Bahoruk, Tradisi Pukul Kaki di Rote Ndao yang Tembus API Awards 2022

1074
Dua lelaki dewasa tengah melakukan Bahoruk atau pukul kaki di Kabupaten Rote Ndao. Foto: Tangkapan Layar Video Disbudpar Rote Ndao

BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Salah satu tradisi leluhur yang terwarisi turun temurun hingga kini di Rote Ndao adalah Bahoruk atau pukul kaki. Tradisi yang menguji nyali dan daya tahan betis ini tembus pada posisi 10 besar dalam ajang Anugerah Pariwisata Indonesia (API) Awards tahun 2022.

Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao berhasil mengangkat budaya Bohuruk untuk mengikuti lomba API AWARDS 2022 dan menjadi nominasi kategori Atraksi Budaya. Melalui Disbudpar Kabupaten Rote Ndao telah mendaftarkan diri pada panitia lomba API Award 2022 pad bulan Maret 2022 silam. “Setelah melalui seleksi oleh curator, maka terpilih 10 nominasi dari 1800 peserta yang mengirim video lomba dan Bahoruk dari Rote Ndao ada dalam posisi 10 besar,” sebut Sekda Kabupaten Rote Ndao Jonas Selly kepada SelatanIndonesia.com, Kamis (2/6/2022).

Dijelaskan Sekda Jonas, pemda Kabupaten Rote Ndao membuat dokumentasi video, foto dan menghubungi para nara sumber di pelosok desa yang sudah direntukan. “Kami bertemu dan mennetapan narasumber yang hingga kini masih melakoni atau menaungi tradisi budaya Bahoruk. Kami lalu mendatangkan influencer dalam rangka membuat konten promosi Bahoruk dan salah 1 kecamatan dan desa yang masih melakukan tradisi Bahoruk,” sebutnya.

Ia menambahkan, pihaknya kemudian melakukan promosi lewat jalur online dan offline via platform digital yang dimiliki Disbudpar Rote Ndao yaitu YouTube, Facebook, Instagram, TikTok dan aplikasi Explore Rote berbasis Goggle PlayStore. “Kami juga meminta para pimpinan daerah (Forkopimda) menjadi influencer atau sebagai tokoh penggerak/teladan/ tokoh berpengaruh bagi upaya promosi wisata dan budaya di Rote Ndao,” katanya.

Sekda Jonas menjelaskan, Bahoruk atau pukul kaki atau maleueik dilakukan oleh 2 orang laki remaja atau dewasa. Bagian organ kaki yang vital ditutup deng lave atau selimut adat khususnya pada lutut dan mata kaki. “Jadi sasaran pukul pada betis lawan. Setelah salah satu memukul, maka bersiap-siap yang satu lagi balik memukul,” sebutya.

Bahoruk merupakan tradisi turun temurun yang dimainkan oleh masyarakat atau warga Kecamatan Rote Tengah, Pante Baru, Rote Timur dan Landuleko.

Konon, awalnya Bahoruk tercipta saat dua orang remaja bernama Makaresi Lai dan Parani Rao yang saling ejek dan menantang untuk dilakukan pukul kaki. Mereka bersepakat melakukan uji pukul kaki disela-sela kegiatan mereka menjadi penggembala sapi dan kerbau di padang.

Kini, tradisi pukul kaki dilakukan saat ada keluarga yang berduka pada malam ke 5, 7, dan 9. “Bahoruk dilakukan untuk menghibur krluarga yang berduka. Alat yang digunakan yaitu kayu atau rotan. Ada sedikit ritual doa saat mengambil kayu atau rotan untuk digunakan saat memukul kaki. Ini dimaksudkan agar kayu yang mereka pukul bisa membuat lawan jera dengan 1 x pukulan. Adapula yang mengoles minyak di betis mereka sebelum dilakukan pukul kaki dan menutup lutut dan mata kaki mereka dengan lave atau selimut adat Rote Ndao.

Sekda Jonas mengatakan, ada keuntungan lain mendaftar Bahoruk pada API Award 2022 diantaranya melalui Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia akan melakukan pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Pengetahuan Tradisional. “Kita harap juga Bahoruk bisa seperti Pasola di Sumba yang menjadi atraksi budaya yang dapat menarik para wisatawan ke Rote Ndao. Maka saya mengajak seluruh warga Rote Ndao dan NTT dimanapun berada di seluruh pelosok dunia untuk sekarang juga memberikan dukungan dengan melakukan voting dengan cara SMS ketik API 13A kirim ke 99386 mulai tanggal 1 Juni 2022,” sebutnya Sekda Jonas Selly.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap