Ody Kalake “Karantina” Para Pemegang Saham Jelang RUPS Bank NTT

4390
Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank NTT Ayodhia G. L. Kalake bersama para pemegang saham yaitu Bupati dan Penjabat Bupati/Walikota di Jakarta. Foto: tiktokHumasPemdaAlor

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – PT Bank Pembangunan Daerah/BPD (Bank NTT) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (8/5/2024) besok.

Beberapa hari menjelang pelaksanaan RUPS/RUPSLB yaitu pada Sabtu (6/5/202), Penjabat Gubernur NTT, Ayodhya G.L. Kalake atau yang akrab disapa Ody Kalake rupanya punya skenario terselubung. Kuat dugaan, Ody Kalake “mengkarantinakan” para pemegang saham yang merupakan para Bupati, Penjabat Bupati dan Penjabat Walikota Kupang di Jakarta.

Dilansir dari victorynews.id, rumor-rumor yang selama ini bertebaran di publik bahwa diduga Penjabat Gubernur NTT Ayodhia GL Kalake “punya skenario lain” dengan PT Bank NTT, tampaknya mulai terkuak.

Belum usai ‘drama tarik ulur’ pemberian izin prinsip Kerja Sama KUB Bank NTT dengan Bank DKI,  rencana menempatkan Sekda NTT Kosmas Damianus Lana sebagai Komisaris Bank NTT, kini sudah muncul hal baru.

Senin (6/5/2024) malam, muncul informasi bahwa Ayodhia Kalake dan Kosmas Damianus Lana  mengumpulkan para penjabat Bupati dan Penjabat Wali Kota Kupang, serta sejumlah Bupati dalam satu arena.

Arena itu bernama; Kunjungan Kerja ke kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marivest).

Informasi yang dihimpun menyebutkan, setelah para penjabat mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (6/5/2024), dilanjutkan dengan kunker ke Kantor Kemenko Marivest.

Dalam arena tertutup tersebut, Pj Gubernur memberikan arahan dan masukan-masukan kepada para Penjabat bupati dan Pj Wali Kota. Salah satu arahan yang diberikan adalah soal rencana RUPS dan RUPS LB Bank NTT, Rabu, (8/5/2024) besok.

Diduga, arahan yang dimaksud adalah rencana pergantian Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Bank NTT saat RUPS-LB nanti. Disebut-sebut, cara yang akan diambil adalah melalui voting terbuka. Alias siapa yang setuju dilakukan pergantian, supaya berdiri.

Masih menurut sumber, setelah melakukan “pertemuan kecil” dengan para penjabat, malam itu juga dilakukan pertemuan dengan  Kosmas Lana.  Tidak diketahui pasti, isi pertemuan itu.

Apakah masih terkait rencana menempatkan Kosmas Lana sebagai Komisaris Utama Bank NTT, hanya Tuhan yang tahu!.  Namun, Ayodhia Kalake sukses menempatkan Asisten II Setda sebagai Komisaris Utama PT Jamkrida NTT dalam kasus RUPS yang digelar 7 Maret lalu.

Ambisi Posisi Komut

Informasi soal Kosmas Lana ingin menjadi Komut Bank NTT, bukan lagi rahasia, karena sudah menyebar beberapa pekan setelah Ayodhia dilantik menjadi Pj Gubernur NTT, 5 September 2023 lalu.

Dari informasi lain yang diperoleh victorynews.id menyebutkan bahwa belakangan terungkap bahwa rencana itu mendapat penolakan dari OJK karena dua alasan.

Pertama Kosmas tak punya sertifikat kompetensi keuangan, sehingga harus segera belajar dan ikut ujian. Setelah itu, peraturan juga mewajibkan Kosmas harus memilih antara Sekda atau Komut Bank NTT, karena tidak bisa dirangkap.

Disebut pula bahwa dalam pertemuan di salah satu restoran di Kota Kupang,  Ayodhia Kalake menyampaikan keinginannya agar ada perwakilan Pemerintah Provinsi NTT dalam pengurus Bank NTT.  Alasannya, karena dia tidak pernah mendapat laporan dan komunikasi dengan Bank NTT.

Bungkam

Ayodhia Kalake dan Kosmas Lana, selalu bungkam ketika ditanya wartawan soal rumor cawe-cawe keduanya dalam polemik Bank NTT maupun PT Jamkrida NTT.  Terakhir, usai menghadiri peringatan Hari Pendidikan Nasional di alun-alun IH Doko, Kamis (2/5/2024), Ayodhia dan Kosmas memilih bungkam.

Awalnya Ayodhia masih merespon pertanyaan wartawan terkait permasalahan pendidikan di NTT, namun setelah wartawan menanyakan perihal kerja sama antara Bank NTT dan Bank DKI, Ayodhia tidak merespon dan langsung bergegas masuk ke mobil.

Begitu pun Kosmas Lana yang ketika diwawancarai usai upacara, awalnya masih merespon pertanyaan wartawan terkait Hari Pendidikan Nasional, namun ketika wartawan mulai menanyakan tentang Bank NTT dan Jamkrida, Kosmas menolak untuk menjawab dan ia menyebut hanya berkenan menjawab seputar Hari Pendidikan Nasional saja.

Padahal, setelah itu, Kosmas masih menjawab pertanyaan di luar Hari Pendidikan Nasional, yakni terkait ASN yang maju dan mendaftar sebagai bakal calon gubernur. Setelah menjawab itu, Kosmas langsung menaiki mobilnya yang sudah siap pergi. *VN/LLT

Center Align Buttons in Bootstrap