Garuda Muda Pantang Remehkan Jordania

79
Para pemain tim Indonesia U-23 berebut bola dengan pemain Australia pada laga Grup A Piala Asia U-23 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Kamis (18/4/2024). Indonesia menang dengan skor 1-0. Foto: Humas PSSI

DOHA,SELATANINDONESIA.COM – Tim Indonesia U-23 bertekad kalahkan Jordania pada laga pamungkas Grup A Piala Asia U-23 2024. Laga hidup mati untuk Garuda Muda akan tersaji Minggu (21/4/2024) pukul 22.30 WIB, di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar.

Kendati hanya butuh satu poin untuk melaju ke perempat final, skuad Timnas Indonesia berambisi untuk menutup fase gugur dengan raihan kemenangan.

Setelah menjalani pertandingan kedua, Indonesia menjadi tim dengan probabilitas paling besar untuk menjadi tim kedua lolos ke fase gugur dari Grup A. Anak asuhan Shien Tae-young wajib menentukan nasib diri sendiri untuk mendampingi Qatar, tim tuan rumah, menuju babak delapan besar.

Garuda Muda hanya perlu mendapatkan satu poin lagi atau hasil imbang saat menghadapi Jordania. Dengan koleksi empat poin, posisi Indonesia di peringkat kedua tidak akan tergoyahkan.

Meskipun Australia bisa mengalahkan Qatar, Minggu, di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan, sehingga menutup babak penyisihan dengan empat poin pula, Indonesia tetap akan mengunci posisi runner-up Grup A karena keunggulan head-to-head dengan ”Olyroos”, julukan tim Australia U-23.

Meski begitu, Shin tidak mau skuadnya hanya mengejar target minimal untuk bisa menembus babak gugur pada partisipasi debut di Piala Asia U-23. Juru taktik asal Korea Selatan itu ingin Ernando Ari dan kawan-kawan terus menunjukkan peningkatan performa dan hasil setelah mengemas kemenangan atas Australia, Kamis (18/4/2024).

”Kami akan berusaha memperbaiki dan mengembalikan level permainan kami. Saya yakin kami akan menampilkan permainan yang bagus saat melawan Jordania,” tutur Shin, Sabtu (20/4/2024) dilansir dari KOMPAS.ID

Keyakinan Shin itu bukan sekadar isapan jempol belaka. Ia telah mempersiapkan dengan maksimal menghadapi tim-tim Timur Tengah yang selama ini kerap menjadi momok Indonesia di semua level tim. Hal itu ditunjukkan dengan mengadakan dua gim uji coba menghadapi tim Jazirah Arab, yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, pada masa pemusatan latihan jelang Piala Asia U-23 2024 di Dubai, UEA, awal April lalu.

Shin mengakui dua laga ekshibisi itu dimaksudkan untuk mempersiapkan diri menghadapi dua rival di Grup A, Qatar dan Jordania. Selain telah mempersiapkan pendekatan taktik anak asuhannya, Shin juga telah menugaskan tim analisis Indonesia U-23 untuk mengamati dua pertandingan Jordania di Grup A ketika menghadapi Australia dan Qatar.

”Saya telah memiliki tim untuk mengenal permainan mereka (Jordania). Saya juga akan mengamati dua pertandingan mereka, lalu mempersiapkan tim sesuai dengan petunjuk yang kami dapatkan tentang kekuatan mereka,” tutur Shin.

Peningkatan

Walaupun lebih diunggulkan, Indonesia juga patut mengantisipasi kebangkitan Jordania yang baru mengemas satu poin dari dua laga. Kans Jordania melaju ke fase gugur belum sepenuhnya tertutup. Jika bisa mengalahkan Indonesia, di laga lain Australia gagal menang atas Qatar, maka Jordania yang bakal mendampingi Qatar ke perempat final.

Dalam dua pertandingan yang telah dijalani, Jordania yang berjuluk ”Sang Kesatria” juga telah menunjukkan peningkatan performa. Terutama, mereka telah bisa menjalankan taktik untuk bermain aktif dengan penguasaan bola lebih dominan.

Jordania tumbang 1-2 dari Qatar, tetapi mereka tampil lebih superior dalam penguasaan bola. Atensi Pelatih Jordania U-23 Abdallah Abu Zema agar anak asuhannya meningkatkan permainan bola-bola pendek ditampilkan dengan koleksi 489 operan. Jumlah itu meningkat dari 233 operan ketika mereka menahan Australia tanpa gol di gim pembuka.

Selain kuantitas, kualitas operan pemain Jordania pun meningkat pesat. Dari hanya mencatatkan tingkat akurasi operan 55 persen ketika menghadapi Australia, Sang Kesatria menciptakan 80 persen operan akurat saat menghadapi tim tuan rumah.

”Kami mendapatkan kekalahan yang tidak pantas. Kami mendominasi, menciptakan peluang, tetapi kami tidak beruntung menghadapi Qatar,” tutur Abu Zema.

Abu Zema pun menjanjikan performa dominan yang serupa di laga melawan Qatar ketika jumpa Indonesia. ”Harapan kami untuk lolos masih ada. Indonesia adalah tim yang sulit dihadapi, maka kami harus melakukan yang terbaik untuk menjaga semangat, fokus, dan komitmen,” ujar Abu Zema, eks gelandang tim nasional Jordania periode 1996-2004.

Lebih kuat

Selain bekal kemenangan krusial atas Australia, Indonesia juga akan tampil lebih kuat di lini tengah seiring kembalinya gelandang bertahan, Ivar Jenner, setelah jalani hukuman kartu merah saat menghadapi Qatar. Ivar memiliki kemampuan untuk menjaga tempo permainan dan menghadirkan umpan-umpan terobosan yang akurat.

Pemain Jong Utrecht itu berpeluang berduet dengan Nathan Tjoe-A-On yang tampil apik di laga melawan Australia. Kehadiran Ivar dan Nathan akan membuat Marselino Ferdinan bisa kembali menempati posisi penyerang sayap kiri. Meski berposisi murni di jantung permainan, Marselino sering pula mendapat kepercayaan bermain di sisi kiri luar karena kemampuannya melakukan improvisasi pergerakan individu dengan dribel.

Selain itu, bek asal Cerezo Osaka, Justin Hubner, juga sudah bisa tampil sejak sepak mula di laga melawan Jordania. Pada laga melawan Australia, Justin turun di pertengahan babak kedua meski tidak sempat jalani pemanasan di awal laga karena telat tiba di Qatar usai jalani perjalanan dari Jepang.

Justin bisa menempati salah satu tempat di skema trio bek tengah. Namun, seiring performa kokoh, trisula bek yang diisi Rizky Ridho, Muhammad Ferrari, dan Komang Teguh, Shin bisa menempatkan Justin sebagai gelandang bertahan bersama Ivar. Dengan kondisi itu, Nathan akan bermain sebagai bek sayap.*/KOMPAS.ID

Center Align Buttons in Bootstrap