TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Warga masyarakat Nusa Tenggara Timur khususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) NTT II yang meliputi Sumba, Timor, Sabu dan Rote Ndao kecewa berat dengan sikap politik Ratu Ngadu Bonu Wulla yang mendadak mundur dari caleh DPR RI partai NasDem. Pengunduran diri tersebut sontak menggetarkan jagad politik tanah air. Bahkan sikap politik itu dinilai telah menggores luka politik bagi warga yang telah memilihnya dengan ikhlas saat Pileg 14 Februari 2024 silam.
Pasalnya, Ratu Wulla berhasil mendulang suara signifikan mencapai 73 ribu lebih mengungguli caleg lain di internal NasDem. Kekecewaan tersebut diluapkan dalam bentuk aksi pembakaran 73 ribu lilin di Lapangan Galatama, Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Minggu (17/3/2024) besok.
“Kami akan adakan aksi masa pembakaran 73 ribu lilin dan doa untuk Ibu Ratu Wulla, besok Minggu di Lapangan Galatama Kota Tambolaka,” sebut Ketua Korlap Aliansi Rakyat Sumba Pejuang Demokrasi, Andreas B. Dadi kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (16/3/2024).
Andreas menyebut, tujuan utama digelarnya aksi pembakaran 73 ribu lilin dan doa bersama itu untuk mendesak pimpinan Partai NasDem agar menarik kembali surat pengunduran diri Ibu Ratu Wulla dari KPU Pusat. “Kami mendesak Pak Surya Paloh untuk menarik kembali surat pengunduran diri Ibu Ratu Ngadu Bonu Wulla, STÂ karena bagi kami, Ibu Ratu adakah sosok mama, ibu dan saudari kami masyarakat Sumba karena sosoknya sangat langkah yang selalau melayani takyat tanpa henti,” sebut Andreas.
Menurut dia, pengunduran diri Ratu Wulla membawa duka mendalam bagi masyarakat NTT khususnya di Sumba Raya. “Kami tidak tahu apa yang terjadi di Jakarta. Sehingga untuk mengibati hati masyarakat Sumba yang sedang berduka, maka kami akan menggelar aksi bakar 73 ribu lilin dan doa bersama untuk Ibu Ratu Wulla. Dan 73 ribu lilin ini menggambarkan ungkapan hati masyarakat Sumba dan NTT. Hanya ini yang kami bisa lakukan kareja kami tidak punya daya untuk melawan elit di Jakarta,” ujarnya.
Ia menargetkan bakal hadir 1000-2000 masa yang ikut dalam aksi pembakaran 73 ribu lilin dan doa bersama untuk Ibu Ratu Wulla. Bahkan ia menegaskan bahwa aksi yang digelar itu diluar pengetahuan Ibu Ratu Wulla. “Ini murni inisiatif kami masyarakat Sumba Barat Daya sebagai pendudung setia Ibu Ratu, dan tanpa dorongan dari manapun termasuk dari Ibu Ratu,” tegasnya.***Laurens Leba Tukan