Petrus Selestinus Nilai Roby Idong Tidak Layak Dicalonkan di Pilkada Sikka 2024

193
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo atau akrab disapa Roby Idong

JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Koordinator Tim Penegak Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menilai, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo atau akrab disapa Roby Idong tidak layak lagi dicalonkan kembali pada Pilkada Sikka tahun 2024. Pasalnya ia menilai Robi Idong tergolong bukan kader murni PDI Perjuangan Sikka.

“Dia masuk PDI Perjuangan setelah terpilih menjadi Bupati Sikka 2018. Sebagai kader karbitan, Robi Idong dinilai tidak layak untuk dicalonkan kembali sebagai Bupati Sikka pada Pilkada 2024, karena terdapat  dosa asal bawaan lahir yaitu “sifat congkak” yang bakal mengganjal pencalonannya,” sebut Petrus Selestinus dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com, Sabtu (24/6/2023).

Petrus mengatakan, jika PDI Perjuangan ingin menang pada Pilkada Sikka 2024, maka pilihan sikap yang tepat adalah tinggalkan Roby Idong. “Kembalikan Alex Longginus kader “tulen” PDI Perjuangan untuk memimpin dan membangun kembali PDI Perjuangan Sikka yang sudah hancur berantakan dibuat RobiyIdong, kader karbitan yang tidak paham tentang visi misi dan suasana kebathinan PDI Perjuangan,” tegas Petrus.

Ia merincikan, ada 7 (tujuh) karakter buruk Roby Idong akibat dosa asal bawaan lahir, yaitu sifat “congkak” yang bakal mengganjal perjalanan politiknya di PDI Perjuangan diantarnya;

  1. Karakter “preman” (menerapkan premanisme dalam tatakelola pemerintahan di Sikka).
  2. Memiliki kepribadian ganda.
  3. Gaya kepemimpinan one man show.
  4. Rendah kapasitas dan tanggung jawab.
  5. Karakter mythomania (suka berbohong).
  6. Mudah ingkar janji.
  7. Psikopat (tidak memiliki rasa menyesal dan bersalah).

Petrus juga membeberkan bukti-bukti kencongkakan. Disebutkan, beberapa contoh kasus bisa diangkat sebagai bukti atau setidak-tidaknya sebagai indikator kecongkakan Robi Idong, antara lain :

  1. Robin Idong menghasut Ketua DPRD untuk duel dengan anggota DPRD saat sidang DPRD Kabupaten Sikka 17/2/2022.
  2. Tiga orang Satpol PP dipukul oleh Roby Idong di kediaman pribadinya pada 24/3/2021.
  3. Pengawas bangunan nyaris ditendang saat meninjau Puskesmas di Waigete pada 24/6/2021.
  4. Pada 20/6/2023, melarang Joni Nura, wartawan NMC Group untuk mengambil video hingga terjadi adu mulut dan menjadi viral.
  5. Disoraki sebagai Bupati pembohong karena tidak memenuhi janji kampanye 100 hari usai terpilih jadi Bupati untuk menyelesaikan masalah tanah ex HGU Patiahu.
  6. Puluhan Proyek mangkrak, termasuk Jaringan Air Bersih IKK Kecamatan Paga Mata Air Ijukutu senilai Rp. 4.205.065.378,- dll.
  7. Janji membangun Menara St. Paulus Yohanes II di Satadion Samador di Sikka, di hadapan Uskup, Pimpinan DPRD Sikka dan Umat Katholik, dengan modus groundbreaking, namun diingkarinya tanpa merasa berdosa.

Tidak Nampak Watak Kader PDI Perjuangan

Disebutkan Petrus, dari rentetan 7 (tujuh) karakter buruk yang dirangkum dari berbagai peristiwa selama Robi Idong menjadi Bupati Sikka, terlebih-lebih setelah menjadi kader PDI Perjuangan, muncul watak asli Roby Idong yang congkak yang dipertontonkan secara liar tanpa rasa malu dan bersalah.

“Timbul pertanyaan, apakah Roby Idong sedang mengidap “kepribadian ganda” dan apakah PDI Perjuangan tidak melalukan test kepribadian ketika Robi Idong masuk menjadi anggota dan diposisikan sebagai kader PDI Perjuangan tanpa proses pendidikan kader, karena itulah Robi Idong disebut kader karbitan,” sebut Petrus.

Ia menambahkan, kecongkakan Roby Idong juga berdampak buruk pada pembangunan Menara Lonceng St. Yohanes Paulus II di Stadion Samador.

“Di situ Roby Idong hanya sebatas melakukan groundbreaking pada 2/2/202, mengundang Pimpinan Gereja, Pimpinan DPRD Sikka dan Tokoh Masyarakat Sikka, namun kehadiran tokoh-tokoh itu hanya dimanfaatkan untuk melegitimasi dusta yang dipamer, hingga Robi Idong dijuluki sebagi sedang tipu Tuhan,” katanya.

Ia menambahkan, begitu pula mengenai puluhan proyek mangkrak di Kabupaten Sikka selama era Robi Idong. “Rasa-rasanya uang rakyat hanya dihamburkan untuk kepentingan lain di luar tujuan membangun Sikka, tanpa ada jaminan bahwa proyek yang mangkrak itu akan dilanjutkan pekerjannya hingga akhir masa jabatannya,” ujar Petrus.

BPK Audit Robi Idong

Petrus mengeaskan, pada tahap ini masyarakat Sikka harus mendesak BPK RI untuk segera mengaudit investigatif secara menyeluruh proyek-proyek yang mangkrak, guna memastikan berapa kerugian negara yang ditimbulkan. “Apakah ada peristiwa pidana korupsi di dalamnya dan apakah Robi Idong dan kroni-kroninya dapat dimintai pertanggung- jawaban pidana atau tidak,” katanya.

Disebutkan, banyak pemimpin daerah yang membuat peristiwa di daerahnya menjadi viral, namun yang jadi viral itu tentang prestasi membanggakan dari Bupatinya. “Bukan sebaliknya berita viral karena arogansi, kecongkakan, dusta dan perilaku tercela lainnya sebagaimana yang dipertontonkan oleh Robi Idong selama 5 tahun memimpin Sikka,” katanya.

Petrus mengatakan, peristiwa memalukan terbaru adalah pada 20/6/2023, ketika warga dari Suku Soge dan Suku Goban menggelar aksi demo di lokasu eks HGU di Patiahu, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka. Saat itu kata Petrus, kedatangan Robi Idong bersama keluarga dengan angkuhnya itulah yang memancing emosi dan amuk warga Suku Soge dan Suku Goban. Karena Robi Idong datang bukan membawa “solusi” tetapi menjadi “biang” masalah.

“Warga Suku Soge dan Suku Goban masih terngiang-ngiang meningat janji palsu Robi Idong yang waktu kampanye bahwa dirinya akan menyelesaikan kasus tanah ex. HGU milik Gereja yang bermasalah dengan kedua suku itu, hanya dalam waktu 100 hari setelah terpilih jadi Bupati, namun tidak dipenuhinya,” ujar Petrus.

Kepemimpinan Decisit Kapasitas.

Petrus mengatakan, kehadiran Robi Idong di ruang publik saat aksi demo massa, justru memancing emosi warga hingga diteriaki pembohong. “Itulah yang membuat naluri wartawan NMC Group, Joni Nura arahkan kamera shooting ke Robi Idong saat masih di dalam mobil. Dan Robi Idong memberi reaksi congkak melihat Joni Nura dengan sapaan “kau”, tanpa adab, tanpa mengindahkan sopan santun sebagai rasa hormat terhadap sesama dan pers,” katanya.

Dikatakan Petrus, kehadiran Joni Nura dari NMC Group dkk. dari Media di TKP,  jelas karena di mata masyarakat, Wartawan sebagai salah satu profesi yang dilindungi UU dan menjadi ujung tombak dalam perjuangan. “Bukan wartawan preman, karena itu siapapun dia harus hormati wartawan. Robi Idong, seharusnya ingat bahwa dirinya tidak lebih hebat dari wartawan Joni Nura dari NMC Group terutama soal tanggung jawab profesi,” katanya.

“Di sinilah nampak betapa terjadi devisit wibawa dan devisit kapasitas Robi Idong sebagai Bupati Sikka yang nampak berada di titik nadir. Dia tidak tahu di mana dia berada dan mau melalukan apa termasuk ketika berada di lokasi Patiahu.,” ujarnya.

Ia menambahkan, Robi Idong datang dalam urusan dinas. “Tetapi untuk apa bawa istri dan anak ikut serta dalam setiap urusan dinas Bupati. Apakah di Patiahu ada undangan pesta sehingga sekalian mau pamer kecongkakan. Inilah ciri kepribadian ganda, ciri devisit wibawa dan devisit kapasitas Robi Idong,” pungkas Petrus yang juga Advokad Perekat Nusantara ini.

Bupati Roby Idong: Saya Tidak Pernah Lawan Pak Petrus Selestinus

Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo atau akrab disapa Roby Idong yang dihubungi SelatanIndonesia.com enggan berkomentar banyak atas penilaian Petrus Selestinus.

“Tidak perlu balas, periksa garis tangan masing-masing. Berbuat baik sajalah kepada setiap orang dan mahkluk hidup lainnya Berdoa dan selalu memuliakan Tuhan. Mengampuni dan mengasihi semua lawan politik,” ujar Bupati Sikka Roby Idong lewat pesan WahtsApp.

“Saya tidak pernah lawan kepada Pak Petrus Selestinus karena saya mengasihi beliau,” tambah Bupati Roby Idong. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap