QATAR,SELATANINDONESIA.COM – Sang juara bertahan mengawali perjuangan melalui kualifikasi Group D zona Eropa. Mereka berhasil keluar sebagai Juara group dengan total 18 poin, unggul 3 angka atas Ukraina di posisi Runner Up.
Meski Timnas Prancis berstatus sebagai juara bertahan, namun pada perhelatan piala Dunia 2022 Qatar, Prancis tidak tampil Full tim, karena faktor cedera pemain. Sebut saja sang mega bintang milik Los Blancos Karim Benzema, maestro lapangan tengah seperti Nggolo Kante dan Paul Pogba tak bisa bergabung dalam squad Timnas Ayam Jantan.
Timnas Prancis yang adalah juara bertahan Piala Dunia edisi 4 tahun lalu, kala perhelatan akbar sepakbola terus sebut dilangsungkan di Negeri Beruang Merah (Rusia), datang ke Qatar dengan Kepercayaan diri sekaligus beban berat di pundak anak asuhan Didier Deschamps. Pasalnya, adalah sebuah mitos yang menjadi mimpi buruk juara bertahan.
Tahun 1998 saat Timnas Prancis menjadi Tuan Rumah piala Dunia, mereka sangat digdaya bahkan sukses mencukur Brazil dengan skor mencolok 3-0 dan keluar sebagai juara. Naas bagi mereka pada Piala Dunia 2002, mereka harus tersingkir di babak penyisihan group A dan harus finis sebagai Juru Kunci Group dengan koleksi 1 poin. Setelah menyerah 0-2 dari Denmark di Laga Perdana, merka ditahan imbang 0-0 vs Uruguay dan harus kalah mengenaskan 0-1 dari Senegal.
Momok Juara bertahan tersingkir di penyisihan group sempat dipatahkan Timnas Brazil pada edisi 2006 setelah sukses menyabet gelar Piala Dunia Ke 5 di Korea-Jepang, Brazil sukses melaju ke 8 besar perhelatan FIFA World Cup yang saat itu dimainkan di Jerman.
Namun, mitos tersebut kembali jadi momok 3 edisi Piala Dunia berikutnya. Sebut saja Italy juara bertahan 2006 tersingkir di penyisihan group Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Setelah hanya mampu finis di posisi 4 dengan koleksi 2 poin. Kalah 3-2 dari Slovakia, Italy kembali bermain Imbang 1-1 bersama Selandia Baru dan Paraguay.
Berikut Spanyol Juara Bertahan 2010 dan Juara Back to Back Euro 2008 dan 2012 tersingkir di penyisihan Group pada perhelatan Piala Dunia 2014 di Brazil. Tergabung di Group B bersama Timnas Australia, Chile dan Belanda, El Matador, finish posisi 3 setelah hanya mampu menang dari Autralia 3-0. Kemudian menyerah dari Chile dengan Skor 0-2, dan digilas Belanda dengan skor telak 1-5.
Bagi Timnas Spanyol kekalahan dari laskar bunga tulip (Timnas Belanda) adalah tamparan memalukan sebab ini adalah pembalasan dendam setelah di final El matador mengandaskan asa Timnas Belanda untuk menjadi juara dunia pada final 2010 di Afrika Selatan.
Edisi teranyar adalah sang pemecah mitos Tim Eropa takkan jadi juara di Benua Amerika. Timnas Jerman, bahkan tak kenal belas kasihan kala mencukur habis Tim Tuan Rumah Piala Dunia 2014 yang tak lain adalah Tim dengan koleksi Piala Dunia Terbanyak yakni Timnas Brazil atau Tim Zambales dengan Skor sangat memaluka yakni 7-1 di semifinal perhelatan tersebut. Kemudian mengandaskan Lionel Messi, cs pada partai puncak.
Tapi, Naas bagi Der Panzer. Mereka kembali jadi korban mitos Juara Bertahan pada edisi FIFA World Cup 2018 di Negeri Beruang Merah (Rusia). Der Panzer hanya mampu menang sekali dari Timnas Swedia dengan Skor 2-1 namun harus mengakui keunggulan Meksiko 0-1 di pertandingan perdana. Dan, pada partai puncak penyisihan group Der Panzer kembali dipaksa menyerah 0-2 dari pasukan Sin Tae Youn, karateker pelatih Timnas Korea Selatan kala itu.
Dan Der Panzer pun harus angkat kaki dari Piala Dunia dengan status juru kunci Group F.
Dengan rentetan hasil buruk Juara bertahan Piala Dunia tersebut, maka layak kita nantikan Timnas Prancis mengarungi kerasnya persaingan Penyisihan Group D, yang berisikan Australia, Denmark dan Tunisia. Mampukah anak Asuhan Manager Didier Deschamps mematahkan mitos kutukan juara bertahan Piala Dunia.*/) Aemedo Kabellen
Editor: Laurens Leba Tukan