Tentang Kota Kembar Larantuka dan Ourem/Fatima

513
Kiri: Prosesi Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Kanan: Devosi kepada Bunda Maria di Ourem/Fatima, Portugal. Foto: IDN Times

Oleh Flori Jaling, SVD

Sejak ditandatanganinya kesepakatan antara Paulo Fonseca, Wali Kota Ourém di Portugal dan Yoseph Lagadoni Herin, Bupati Flores Timur, pada tanggal 21 Mei 2011, Larantuka resmi menjadi salah satu sister city-nya kota Ourém di Portugal. Selain Larantuka, kota yang terletak di Provinsi Beira Litoral ini juga menjalin kerja sama dengan beberapa kota di berbagai negara seperti Alttoting di Jerman, Czestochowa di Polandia, Le Plessis-Trévise di Prancis, Monapo di Mosambik, São Filipe di Cape Verde dan Pitesti di Rumania.

Ourém adalah sebuah kota peninggalan abad pertengahan. Resmi menjadi sebuah kabupaten sejak tahun 1180 dengan ibu kotanya Vila Nova de Ourém. Nama ini kemudian dipersingkat dengan sebutan Ourém. Kabupaten dengan luas wilayah 416,68 km persegi ini terletak di distrik Santarém dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 44.576 jiwa, menurut sensus tahun 2021.  Sejak tahun 2022, Kabupaten Ourém berada di bawah pimpinan Luís Miguel Marques Gossinho Coutinho Albuquerque. Kabupaten ini memiliki dua kota besar yakni Ourém sendiri dan Fátima, serta 13 kelurahan.

Religiositas Penduduk

Sejak awal berdirinya, penduduk di Ourém, sebagaimana orang Portugis pada umumnya, memiliki kehidupan religius yang tinggi. Penyebaran agama Katolik terjadi secara berkala mulai dari Utara Portugal hingga ke Selatan. Penyebaran ini ditandai oleh “pengusiran” orang Moor (Os mouros) dari seluruh teritori Portugal termasuk di wilayah Ourém. Orang Moor adalah sebutan yang diberikan oleh orang Kristen kepada mereka yang berketurunan Arab, yang mana pada abad VIII hingga abad XV menguasai Peninsula Iberia. Mereka ini berasal dari Afrika Utara dan hampir semuanya menganut agama Islam. Bisa ditafsir bahwa jauh sebelum agama Katolik masuk, religiositas orang Portugis sudah mendarah daging pada orang-orang asli termasuk Fatimah, yang menurut legenda, adalah anak seorang ulama yang kemudian menikah dengan seorang keturuan raja di wilayah Ourém. Nama Fatima, tempat yang saat ini mendunia sebagai salah satu destinasi ziarah rohani umat Katolik, berasal dari nama perempuan muslim ini.

Kehidupan religius penduduk Ourém terus berkembang ketika agama Katolik menyebar ke seluruh wilayah Portugal. Devosi dan praktek keagamaan lainnya menandai ritme kehidupan penduduk setempat. Dalam perjalan waktu, kehidupan iman di wilayah Ourém bertumbuh semakin kuat seiring dengan beberapa kejadian iman yang menandai waktu dan tempat pada masanya. Jauh sebelum terjadinya penampakan Bunda Maria kepada ketiga gembala cilik, Lucia, Jacinta dan Francisco, pada tahun 1917, sebuah legenda menceritakan bahwa di wilayah Ourém telah terjadi penampakan Bunda Maria kepada seorang tuna wicara pada tahun 1758.

Saat ini, tempat kejadian itu diberi nama “Santuário de Nossa Senhora de Ortiga” yang terletak di wilayah Fatima. Kemudian, pada tahun 1916, tepat setahun sebelum terjadinya penampakan Bunda Maria, ketiga gembala mengalami penampakan Malaikat yang mempersiapkan mereka untuk menerima penampakan Bunda Maria pada tahun berikutnya. Di sini bisa dipahami mengapa sampai hari ini devosi kepada Bunda Maria menjadi tanda kuat perjalanan iman peduduk setempat. Hal ini bisa juga terbaca di dalam diri ketiga gembala yang menyaksikan penampakan Bunda Maria di Cova da Iria, Fatima. Rumusan doa yang mereka lafalkan selama menggembalakan kawanan domba ialah “Bapa kami, Salam Maria, Bapa kami, Salam Maria…” dan rumusan doa ini diulang berkali-kali.

Devosi kepada Bunda Maria

Tradisi dan devosi-devosi di Portugal sudah dihidupi lebih awal jauh sebelum pelayanan berbagai sakramen Gereja. Salah satu devosi yang paling kuat bagi orang Portugis pada umumnya adalah devosi kepada Bunda Maria dari Fatima, terutama lewat doa Rosario dan perarakan Patung Bunda Maria. Devosi ini bertumbuh pesat sejalan dengan kesaksian ketiga gembala cilik yang menyaksikan penampakan Bunda Maria.

Nama Ourém sebenarnya tidak terlalu terkenal seperti kabupaten lain di Portugal kalau tidak adanya kejadian iman tersebut. Sebelumnya, Fatima hanyalah sebuah kampung kecil yang kemudian bertumbuh menjadi kelurahan tersendiri dan belakangan menjadi salah satu kota di samping kota Ourém, ibu kota Kabupaten Ourem.  Nama Fatima terus naik daun seiring dengan meningkatnya jumlah peziarah yang datang dari berbagai belahan dunia. Belakangan ini, Fatima dikenal sebagai “Altar Dunia” dan menjadi salah satu destinasi wisata religius berskala internasional.

Sebagaimana dikutip dari “Diário de Notícias”, salah satu jurnal nasional di Portugal, tertanggal 19 Februari 2017, jumlah peziarah yang datang ke Fatima per tahun ialah enam juta orang.

Di tingkat gerejawi, Ourém adalah bagian dari Keuskupan Leiria. Namun, sejak tanggal 13 Mei 1984, atas kuasa Paus Santo Yohanes Paulus II, nama keuskupan Leiria diubah menjadi Leiria-Fátima. Itu berarti, Fatima menjadi rektorat tersendiri dan bisa dibilang menjadi pusat kegiatan keuskupan di samping Leiria. Saat ini, Fatima menjadi pusat kegiatan rohani, bukan saja untuk penduduk Ourém dan sekitarnya, pun tidak hanya untuk orang-orang Portugis, melainkan untuk semua orang Katolik di seluruh dunia yang menghidupi devosi kepada Bunda Maria. Perayaan iman terbesar di Fatima terjadi pada tanggal 13 Mei, memperingati penampakan pertama Bunda Maria kepada ketiga gembala, dan tanggal 13 Oktober, memperingati penampakan terakhir Bunda Maria di mana Ia memperkenalkan diri sebagai Ratu Rosari dan kemudian pamit kembali ke Surga.

Semana Santa atau Pekan Suci

Semana Santa yang dihidupi dan dihayati saat ini merupakan hasil dari reformasi Konsili Vatikan II dan reformasi Liturgi. Menurut kesaksian beberapa orang tua di tempat saya berkarya, sampai sekitar tahun 1960, orang menghidupi Pekan Suci secara radikal. Orang-orang tidak diperkenankan bekerja di kebun, dilarang bersiul apalagi bersenang-senang. Pengakuan dosa diwajibkan.  Berpantang dan berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung adalah suatu keharusan dan berpantang pada setiap hari Jumat selama masa Pra-Paskah.  Sejak tahun 1960-an, penghayatan Semana Santa difokuskan pada Tri Hari Suci. Tradisi hari Jumat Agung dari periode sebelumnya dilestarikan dan dijadikan hari yang “mistis”.

Sekarang ini, di Portugal, Semana Santa dirayakan secara bervariasi. Masing-masing wilayah atau paroki mempunyai tradisi tersendiri. Yang umum dipraktekkan sampai sekarang ialah mengawali masa tobat pada hari Rabu Abu dengan pantang dan puasa. Hal ini diulang pada hari Jumat Agung. Selama masa Pra-Paskah, masing-masing paroki atau wilayah menggelar apa yang menjadi Tradisi yang diterimanya. Yang paling umum ialah prosesi meriah “Senhor dos Passos” atau prosesi Yesus yang menderita atau jalan salib Yesus. Di beberapa paroki digelar prosesi “Senhora das Dores” atau prosesi Bunda Maria Berduka Cita. Prosesi-prosesi ini dibuat melewati jalan-jalan umum.

Perayaan Tri Hari Suci tetap sama seperti yang diatur oleh liturgi Gereja. Penghayatan hari Jumat Agung hampir sama. Di beberapa tempat, pada hari Jumat Agung digelar prosesi “Senhor da Cana Verde”, mirip dengan prosesi “Senhor dos Passos”, atau dramatisasi kisah sengsara Yesus dalam skala besar. Ada juga prosesi “Silêncio” – Prosesi hening. Di beberapa tempat, setelah digelar prosesi “Senhor dos Passos” disusul dengan prosesi “Enterro do Senhor” atau penguburan Yesus pada Jumat Agung malam.

Tradisi-tradisi ini tetap dijaga sampai sekarang dan bahkan menjadi kebanggaan masing-masing wilayah. Juga menjadi obyek wisata religius. Kemudian, pada hari Paskah, di beberapa tempat digelar prosesi yang dinamamkan prosesi kebangkitan. Prosesi ini mengawali perayaan Ekaristi hari Minggu Paskah. Di bagian Utara Portugal, suka cita Paskah juga ditandai dengan kunjungan wajib pastor paroki ke rumah-rumah umat, didampingi sekelompok orang (DPP, OMK, Ajuda) dengan membawa serta Salib kebangkitan, lalu berdoa dan memberkati setiap rumah dan anggota keluarga yang berkumpul.

Dikutip dari media mingguan on line distrik Santarém “O Mirante”, Semana Santa di Ourém tahun 2023 ini diisi dengan berbagai macam even kultural. Akan digelar berbagai konser musik rohani, koor dan drumband. Even yang paling penting dalam paket Semana Santa tahun ini ditandai dengan prosesi Minggu Palma yang akan disusul dengan digelarnya prosesi “Passos do Senhor” pada hari yang sama, melintasi ruas-ruas jalan kota Ourém itu sendiri. Selanjunya perayaan Tri Hari Suci akan dirayakan seperti biasanya.

Sementara perayaan Semana Santa di tempat penampakan Bunda Maria di Fatima dimulai dengan prosesi dan Misa Minggu Palma, disusul dengan Jalan Salib di tempat yang sama. Hari Minggu Palma akan diakhiri dengan Vesper bersama. Pada hari Kamis Putih, kegiatan dimulai dengan Laudes pada pukul 09.00 pagi, kemudian disusul dengan Misa Malam Perjamuan Terakhir dan diakhiri dengan Tuguran bersama. Pada hari Jumat Agung, Jalan Salib akan dimulai jam 12.00 malam. Jam 09.00 pagi akan diadakan laudes bersama. Pukul 15.00 digelar Ibadat Jumat Agung dan pada pukul 21.00 akan diselenggarakan Jalan Salib di tempat penampakan. Pada hari Sabtu Suci, Laudes bersama dimulai pada pukul 09.00 dan pada pukul 12.00 akan diadakan doa Rosario di Kapela penampakan Bunda Maria. Pukul 15.00 akan digelar doa bersama untuk menghormati Bunda Maria yang kehilangan Puteranya Yesus Kristus. Pukul 17.30 diadakan Vesper bersama dan Misa Malam Paskah akan dirayakan pada pukul 22.00.

Dari Ourém/Fatima ke Larantuka

Salah satu tujuan kesepakatan “sister city” antara Ourém/Fatima dan Larantuka sebagaimana dikutip dari laman “lusa.pt” tertanggal 09 Maret 2014, adalah ingin berbagi pegalaman bagaimana Fatima menarik banyak peziarah agar Larantuka betul-betul bisa menjadi destinasi wisata rohani bukan saja untuk Indonesia tetapi juga untuk negara-negara tetangga bahkan dunia. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Flores Timur. Alangkah baik jika mulai sekarang sumber daya alam dan sumber daya manusia diberdayakan sehingga bisa mencapai cita-cita yang diinginkan.*/)Penulis adalah Rohaniwan Katolik tinggal di Portugal sejak 2002

Center Align Buttons in Bootstrap