ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – “Hedung” adalah tari perang dari Pulau Adonara. Kabupaten Flores Timur. Dalam pertunjukan tari tersebut, para penari mengenakan pakian tradisional dengan property parang dan tombak. Gerakan-gerakan yang ditampilkan menggambarkan jiwa kepahlawanan masyarakat Adonara di medan perang.
Tari Hedung ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal dan sering ditampilkan diberbagai acara seperti penyambutan tamu penting, acara adat dan festival budaya.
Calon Gubernur NTT, nomor urut 2, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika berkampanye di Kolilanang, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, Kamis (17/10/2024), ikut menari “Hedung”. Usai dikenakan “nowing” ketika penyambutan, Melki Laka Lena diarak dengan tarian “Hedung” menuju rumah adat Kolilanang. Dalam iring-iringan “Hedung” Melki Laka Lena diberikan parang dan tombak oleh salah satu penari. Wakil Ketua Umum Golkar itu ikut larut dalam tarian “Hedung”.
Melki Laka Lena tampak bersemangat mengikuti gerakan para penari asli. Kendati tidak sempurna dalam serakan, Melki Laka Lena dengan gagah berani terus menari “Hedung”. Baginya, tari perang Masyarakat Adonara ini harus terus dilestarikan dari generasi ke generasi. “Kita ingin agar melibatkan semua elemen Masyarakat NTT untuk sama-sama perang melawan kemiskinan dan ketertinggalan NTT,” sebut Melki Laka Lena di Kolilanang.
Sujud di Kaka Tuan Berdiri Wureh
Sebelum tiba di Kolilanang, Melki Laka Lena mengawali rangkaian kegiatan di Adonara di desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat. Melki Laka Lena sujud khsusuk memohon restu dari Tuan Berdiri (Patung Yesus yang wajahnya berlumuran darah dan ayam jago disamping) di kapel Senhor, Desa Wureh.
Tiba di Kapel Senhor, Melki Laka Lena dan rombongan diterima oleh pengurus kapel Senhor dengan sapaan adat Adonara. Melki Laka Lena diperkenankan masuk dan berdoa di Kapel Senhor.
Usai melakukan doa di Kapel Senhor, Melki Laka Lena dan rombongan menemui masyarakat kampung Wureh yang telah menanti. Melki Laka Lena yang sudah kesekiaan kalinya datang ke kampung Wureh ketika Semana Santa, disambut akrab oleh masyarakat kampung Wureh. Bahkan, tuan tanah kampung Wureh, Frans Umbu Fernandez, rupanya sudah sangat akrab dengan Melki Laka Lena.
“Abang Melki (sapaan akrab Emasnuel Melkiades Laka Lena) tidak perlu berkampanye, datang menyapa saja, sudah cukup, serta menyampaikan harapan, agar nanti setelah pemilihan Gubernur NTT, bisa datang kembali ke kampung Wureh untuk mengadakan syukuran, dan sebagai tuan tanah, saya siap sapi satu ekor,” kata Frans Umbu Fernandez.
Melki Laka Lena mengatakan, Desa Wureh merupakan desa Wisata Religi Umat Katolik Flores Timur. Ia mendorong dan mendukung masyarakat Desa Wureh untuk lebih kreatif dalam melihat peluang wisata ini dengan membuat sovenir untuk para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wureh. Karena menurut pengakuan pengelola wisata ini, tiap tahun ada 600 lebih wisatawan yang mengunjungi Desa Wurah di luar Prosesi Semana Santa.
Pada kesempatan tersebut, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengajak masyarakat kampung Wureh untuk bernyanyi bersama, mengucapkan terima kasih kepada para Presiden RI yang masih hidup diantaranya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarno Putri, dan Joko Widodo. Juga secara khusus mengucapkan selamat bekerja dan selamat ulang tahun ke – 73 bagi Presiden terpilih Prabowo Subianto. */)Laurens Leba Tukan/Ian Amalo