Kolaborasi dengan Bank NTT, Gubernur Laiskodat Launching Training 3.000 Peserta Program Vokasi ke Jerman

278
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (kedelapan dari kiri) saat melaunching Training Bahasa Jerman bagi 3.000 lulusan SMA/SMK se-NTT untuk program vokasi ke Jerman, Rabu (24/5/2023) di halaman SMKN 4 Kupang. Foto: SelatanIndonesia.com/AditAdu

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Impian 3.000 anak muda NTT yang mengikuti program vokasi ke Jerman kini terwujud sudah. Semangat kolaborasi antara Pemerintah Provinsi NTT dengan Bank NTT mulai memasuki tahapan training Bahasa Jerman.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, secra resmi melaunching Training Bahasa Jerman bagi 3.000 lulusan SMA/SMK se-NTT untuk program vokasi ke Jerman, Rabu (24/5/2023) di halaman SMKN 4 Kupang. Gubernur Laiskodat tidak saja menekankan pentingnya penguasaan bahasa melainkan spirit menjaga integritas serta kerja keras dalam mengikuti program ini. Ia juga menekankan spirit kolaborasi antara semua pihak dalam menyukseskan program tersebut, termasuk kemitraan dengan Bank NTT yang mendukung dalam sektor pembiayaan.

“Hari ini kita ada disini untuk kita launching program anak-anak ke Jerman. Jadi tidak saja anak-anak tamatan SMA/SMK melainkan yang sudah habis kuliah dan nganggur, silahkan. Bisa jalan. Kita siapkan Bank NTT, Pak Dirut (Harry Alexander Riwu Kaho) ada disini karena ini sebuah strategi ekosistem. Ekosistem untuk mengatur anak-anak yang tidak sanggup itu dapat ditanggung dengan paket tanpa anggunan di bank. Begitu kan Pak Dirut,” sebut Gubernur Laiskodat.

Hadir saat itu, staf khusus Gubernur bidang Pendidikan Prof. Willy Toisuta dan Prof Fred Benu, Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Kepala Dinas Penidikan NTT Linus Lusi serta unsur Forkopimda NTT. Hadir pula  hampir seluruh kepala SMA/SMK di Kota Kupang juga ratusan siswa perwakilan sekolah.

Gubernur Laiskodat menyebut, Pemprov NTT mendorong ekosistem seperti ini, karena melihat adanya sebuah kekuatan besar jika spirit kolaborasi yang dikedepankan dalam program ini.

“Kolaborasi juga di sektor pertanian. Kita siapkan bibit, lahan, pembiayaan, asuransi disiapkan begitu juga Pemda, penyuluh. Tidak akan gagal karena ada kolaborasi semua pihak disana. Kerja-kerja ini akan berhasil jika ada kerja kolaborasi. Pemerinth provinsi juga bekerjasama dengan Global Katalyst, ada Prime Education yang menyiapkan anak-anak dari sisi SDM, ada orang tua yang ikut mempersiapkan anak-anak serta Bank NTT dalam menyiapkan modal,” ujar Gubernur Laiskodat yang sangat berterimakasih atas langkah awal ini.

“Dimana-mana baru memulai langkah awal itu susah. Setelah itu gampang. Karena itu jangan menyerah. Langkah pertama adalah langkah paling sulit. Mereka yang punya keberanian adalah mereka yang mau sukses. Yang penakut itu biasanya baru mau ikut setelah yang lain sukses. Begitu mereka nyusul, yang lain sudah berjalan jauh tinggalkan dia. Penakut tidak bisa jadi pemimpin. Makanya pesan presiden, cari yang berani,”tambahnya. Sementara kepada para siswa yang sebentar lagi lulus, dia berpesan untuk harus siap untuk meninggalkan zona nyaman.

“Kalian yang akan berangkat itu tidak akan gampang. Saya juga punya pengalaman. Kalian akan mengalami banyak masalah. Keiasaan hidup dengan bapa, mama, setiap bangun pagi cium bapa mama, sudah tidak akan ada lagi. Kau harus bangun mandiri, berjuang dalam kesakitanmu disana. Kamu harus bangun hidupmu sendiri. Bangun pagi-pagi. Orang Jerman itu sangat berdisiplin. Satu-satunya bangsa di dunia, yang menerapkan disiplin luar biasa. Kamu akan berada di sebuah negara yang sangat disiplin. Dia akan ngomong apa adanya. Mereka to the point. Mereka sangat rasional dalam membangun relasi sosial. Saya harapkan kalian harus bangun lebih pagi. Dulu saya benci setengah mati sama bapak saya, jam 04.30 sudah harus bangun, kalau tidak dapat (dipukul menggunakan, Red) ekor Pari. Saya sekarang berterimakasih atas didikan mereka itu,” ujarnya.

Gubernur Laiskodat juga berpesan agar guru tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak. Kepada orang tua juga dipesan untuk jangan selalu menelfon anak melainkan membiasakan mereka hidup mandiri.

“(Anak-anak) Kalian mendapatkan kesempatan emas yang tidak dimiliki oleh semua orang. Berangkat dibiayai oleh pemerintah, diatur dengan strategi agar kalian menikmati masa depan yang lebih baik. Saya titip pesan, ini rambu-rambunya. Jatuh cinta boleh, tapi ingat tugasmu. Kalian dikirim ke sana untuk belajar, bekerja dan mendapatkan pengalaman. Selamat kepada anak-anakku yang punya niat dan semangat untuk berjuang. Kita akan liat di lapangan siapa yang terpanggil sungguh-sungguh untuk merubah dirinya, keluarganya serta membangun bangsa dan negara,” katanya.

Indra Irawan yang mewakili Prime Education saat itu mengucapkan terimakasih kepada seuruh pihak yang mendukung program Ausbildung di NTT. “Ini suatu hal yang membanggakan. Saya dikirim kesini untuk mensupport program ini dengan harapan dapat membantu pembangunan Provinsi NTT. Kita sudah berdiri kurang lebih 17 tahun dan telah mengirim lebih dari 3.000 mahasiswa dari Indonesia untuk study ke berbagai negara. Prime education adalah mira ekslusif Global Katalyst. Prime yang akan memfasilitasi pembelajaran Bahasa Jerman mulai dari penyediaan guru, sampai pada pembelajaran Bahasa Jerman yang diterima oleh peserta, selama 1.000 jam,”tegas putra NTT asal Desa Lamahala Jaya Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur ini. Prime Education juga menurutnya menyiapkan test centre di NTT sehingga dapayt memudahkan peserta saat mengikuti ujian level B1 uni Eripa, dimana peserta tidak lagi harus berangkat ke Jawa untuk mengikuti ujian tersebut.

Kepala SMKN 4 Kupang, Semy Ndolu selaku ketua panitia melaporkan Program ini diberinama Ausbildung (Program vokasi dan training industri), dan lokasi program ini yakni pertama Training Bahasa Jerman, pelatihan Softskill dan budaya kerja di Nusa Tenggara Timur dan kedua, Pendidikan Vokasi dan Training Industri di Jerman dengan pola On The Job Training. Sementara lembaga penyelenggara training Bahasa Jerman, yakni oleh Prime Education Yogyakarta yang merupakan mitra ekslusif Global Katalyst e.V.

Maksud dan tujuan training bahasa ini yakni menyiapkan para calon azubi untuk memiliki kemampuan Bahasa Jerman hingga level intermediate mengingat kemampuan bahasa menjadi syarat utama dalam mengikuti program Ausbildung di Jerman.

“Peserta program, adalah lulusan SMA/SMK/sederajat yang berusia 18-35 tahun. Ditargetkan dua tahun kedepan menyerap sebanyak 3.000 orang. Setiap bulan akan ada penerimaan peserta baru tanpa batasan waktu pendaftaran. Setiap kelas maksimal 36 ortang sehingga setiap tahun ditargetkan sebanyak 42 kelas. Peserta tahap 1 saat ini sebanyak 62 orang (laki-laki 31 orang dan perempuan 31 orang) yang berasal dari Kota Kupang, TTS, Belu, SBD dan Flotim,” tegas Semi Ndolu.*/)AditAdu/KN

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap