Soal Pinjaman Daerah untuk Kabupaten Sikka-NTT, Sebuah Refleksi dan Catatan Kritis untuk Masyarakat dan Pimpinan Daerah

585
Melchias M.Mekeng, Anggota Komisi XI-DPR RI

Oleh : Melchias M.Mekeng, Anggota Komisi XI-DPR RI

Defisit Anggaran di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah menjadi cerita lama yang berkelanjutan dan berkesinambungan yang harus dihadapi oleh Para Pimpinan Daerah di Kabupaten ini. Minimnya Pendapatan Asli Daerah yang dihasilkan, menyebabkan tidak dapat berkembanganya kabupaten Sikka untuk pembangunan, perbaikan dan pengadaan infrastruktur bahkan memenuhi Biaya Operasional.

Defisit Keuangan ditambah dengan Defisit Konsep dari Pimpinan Daerah untuk pengembangan Kabupaten Sikka menambah carut marut masalah yang dihadapi.

Jalan pintas untuk mencari jalan keluar untuk masalah ini adalah mencari Pinjaman Daerah. Pimpinan Daerah hampir sekitar 2 Tahun tidak mendapat respon dan tanggapan terkait Pengajuan Pinjaman Daerah yang diajukan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Singkat cerita, mendapat masalah ini, Pimpinan Daerah mencari, menghubungi, dan menemui saya pada sekitar medio tahun 2021 meminta bantuan atas masalah tersebut atas pertimbangan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang adalah Special Mission Vehicle dibawah Kementerian Keuangan yang merupakan rekan kerja saya di DPR-RI.

Sebagai wakil rakyat asal Kabupaten Sikka, saya merasa terpanggil untuk membantu dan saat itu juga di depan Pimpinan Daerah, saya menghubungi Pejabat terkait dan tidak lama kemudian Kabupaten Sikka mendapat Pinjaman Daerah sebesar Rp 216 Miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah salah satu kunci keberhasilan pembangunan daerah demi maju dan berkembangnya Kabupaten Sikka. Pemberdayaan Sumber Daya alam untuk menarik wisatawan maupun Investor, Pemberdayaan Manusia (Human Empowerment) menjadi suatu keharusan demi terciptanya generasi unggul di kabupaten Sikka.

Pimpinan Daerah harus berpikir ‘’out of the box”’ dan tidak hanya sebatas menjalani rutinitas dan pencitraan belaka. Kata Kunci yang juga penting dan harus dipegang adalah Komitmen dan Kejujuran. Hindari bermain Proyek apalagi Proyek Pencitraan yang justru Mangkrak di tengah jalan, bahkan terkesan terjadi pembohongan kepada Pimpinan Umat Beragama. Jika Pimpinan Umat Beragama saja dibohongi, apalagi masyarakat awam. Masyarakat hendaknya cerdas dalam menilai, menganalisis dan memilih Pimpinan Daerah yang akan berlaga dalam Konstelasi Politik yang tidak lama lagi akan berlangsung.

Harapan saya, Semoga Kabupaten Sikka akan maju berkembang dan kehidupan masyarakat akan lebih sejahtera di kemudian hari. Semoga.***/)

Center Align Buttons in Bootstrap