Ratu Wulla, Politisi NasDem yang Tak Pernah Lelah Tangani Stunting di NTT

119
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ny. Ratu Wulla Talu ketika menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di GKS Ndeta Ate, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Minggu (17/7/2022). Foto:TimRWT

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi penyumbang terbesar prevalensi stunting di Indonesia. Kasus stunting di NTT kini berada pada 22 persen.

Itu pasalnya, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ny. Ratu Wulla Talu, seakan tak pernah lelah bekerja masuk keluar kampung khususnya di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya untuk mengkampanyekan kerja melawan stunting.

Pada Minggu (17/7/2022), Ratu Wulla menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di GKS Ndeta Ate, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya. Legislator dari dapil NTT II ini mengatakan, ia dan seluruh anggota Komisi IX DPR RI terus memberikan perhatian serius terhadap kerja melawan stunting.

“Kampanye penurunan stunting sangat penting agar pemahaman masyarakat akan stunting serta pencegahan dan penanganannya bisa perlahan-lahan lebih baik dari hari ke hari. Bahkan nanti khusus saya, kegiatan kampanye semacam ini sudah dialokasikan sebanyak 25 kali. Itu lebih banyak dari tahun ini yang 15 kali dan tahun sebelumnya hanya tujuh kali,” sebutnya.

Tidak hanya itu, dukungan anggaran dari APBN juga terus diperjuangkan agar ada peningkatan setiap tahunnya termasuk khusus program untuk penanganan stunting. “Saya berharap, di 2024 nanti, prevalensi stunting secara nasional bisa turun di angka 14 persen sebagaimana harapan Bapak Presiden Joko Widodo dalam nawacitanya,” sebut Ratu Wulla.

Dia juga mengajak seluruh warga jemaat agar terus memberikan perhatian bagi ibu hamil yang jelang melahirkan. Serta anak-anak usia tumbuh kembangnya. “Kita harus bisa memperhatikan kesehatan ibu dan anak dengan memberikan gizi dan kasih sayang yang baik,” ungkapnya.

Sehari sebelumnya, kegiatan yang sama dilakukan Ratu Wulla dan mitranya BKKBN Provinsi NTT dengan menggandeng Gereja Kristen Sumba (GKS) Ia menyebut, Nawacita Presiden Jokowi salah satunya adalah menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas. Namun untuk mewujudkan SDM yang berkualitas masih terkendala dengan kondisi stunting yang masih tinggi di Indonesia.

“Salah satu penyumbang stunting tertinggi adalah NTT khususnya dari Kabupaten Sumba Barat Daya,” sebut Ratu Wulla dalam acara Kampanye Percepatan Penurunan Stunting jemaat dan masyarakat di Gedung GKS Waimangura, Klasis Waimangura Yango, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (16/7/2022).

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru, Ketua DPD Nasdem SBD, Markus Dairo Talu dan ratusan warga jemaat.

Ratu Wulla meminta para jemaat untuk mulai berbenah dengan mencoba merencanakan kelahiran pada anak. “Kita harus bisa memperhatikan kesehatan ibu dan anak dengan memberikan gizi dan kasih sayang yang baik,” ujarnya.

Dikatakan, sebagai anggota DPR RI ada sejumlah tugas yang diembannya termasuk tugas pengawasan seperti yang sekarang dilakukan. “Kehadiran saya di sini untuk melakukan pengawasan terhadap kerja mitra kami yang sebelumnya sudah kami sepakati bersama. Ini bentuk dukungan kami di DPR RI buat BKKBN selain kerja kami di legilasi dan anggaran,” katanya.

Ia berharap, semua materi yang disampaikan dalam momentum itu dapat dilakukan dan diterapkan dalam rumah tangga masing-masing untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten SBD.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Pokja Percepatan Penurunan Stunting, AKI dan AKB NTT, Sarah Lery Mboeik mengatakan, sejak Agustus 2019 hingga Februari 2022 trend prevalensi stunting di NTT terus mengalami penurunan. Di periode  Agustus 2020 – Agustus 2021 mengalami penurunan sebesar 3,1%. Sedangkan  Februari 2021 – Februari 2022 mengalami penurunan sebesar 1,4%, yaitu prevalensi stunting menjadi 22%.

Lery Mboeik menjelaskan, hasil fasilitasi RKPD Tahun 2023, Kabupaten/Kota menyepakati target penurunan stunting rata-rata 10%. 2 Kabupaten menargetkan di bawah 10% yaitu Kabupaten Ngada 9,78% dan Manggarai Timur 7,5%. Bahkan ada yang menargetkan stunting 0% yaitu Kabupaten Sikka.

Ia membeberkan evalausi operasi timbang bulan Februari tahun 2022 diantaranya, dari 22 kabupaten kota masih ada 2 kabupaten dengan prosentase stunting diatas 30% yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya dan TTU.

“Terdapat 10 kabupaten dan kota dengan prosentase stunting 20-23% yaitu Kabupaten TTS, Rote Ndao, Kota Kupang, Sabu Raijua, Kabupaten Kupang, Sumba Barat, Lembata, Sumba Timur, Flores Timur dan Manggarai. Sedangkan 10 kabupaten dengan prosentase stunting dibawah 20% yaitu Kabupaten Malaka, Sikka, Manggarai Barat, Belu, Alor, Ende, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo dan Sumba Tengah,” ujarnya.*/)TimRWT

Editor: Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap