KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah beroperasi dari tahun 2019 di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kendati demkian, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat pada meresmikan kantor PT BEI di Kupang, Rabu (8/6/2022).
Gubernur Laiskodat mengatakan, bicara tentang dunia investasi pasar modal di Provinsi seperti NTT, maka effortnya itu harus besar, tidak biasa seperti kita bicara di Jakarta, Surabaya, atau di Medan. NTT harus mendapatkan perlakuan khusus.
“Saya selalu bilang kepada bapak Presiden, perlakuan khusus bapak Presiden Joko Widodo membuat Nusa Tenggara Timur berbeda hari ini. Begitu juga sebagai Gubernur, saya meminta perlakuan khusus dari PT Bursa Efek Indonesia (PT BEI) untuk NTT, tidak hanya memberlakukan standar – standar yang biasa diberlakukan dimanapun, karena dari aspek apapun kami terlambat, pemahaman regulasi kami juga terlambat,” sebut Gubernur Laiskodat.
Dikatakan Gubernur Laiskodar, seperti disebutkan Direktur Pengembangan PT BEI, Hasan Fawzi tentang salah berinvestasi, karena dari dulu mindset manusia itu adalah bagaimana mencari uang yang gampang, cepat serta banyak. “Jika ada yang merayu, mudah tertipu, bukan saja pada orang di kampung atau di daerah terpencil seperti NTT, teman saya seorang berpangkat bintang 2 pun uang 18 Milyarnya habis karena ditipu anak muda,” katanya.
Gubernur Laiskodat mengaku senang ada dua tokoh dari Bursa Efek Indonesia di NTT, Hasan Fawzi dan Direktur Keuangan dan SDM Risa Effennita Rustam. “Dengan energi besar ini saya harapkan minimal tahun depan kalau kita bertemu lagi, sudah ada 20 Emiten baru asal NTT. Dengan demikian kerjanya pasti Gubernur, BEJ, OJK, BI, dan semua teman – teman galeri investasi BEI akan terlibat. Dan saya akan bangga luarbiasa kalau itu ternyata lahir dari usaha menengah dan kecil. Usaha mikro tidak kita harapkan, tapi dari usaha kecil menuju menengah, dan dari usaha menengah menuju lebih besar, itulah pesan ekonomi NTT dimana basis pertumbuhan ekonominya kuat,” ujar Gubernur Laiskodat.
Dikatakan, setelah badai besar COVID-19 sebagai Gubernur ia serius mendorong daerah – daerah, para bupati dan seluruh perangkat serta stakeholders pembangunan NTT untuk mendesain pembangunannya pada profesi atau kerja yang tidak terhambat oleh COVID-19.
“NTT sebagai Provinsi miskin tetapi kami terkontraksi 0,83 % pada saat itu, tidak pernah menyentuh angka 1. Mengapa? Karena kami mampu untuk merubah profesi lapangan pekerjaan menuju kepada pertanian, peternakan, dan perikanan, yang dimana tempat itu tidak ada masalah dan larangan untuk berkumpul. Mana bisa kita larang berkumpul nelayan di laut, tanpa kita bicarapun dari dulu mereka sudah menjaga jarak, demikian juga petani. Maka begitu COVID-19 datang, seluruh perhatian dan energi menuju tiga tempat tersebut sehingga kita mempunyai basis pertumbuhan yang kuat dan solid disana,” kata Gubernur Laiskodat.
Itu pasalnya, Gubernur Laiskodat menginginkan agar di dalam pembangunan Nusa Tenggara Timur, apalagi bagaimana mengejar literasi keuangan, dan inklusi keuangan, maka desain kerjanya tidak boleh desain biasa.
“Jaman sekarang ini berbeda, gaya – gaya anak sekarang juga beda, padahal marketnya itu ya anak muda. Jadi menyimak saran Ketua OJK NTT Pak Japarmen Manalu tentang awareness pada inklusi keuangan, lalu model seperti kami berdua keliling seluruh kampus dan bicara, orang berpikir siapa lagi ini, muka jaman kolonial, paksa di jaman milenial. Tetapi kalau yang bicara itu anak muda dengan gaya kekinian mereka, banyak orang NTT yang lucu – lucu dan kalau ngomong banyak orang dengar dan ikut. Contoh Kaboax, mereka bagus dipakai untuk memudahkan penyampaian pesan tentang bagaimana berhati – hati terhadap investasi bodong, juga melakukan sosialisasi tentang Bursa Efek dan apa saja manfaatnya,” jelas Gubernur Laiskodat.
Ia menyarankan, buat acara menarik contohnya di Atambua, Alor, Sabu Raijua, di Labuan Bajo, agar orang paham bahwa selain mereka menjadi investor, dan setelahnya mereka menjadi terbiasa untuk itu, lalu emitennya berasal dari Nusa Tenggara Timur, sehingga uangnya akan berputar di Nusa Tenggara Timur, dan makin lama publik akan memahami tentang Bursa Efek dan investasi pasar modal.
“Saya pikir itu pesan yang ingin saya sampaikan saat meresmikan Kantor Perwakilan BEI di NTT. Walaupun sudah beroperasi dari tahun 2019, tapi hari ini kita bertatap muka untuk saling mengingatkan dan membangun semangat, karena manusia hebat itu jika dia memiliki 4 kriteria yaitu pertama, manusia SPIRITUAL, yaitu manusia yang dimanapun dia berada, memberikan harapan bagi dirinya dan orang lain, manusia yang mengatakan, “I never stop when i’m tired, I stop when I’m done.” Kedua, manusia INTELEKTUAL, cerdas, mau belajar segala hal, kemungkinan dan varian ilmu pengetahuan, sehingga mampu menganalisa dan menilai segala sesuatu secara komprehensif.
Ketiga, memiliki NETWORKING, networking itu akan membawanya bertemu siapapun dan dimanapun pergi pasti orang kenal, sehingga tidak akan pernah susah. Yang keempat, manusia SEHAT. Jika Manusia memiliki 4 hal ini, maka uang akan datang kepadanya, karena uang itu berbanding terbalik dengan air. Kalau air mengalir dari atas ke bawah, uang mengalir dari bawah ke atas. Makin tinggi spiritual, kecerdasan, networking, dan kesehatan prima, kemanapun uang akan cari, laripun uang akan kejar.
Terus semangat dan saya tetap mendorong agar di kemudian hari Nusa Tenggara Timur menjadikan orang – orang yang melahirkan sejarah pembangunan baru bagi Provinsi tercinta ini,” sebut Gubernur Laiskodat.*/)TimMediaVBL
Editor: Laurens Leba Tukan