KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat soal jam masuk sekolah untuk SMA/SMK yang semula dimulai pukul 05.00 diundur ke pukul 05.30. Perubahan jadwal masuk sekolah tersebut setelah menuai protes dan polemic berbagai kalangan masyarakat yang dikspresikan dalam berbagai bentuk di media sosial.
“Berdasarkan masukan para pengawas kepada Gubernur dan Kepala Sekolah pada hasil sharing pendapat dan rekam jejak akademik, maka diberlakukan jam belajar tambahan. Kebijakan ini disepakati bersama para Kepala Sekolah SMA dan SMK se-NTT melalui penandatanganan Perjanjian Kinerja pada Jumat 24 Februari 2023,” sebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd,.M.Pd didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q. Parera ketika menggelar jumpa pers di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Selasa (28/2/2023).
Jumpa pers tersebut dilakukan untuk menjelaskan kebijakan uji coba jam masuk sekolah untuk SMAN/SMKN di Provinsi NTT. “Pemprov NTT memutuskan Pertama, jam masuk sekolah pukul 05.00 Wita digeser menjadi Pukul 05.30 Wita bagi Siswa/i kelas XII tingkat SMA/SMK pada sepuluh sekolah,” sebut Kadis Linus Lusi.
10 sekolah itu adalah SMAN 1 Kupang, SMAN 6 Kupang, SMAN 2 Kupang, SMAN 3 Kupang, SMAN 5 Kupang, SMKN 5 Kupang, SMKN 4 Kupang, SMKN 3 Kupang, SMKN 2 Kupang dan SMKN 1 Kupang. “Setelah dilaksanakan seleksi, menyisakan dua sekolah unggulan,” ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, Pemprov NTT berkerjasama dengan Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Uiversitas Brawijaya, Universitas Hassanudin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Timor dan Universitas-unversitas swasta lainnya yang ada di Provinsi NTT untuk melakukan bimbingan bagi Siswa/i. “Kita juga menyiapkan siswa/i untuk bisa bersekolah dalam ikatan kedinasan TNI, POLRI. Akan dilaksanakan evaluasi secara terus menerus dengan melibatkan para akademisi, praktisi pendidikan serta tokoh agama,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemprov NTT akan mengatur lebih lanjut segala kebijakan terkait dengan uji coba jam masuk sekolah untuk SMAN/SMKN di Provinsi ini,” kata Linus Lusi.
Kadis Linus Lusi menambahkan, kebijakan-kebijakan ini untuk menciptakan generasi berintelektual dan berkarakter unggul. Disamping itu Pemprov NTT akan berkoordinasi secara terpadu dengan stakeholder agar terciptanya aspek keamanan, ketertiban, layanan transportasi dan penyiapan infrastruktur sekolah.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pada saat membawakan sambutan dalam Pembukaan Persidangan Majelis Sinode GMIT ke-50 di Aula GMIT Centre Kupang pada hari yang sama menyampaikan bahwa kebijakan perubahan jam sekolah merupakan salah satu desain untuk membentuk, melatih, serta memberikan pengajaran dan pendampingan siswa agar mempersiapkan diri dengan baik untuk nantinya dapat melanjutkan pendidikan ke kampus atau perguruan tinggi unggul.
“Dalam rapat saya bersama dengan seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK beberapa waktu lalu, kita dorong agar ada desain baru bagi pendidikan dengan memberikan peningkatan disiplin serta pengembangan pola pengajaran serta pembelajaran juga dengan pendampingan siswa agar mempersiapkan diri dengan baik untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya,” sebut Gubernur Laiskodat.
Dikatakan Gubernur Laiskodat, berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah yang sudah menjalankan kebijakan ini yaitu SMAN 6 Kupang. “Alokasi anggaran 50% dari APBD NTT ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT harus dioptimalkan untuk serius bangun pendidikan kita dalam mencetak generasi unggul. Kita ingin agar ada sekolah dari Provinsi NTT yang bisa masuk 200 sekolah terbaik secara nasional,” jelasnya.
“Terkait keamanan nanti kita koordinasikan dengan pihak kepolisian untuk bantu. Disisi lain juga ada yang tidak menyetujui kebijakan ini. Namun kita lihat bahwa matahari di NTT itu terbit pukul 05.48 dan menurut filosofi untuk langkah awal sesorang agar mampu mempersiapkan diri dengan baik untuk beraktivitas,” tambah Gubernur Laiskodat.
Politisi NasDem ini menambahkan, dalam kebijakan dan berbagai perubahan ataupun terobosan apapun tentu tidak lepas dari polemik serta pro dan kontra namun semuanya dilakukan untuk peningkatan kemajuan pendidikan NTT agar dapat bersaing dalam mencetak generasi unggul.*/)AditAdu/ Fulgensio Nailopo/Trivania Therik
Editor: Laurens Leba Tukan