ATAMBUA,SELATANINDONESIA.COM – Sebanyak 298 anak Baduta (bawah dua tahun) dari 6000 Baduta di NTT mendapat asupan gizi berupa makanan tambahan. Pemberian Makanan Tambahan itu merupakan bukti partisipasi Bank NTT mendukung Pemerintah Provinsi NTT, khususnya Kabupaten Belu dalam mengentaskan permasalahan stunting.
Kegiatan bertajuk, Bank NTT Peduli Stunting ini diluncurkan secara resmi oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Selasa (21/06/2022) di Desa Sumili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Ikut hadir secara virtual Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus Sp.PD – KGEH, FINASIM, Ketua TP PKK Kabupaten Belu Dra. Freny Sumantri Taolin, serta Pimpinan Bank NTT Cabang Atambua Adi M. Pontus di Aula Kantor Camat Kota Atambua.
Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus mengatakan, kegiatan peluncuran Pemberian Makanan Tambahan dalam program penurunan atau pemberantasan stunting di NTT, khususnya Kabupaten Belu ini merupakan bagian dari aksi konvergensi pencegahan stunting.
“Sasaran program ini adalah Pemberian Makanan Tambahan kepada 298 anak dari 6.000 bayi baduta (bawah dua tahun) di seluruh NTT,” sebut Bupati Taolin.
Terkait penanganan stunting, Bupati Taolin menjelaskan, pemerintah sudah memprioritaskan dokter, perawat dan bidan untuk mengikuti kegiatan pelatihan pendeteksi dini terhadap kehamilan menggunakan alat ultrasonografi. “Karena begitu empat minggu kantong janinnya terdeteksi kecil, ini bakalan stunting,” katanya.
Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan juga telah mengumumkan program tersebut, mudah-mudahan cepat terealisasi, karena pihaknya sudah mempersiapkan tenaga dokter untuk menerima pelatihan tersebut.
Bupati Taolin mengatakan, Pemkab Belu juga berkontribusi kurang lebih Rp 60 miliar untuk mendukung Bank NTT, oleh karenanya dukungan ini harus dioptimalkan. “Semua pihak harus bergerak untuk mengenali tahapan pertumbuhan anak. Bagaimana kondisinya, berapa berat badannya. Kita assessment atau menilai itu bukan hanya fisik, bisa saja badan kecil tapi otaknya hebat dari pada badan besar otak kurang,” tandasnya.
Oleh karenanya, ia mengharapkan generasi-generasi hebat melalui intervensi gizi dan sesuai dengan arahan Gubernur NTT, pada hari Jumat dan Sabtu mendatang, diadakan rapat kerja seluruh dokter penyakit dalam di Kabupaten Belu. “Kami akan mengusulkan kepada Gubernur NNTT, agar melibatkan dokter-dokter penyakit dalam dan jantung untuk terlibat menangani dan menekan angka kematian ibu dan bayi, stunting, malaria, anemia, diabetes, hipertensi dan TBC. Kami punya 140 lebih penyakit yang harus kami intervensi. Disitulah peran dokter penyakit dalam,” ujarnya.
Untuk diketahui, sebagai bukti partisipasi mendukung Pemerintah Provinsi NTT yakni mengentaskan permasalahan stunting, maka Bank NTT berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah kabupaten/kota se-NTT, memberi makanan tambahan bagi anak gizi kurang. Program ini merupakan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.
Sasarannya adalah 6.000 anak Baduta (bawah dua tahun) dengan usia 6 s.d. 23 bulan. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini Pokja Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting Provinsi NTT.
Aksi ini untuk merayakan HUT Bank NTT yang jatuh pada 17 Juli mendatang, dimana PT. Bank Pembangunan Dearah Nusa Tenggara Timur (PT. BPD NTT) akan genap berusia 60 tahun. Sudah menjadi komitmen pihak pengurus dan seluruh manajemen untuk tahun ini fokus pada upaya-upaya menekan angka stunting.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, Senin (20/6/2022) di Kupang menegaskan hal ini. “Dalam rangka merayakan HUT ke-60 maka Bank NTT bersama pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten dan kota se-NTT bersama-sama menyelesaikan masalah stunting melalui pemberian makanan tambahan kepada enam ribu Baduta,”tegas Alex di Kupang. Masih menurutnya, aksi ini akan berlangsung di 23 cabang Bank NTT.
Adapun program yang diberi nama ‘Bank NTT Peduli Stunting’ ini diluncurkan secara resmi oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada Selasa (21/6/2022) di Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang.
Bentuk kegiatan dari program ini adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 6.000 anak usia di bawah dua tahun (Baduta) gizi kurang periode 1 bulan/30 hari pada setiap kabupaten/kota selama 30 hari dan akan berkelanjutan dengan program asuhan hingga Desember 2022. Bank NTT mengintervensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang yang ada di NTT sebelum menjadi Stunting.
Sementara manfaat dari kegiatan ini antara lain peningkatan cakupan program gizi dalam rangka pencegahan stunting pada kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mengoptimalkan proses aksi konvergensi penanganan stunting dengan melibatkan Bank NTT sebagai unsur Pentahelix (kolaborasi berbagai pihak).*/)ProkopimBelu
Editor: Laurens Leba Tukan