, sistem ini telah diterapkan di 10 dari 12 Puskesmas di Kabupaten Lembata, dan ditargetkan rampung secara penuh dalam waktu dekat. Pelatihan serta pendampingan terus dilakukan oleh tim teknis Bank NTT Lewoleba.

“Kami ingin Lembata jadi contoh. Bukan hanya bagi NTT, tapi juga Indonesia Timur. Kalau puskesmas di pulau bisa go digital, kota tidak ada alasan untuk tertinggal,” tegas Gubernur Melki, yang tampak puas menyaksikan transaksi pertama berjalan mulus.

Bank NTT, Lebih dari Sekadar Bank

Dalam konteks ini, Bank NTT bukan hanya lembaga keuangan. Mereka menjadi mitra strategis dalam pembangunan daerah. Kepala Cabang Bank NTT Lewoleba menegaskan bahwa misi mereka bukan hanya soal ekonomi, tapi juga memperkuat sistem pelayanan publik berbasis digital.

Langkah ini sejalan dengan misi besar Gubernur Melki Laka Lena yang sejak awal masa jabatannya gencar mendorong transformasi digital dan pelayanan inklusif di seluruh pelosok NTT.

Simbol Perubahan

Seorang pasien perempuan paruh baya, dengan kerudung warna merah muda dan senyum malu-malu, menjadi orang pertama yang melakukan pembaya non tunai di Puskesmas Hadakewa. Di hadapannya, Gubernur berdiri sambil memegang struk transaksi kecil, sebuah kertas biasa, tapi maknanya luar biasa.

Itulah awal. Dari Lewoleba untuk NTT. Dari puskesmas kecil di pesisir timur, ke cita-cita besar menuju sistem pelayanan publik yang lebih bersih, efisien, dan terhubung.

Berikut 9 poin cara pelayanan Retribusi Kesehatan di Puskesmas yang dilansir dari lidik-news.com :

  1. Pasien Datang ke Puskesmas
  2. Petugas Loket Mempersilahkan Pasien Untuk mengambil nomor antrian pelayanan rawat jalan
  3. Petugas loket mempersilahkan pasien untuk menungggu panggilan antrian pendaftaran
  4. Pasien menunggu panggilan di poli tujuan ruang periksa
  5. Setelah mendapatkan Tindakan, pasien selanjutnya mengambil obat di apotek
  6. Pasien di arahkan untuk melakukan pembayaran di petugas kasir dengan menggunakan mesin EDC Bank NTT
  7. Pasien di arahkan untuk memilih 2 jenis metode pembayaran yaitu Tunai dan Non tunai
  8. Untuk pembayaran nontunai bisa menggunakan Barcode Oris dan kartu Debet
  9. Setelah melakukan pembayaran petugas akan memberikan bukti berupa struk yang diterbitkan dari Mesin EDC Bank NTT kepada pasien sebagai bukti pembayaran.*/)lidik-news.com/llt
Center Align Buttons in Bootstrap