KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Penampilannya nyentrik dengan rambut ikal yang dibiarkan gondrong. Dengan sepatu boot ia dengan lincah keluar masuk bedeng tanaman melon golden sambil menjelaskan kepada semua yang hadir di kebun. Namanya Jeto Asamau. Pria mungil itu adalah lulusan sekolah pertanian di Israel. Dia berkesempatan mengikuti pendidikan pertanian di Israel setelah difasilitasi oleh tokoh Nasional asal NTT, Goris Mere.
Jeto mengaku bangga bisa diberikan kesempatan belajar tentang pertanian di Israel dengan metode irigasi tetes. Ia mengajak para pemuda milenial untuk menggeluti dunia pertanian.
Jeto Asamau berharap agar pemerintah benar-benar mempertahankan sektor pertanian dan perkebunan. Sebab dengan perhatian lebih, anak-anak muda terlebih yang punya basic di bidang pertanian dan perkebunan, semakin termotivasi untuk jadi petani dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan.
“Sektor pertanian dan perkebunan sangat menjanjikan. Tapi tidak banyak anak muda yang berminat jadi petani. Kami harap ada perhatian dari pemerintah, termasuk memperhatikan ketersediaan alat-alat pertanian bagi petani. Mudah-mudahan anak muda seperti saya bisa kembali berminat jadi petani,” ungkapnya kepada Calon Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena yang mengunjunginya Bersama 40 anggota kelompok tani Muri Pawe di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Jumat (25/10/2024).
Melki Laka Lena saat itu diundang untuk menghadiri acara panen perdana melon golden yang baru pertama kali dibudidaya oleh Kelompok Tani Muri Pawe. Melki hadir bersama Sekretaris DPD I Golkar NTT Libby Sinlaeloe, serta tim pemenang diantaranya Sinta Maku Jawa, Jesica Sodakain, dan tim lainnya.
Sebelum memanen, Melki dan para petani berdoa bersama di tengah-tengah lahan tempat budidaya melon golden yang luasnya kurang lebih 1,5 hektar.
Usai melakukan panen melon golden, Melki Laka Lena berdiskusi dengan para petani. Pada kesempatan itu, dia mendengar beragam keluhan dan harapan yang disampaikan petani. Secara tegas Melki juga menyampaikan bahwa kehadirannya bukan dalam rangka kampanye, melainkan pertemuan biasa berkenaan dengan undangan panen perdana.
Ketua Poktan Muri Pawe, Siprianus Padi mengaku ada beberapa kendala yang mereka hadapi selama ini yakni keterbatasan sumur bor, ketersediaan alat-alat pertanian yang lebih modern, dan lain sebagainya.
“Di sini juga ada kali mati yang ketika hujan pasti banjir dan meluap sampai ke lahan pertanian. Jadi kami perlu perhatian pemerintah,” ujarnya.
Keluhan senada juga disampaikan Paulus Huler, anggota Poktan Muri Pawe. Dia mengatakan, selain sumur bor dan alat-alat pertanian yang modern seperti traktor, para petani juga butuh bantuan pupuk dan bibit. “Selama ini kami masih memanfaatkan alat-alat pertanian seadanya,” katanya.
Merespon keluhan dan harapan para petani, Melki Laka Lena mengaku bangga dengan segala upaya yang sudah dilakukan petani di Desa Nunkurus. Khususnya budidaya melon golden oleh Poktan Muri Pawe yang mengintegrasikan antara sektor peternakan dan perkebunan.
“Saya apresiasi usaha bapa mama di sini. Kami tentu akan selalu belajar dari apa yang sudah masyarakat lakukan. Hal-hal baik ini selain punya nilai tambah untuk petani, juga bisa kita bawa untuk dikembangkan ke tempat lain,” ujar Melki.
Menurut Melki, banyak orang masih menganggap sepeleh sektor pertanian, peternakan dan perkebunan. Hal ini kemudian membuat orang muda tidak tertarik jadi petani. “Melki-Johni akan benar-benar memperhatikan sektor ini, sehingga orang-orang yang menggeluti dunia pertanian benar-benar merasa terhormat, merasa bekerja di tempat yang sangat penting bagi NTT. Kami juga akan mengajak anak muda dengan basic pertanian peternakan untuk mau kembali urus kebun, sawah dan peternakan,” jelas Cagub NTT nomor urut 2 itu.
Terkait pembenahan infrastruktur dan alat-alat pertanian yang menjadi keluhan petani, Melki mengaku hal tersebut akan menjadi perhatian mereka ke depan. “Kami akan cari pola yang tepat untuk mendukung infrastruktur seperti jalan, air, listrik, juga akses internet agar petani milenial bisa memantau dunia dari tempat ini, termasuk mengakses beragam informasi mengenai pasar dan lain-lain. Kami juga mendukung bila kebun ini nantinya jadi tempat pelatihan dan ekowisata,” pungkas Melki Laka Lena. */)Thom/Laurens Leba Tukan%