Respons Pemda Flotim atas Desakan Agus Boli Soal Penerbitan SK Bupati Penanganan Virus ASF Babi Terpadu

298
Agus Boli bersama para petani di Kabupaten Flores Timur. Foto: DokAB

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Wakil Bupati Flores Timur Periode 2017-2022 Agustinus Payong Boli,SH,M.H,M.IP yang juga pengusaha ternak besar di Flores Timur meminta ketegasan Pemda Flotim dalam mengambil tindakan terhadap pemasok wabah ASF Babi di Flores Timur.

Agus Boli yang juga Ketua Himpunan Tani Ternak Flores Timur yang beranggotakan 5000an anggota ini mengingatkan bahwa petani ternak kehilangan puluhan miliard pada tahun lalu akibat pertama kalinya wabah Virus ASF menyerang babi di Flotim. Karena pertama kali makanya belum ada persiapan format penanganan yang efektif.

Kepada SelatanIndonesia.com, Agus Boli mengatakan, kali ini virus yang kembali menyerang babi di Flotim. “Virus ini akan membunuh babi para petani peternak, karena itu harusnya Pemda sudah punya standar baku format penanganan yang efektif melalui Peraturan Bupati atau Keputusan Bupati. Mengingat virus ASF ini epidemik dan menyerang babi dalam hitungan hari, bahkan jam babi langsung mati. Ini kategori masif di semua Flotim maka tidak cukup dengan himbauan kertas dari Dinas terkait tapi harus dengan Dasar Peraturan atau Keputusan Penjabat Bupati yang melibatkan semua stakeholder untuk penanganan terstruktir dan massif,” sebut Agus Boli di Larantuka, Minggu (22/1/2023).

Agus Boli mengatakan, soal anggaran penanganan bisa dipakai pos Anggaran Belanja Tak Terduga di BKAD karena ini bencana wabah ternak masif dan berpengaruh pada perekomian petani ternak.

“Mestinya bentuk Tim penanganan permanen lintas stakeholders seperti Dinas terkait, Camat, Kepala Desa/Lurah, pegiat LSM, peternak, Polisi dan TNI untuk pembatasan pasokan babi penyakitan dari luar dan bila perlu dipidana. Jangan tunggu babi mati baru himbau kubur. Kadis Peternakan buat telaan Keputusan Penjabat Bupati dan kordinasi sesegerah mungkin,” ujarnya.

Agus Boli menyebut, ia sendiri kehilangan 300an ekor babi tahun kemarin akibat virus ASF. Kerugian yang diperkirakannya mencapai Rp 2 Milyard. “Untunnya sebagian besar babinya sudah terjual waktu itu sehingga tidak merugi total. Saya bertenak sejak masih menjabat Anggota DPRD Flores Timur dan konsen bersama petani binaan sayang. Jadi Kadis segerah buat telaan ke Bapa Penjabat Bupati agar petani semua tertolong perekonomiannya. Laporan anggota saya sudah ada ribuan babi yang dipeliara Kembali, dan mereka dalam keadaan cemas karena ASF datang lagi. Semoga tim Pemda bisa atasi sesegerah mungkin,” sebut Pengacara pada Law Firm Agustinus Payong Boli,SH,M.H,M.IP and Patners ini.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Sebas Sina Kleden mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan surat himbauan kepada para Kepala Desa/Lurah melalui para camat untuk mengawasi secara ketat peredaran lalu lintas ternak khususnya ternak babi.

“Kami juga sudah mengeluarkan pengumuman kepada pengusaha ternak Flotim tentang larangan pemasukan ternak babi, beserta bahan olahan lainnya yang terkandung bahan dari daging maupun kulit babi ke dalam wilayah Flores Timur,” sebutnya kepada SelatanIndonesia.com di Larantuka.

Ia menegaskan, pihaknya memperketat pengawasan lalulintas ternak babi di pintu-pintu masuk Flores Timur sepertiu Perbatasan Maumere dan Flotim di Boru, Pelabuhan Ferry Waibalun, Pelabuhan Waiwerang, juga di Deri, Menanga Solor dan juga di jalur utara di desa Adabang Kecamatan Titehena.

Disebutkan Kadis Sebas, Pemda melalui dinasnya mengerahkan seluruh tenaga medik kesehatan hewan yang ada di Dinas dan di Puskeswan-Puskeswan melakukan penyuluhan tentang bio securty kepada peternak. “Juga memberikan tambahan vitamin untuk antibody, kebersihan kandang dan juga pengawasan pakan ternak. Juga melakukan tindakan vaksinasi penyakit hockolera karena gejala penyakit ini mirip dengan ASF,” ujarnya.

Kadis Sebas mengatakan, virus ASF ini hingga sekarang belum ada vaksinnya. Sehingga, tindakan pencegahan lah yang harus menjadi fokus den gan melakukan biosecurity yang ketat. “Yang kita butuhkan adalah Instruksi Bupati tentang pelarangan pemasukan ternak babi dari luar wilayah ke kabupaten Flores Timur dan itu sedang diproses,” ujarnya.

Disebutkan, hasil investigasi Dinasnya dan laporan peternak lokal bahwa sumber virus yang menyerang babi sekarang adalah dari ternak bantuan Pemerintah Pusat via Balai Perbibitan Ternak Denpasar Bali bulan Desember lalu. Bantuan tersebut sebanyak 50 ekor kepada 2 kelompok di Kelurahan Lohayong dan Kelurahan Pukentobi Wangin Bao. “Babi-babi yang mati adalah babi bantuan ini. Ini telah dibuktikan dari hasil uji lab sampel darah babi mati yang kami kirim untuk diperiksa di Balai Besar Veteriner Denpasar Bali dan hasilnya positif ASF. Hingga hari ini kematian babi telah mencapai angka 30 ekor. Hal yang sama terjadi juga di Kabupaten Sikka dan Ende,” jelasnya.

Kadis Sebas menghimbau agar terus jaga kebersihan kandang, kebersihan peternak, perhatikan pakan yang sehat, beri selalu vitamin dan lakukan biosecurity yang ketat seperti yang telah disosialisasikan oleh para dokter hewan. “Jika terlihat gejala-gejala kelainan pada ternaknya segera hubungi dokter hewan terdekat di Puskeswan. Jika ada ternak yang mati harus segera dikuburkan dan tidak boleh dibuang ke sembarang tempat karena akan mempercepat penularan,” ujarnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap