LABUANBAJO,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) siap memberikan bantuan dana untuk bayi yang lahir dengan kondisi bocor jantung di Marombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Kesiapan Pemda Mabar itu disampaikan Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, rabu (23/3/2022). Wabup dr. Weng menegaskan, Pemda pasti akan bantu biaya operasi. “Kalau soal bantu ya kita pasti bantu dan itu pasti. Sama dengan yang kemarin-kemarin (pasien butuh bantuan Pemda sebelumnya),” ujarnya.
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Kabupaten Mabar ini menjelaskan, pihak keluarga pasien tinggal melengkapi beberapa surat seperti surat keterangan rujukan dari Dokter, dan surat keterangan operasi. “Sehingga dengan demikian bisa dilaporkan oleh Dinas Dosial untuk kemudian diteruskan ke Bupati untuk ditindak lanjuti,” ujarnya.
Ia meminta kepada keluarga pasien untuk melaporkan hal tersebut kepada Dinas Sosial Mabar untuk segera ditindak lanjutkan.
Diberitakan sebelumnya bahwa seorang Bayi dibawa tiga tahun (Batita) dari Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat lahir prematur dengan kondisi bocor jantung. Oleh Dokter Rumah Sakit mengarahkan agar Bayi laki laki ini segera dioperasi di Bali. Kedua rang tuanya, Simon Boy dan Elan mengalami keterbatasan biaya untuk operasi di Bali.
Bayi ini lahir pada Kamis, 22 February 2022 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Komodo, Manggarai Barat, Flores-NTT. Ibunya bernama Alisia Saliman Salvena alias Elan harus menjalani operasi saat melahirkan karena usia kandungan yang baru berusian 8 bulan atau lahir prematur.
Ditemui di Marombok pada Selasa, 22 Maret 2022, Elan dengan bercucuran air mata menjelaskan bahwa usai menjalani operasi saat melahirkan, ia harus menjalani pemulihan selama 2 hari di rumah sakit. Saat itu harus berpisah dengan bayinya. “anak sayakan dia dirawat di ruangan khusus karena alami kelainan jantung. Ia dipasangi oksigen, infus dan lain lain untuk bantu pernapasan. Saya tidak tega melihatnya,” ujarnya sedih.
Setelah menjalani masa pemulihan selama 2 hari, Elan pun diperbolehkan pulang. Sementara sang bayi harus terus dirawat secara intensif dengan bantuan alat medis untuk bisa membantu pernapasan. “Selama 2 minggu anak saya berbaring di rumah sakit tanpa ada saya di sisihnya. Sebagai seorang ibu saya merasakan sedih yang mendalam. Anak bayi yang sebenarnya saya harus kasih ASI tetapi karena kondisinya yang tidak stabil maka saya harus rela tidur pisah ranjang dengannya. Prasaan saya hancur, saya menangis terus tiap malam,” ujarnya dengan isak tangis.
Usai 2 minggu bayi Elan jalani pemulihan, pihak rumah sakitpun mengijinkan untuk bisa pulang. “Pada saat itu dokter meminta supaya anak saya ini dibawa ke Ruteng karena katanya di RSUD Merombok tidak ada dokter spesialis jantung yang bisa mengamati jenis penyakit atau kondisi jantung sang Bayi,” ujarnya. Sekitar 1 minggu rawat di rumah, Elan dan Suaminya Simon Boy berangkat ke Ruteng pada Senin, 21 Maret 2021 untuk rujukan. Sayangnya, sang Dokter pun harus menyarankan mereka untuk membawa bayi laki – laki ini untuk operasi di Bali.*)Alfon Abun
Editor: Laurens Leba Tukan