Warning Keras Asprov PSSI NTT untuk Wasit di Final ETMC

526
Wakil Ketua Asprov PSSI NTT, Ridwan Angsar ketika menggelar pertemuan dengan Tim wasit dan Perangkat Pertandingan El Tari Memorial Cuop ke 31 di Hotel Palm Indah, Lembata, Rabu (18/9/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Jajaran Asprov PSSI NTT memberikan warning keras kepada para wasit yang memimpin jalannya pertandingan final El Tari Memorial Cup (ETMC) tahun 2022 di Gelora 99 Lembata. Laga final ETMC mempertemukan Tim Perse Ende dengan Tim Tuan Rumah Persebata Lembata akan berlangsung besok, Kamis (29/9/2022) Pukul 14.30 petang.

Sebelumnya, hari ini Rabu (28/9/2022) laga final untuk memperebutkan juara tiga ETMC yang mempertemukan Perserond Rote Ndao dengan Persim Manggarai di Gelora 99 Lembata.

Wakil Ketua Asprov PSSI NTT, Ridwan Angsar di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu (28/9/2022) memberikan peringatan keras kepada tim wasit dan inspektur pertandingan agar menjaga integritas. “Yang bertanggungjawab bukan hanya tiga wasit yang memimpin di lapangan, serta dua inspektur pertandingan, tetapi semua kita bertanggungjawab atas keselamatan dan berlangsungnya turnamen. Saya tidak mau ada wasit yang dibayar atau disosgok oleh siapapun untuk salah satu tim. Itu akan merusak citra sepakbola di NTT,” tegas Ridwan Angsar ketika menggelar pertemuan dengan Tim Wasit dan Perangkat Pertandingan ETMC e 31 di Hotel Palm Indah Lembata.

Ridwan Angsar juga memberikan apresiasi kepada Anton Sepriadin, wasit yang mengalami insiden pemukulan usai memimpin laga semi final antara Perserond Rote Ndao berhadapan dengan PSKK Kota Kupang. “Atas nama Asprov PSSI NTT dan PSSI memberikan apsresiasi atas kebesaran jiwa Bung Anton yang memaafkan pelaku pengeroyokan dan menarik laporan polisi di Polres Lembata,” sebutnya.

Ridwan Angsar yang kesehariannya sebagai Kepala Kejkasaan Negeri kabupaten Kupang ini mengatakan, persitiwa yang dialami Bung Anton Sepriadin bisa saja terjadi pada wasit-wasit lain dan pada pertandingan kapanpun  sikap maaf dari Anton wasit yang dipkul. “Turnamen ini sangat menyita perhatian publik dan sejauh pantauan kami di PSSI NTT, ini pertandingan yang paling rame. Final liga tiga yang saya tonton di Surabaya saja iidak seramai ini. Devisi 2 juga tidak seramai ini. Keramaian di ETMC kali ini hanya bisa dikalahkan ketika Timnas Indonesia berlaga melawan Negara lain,” sebutnya.

Ia mengatakan, seluruh masyarakat NTT merindukan munculnya pemain-pemain NTT yang bisa berlaga di tingkat Nasional yang lahir dari turnamen ETMC ini. “Saya punya harapan ada wasit dari NTT yang bisa memimpin pertandiangan di Indonesia,” ujarnya.

Ridwan juga berpesan kepada Tim wasit untuk menularkan jiwa kepemimpinan yang bersih dan sportif kepada wasit-wasita lain di daerah. Menurutnya, semua pihak hanya semangat menilai dan berkomentar di luar, tetapi tidak ada yang berani menjadi wasit. “Saya sangat berterimakasih teman-teman masih mau melanjutkan tutrnamen ini sampai selesai. Ini wujud tanggungjawab kita memunculkan atilit-atlit dari NTT untuk tampil di ajang Nasional, dan itu tergantung wasit,” sebutnya.

Ridwan saat itu didampingi para pengurus Asprov PSSI NTT diantaranya Piter Fomeni, Lukman Hakim, Eky Madi, No Fernandez, Anton Kia, Elias Ola Wurin dan para wasit serta perangkat pertandingan. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap