KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang dikenal dengan sandi politik AHY tampil memukau memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Selasa (6/12/2022) petang.
AHY ditemani isterinya Anisah Pohan dan didampingi para bintang Partai Demokrat diantaranya, Benny K. Harman, Anita Gah, Herman Khaeron, dan Teuku Riefky Harsya serta KetuaPartai Demokrat NTT Leonard Lelo serta para kader Partai Demokrat NTT. Ia mengusung tema “Mempersiapkan Generasi Unggul untuk Bangsa menuju Indonesia Emas 2045″ di momentum kuliah umum tersebut.
Ia mengaku punya kerinduan yang mendalam untuk berkunjung ke NTT. “Saya bersyukur bisa dating lagi ke Kupang. Senang sekali bisa berkenalan dengan rektor Unwira dan saya berkesempatan sampaikan materi kuliah umum,” sebut AHY.
AHY mengaku optimis, meski ada tantangan yang dihadapi oleh dunia dan Indonesia terutama ekonomi saat ini yakni lapangan pekerjaan dan aspek sosial lainya namun bisa diatasi. “Kita yakin Indonesia bisa menjadi negara maju. Kami ingin terus membangun Indonesia melalui kerja sama dengan Unwira dan Kampus lain di Indonesia,” katanya.
Menurut AHY, tantangan besar kita adalah kemampuan serta kesiapan. Pengetahuan yang memadai. “Tantangannya adalah pengetahuan tenaga mesin yang akan menggantikan tenaga manusia,” jelasanya.
Menurut AHY, kompetisi antar bangsa merebutkan sumber daya alam. Juga soal ekonomi global. “Ini semua membutuhkan sinergi dan kolaborasi. Mengubah tantangan menjadi peluang. Yudhoyono insitut membangun jaringan dan kerja sama. Semoga ini menjadi bukan yang terakhir. Harapannya dari Unwira bisa lahir generasi unggulan untuk bangsa ini,” katanya.
Lawan Politik Identitas
AHY mengatakan, ada kualitas pemilu mengalami kemunduran karena tiga hal yakni politik uang, politik identitas, dan politik fitnah. “Uang bisa saja membuat kualitas demokrasi mundur. Kalau datang ke TPS (tempat pemungutan suara) harus bayar tentu akan memengaruhi kualitas pemilu kita,” sebut AHY.
Menurut dia, politik identitas adalah politik pembelahan dan polarisasi. “Saya ingin terus menjadi yang terdepan, mari kita cegah bersama terjadinya politik identitas. Sebaliknya kalau kita terpecah belah, hanya karena politik perbedaan identitas, kita akan mundur ke belakang,” katanya.
AHY juga mengingatkan mahasiswa agar hati-hati dengan politik fitnah karena berpotensi memecah-belah bangsa. “Harganya terlalu mahal gara-gara kita asyik di media sosial, kita lupa bahwa sering kali banyak informasi yang belum tentu benar, tetapi kita sebarluaskan dan menimbulkan perpecahan di antara kita,” jelasnya.
Apresiasi Rektor Unwira Kupang
Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tulle menyampaikan apresiasi atas kerelaan AHY dan rombongan. “Saya sebagai rektor atas nama Unwira sampaikan selamat datang ke kampus ini. Unwira sudah berusia 40 Tahun. Dalam perkembangan dimulai dengan satu kampus di Jalan A. Yani, Kelurahan Merdeka. Sekarang kita sudah punya dua kampus,” jelas Pater Philipus.
Menurutnya, sebagai sebuah lembaga Perguruan Tinggi, Unwira menjadikan lembaga ini sebagai komunitas ilmiah yang unggul di tahun 2025. “Yudhoyono institute adalah lembaga think tank yang punya visi dan fokus sama menggumuli isu strategis nasional. Kami ucapkan terimakasih karena bersedia membawakan materi bertema Mempersiapkan generasi bangsa yang unggul menuju generasi emas Tahun 2025,” ujarnya.***Laurens Leba Tukan