Komisi III Sarankan Pemprov Serius Sertakan Modal ke Bank NTT

129
Ketua Komisi III sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) di Bank NTT, rupanya Pemerintah Provinsi NTT mengalami kendala untuk ikut menambah penyertaan modal pada Bank NTT. Pasalnya, Pemprov NTT tengah menglami kesulitan fiskal.

“Patut disayangkan, karena komitmen Pemda Provinsi NTT untuk tambahan penyertaan modal pada Bank NTT melalui Perda Penyertaan Modal pada TA 2022 tidak dapat diwujudkan sesuai alokasi dalam Perda karena Pemda Provinsi NTT sendiri mengalami kesulitan fiskal.  Pemda Provisni NTT pada  TA 2022 harus melunasi sisa pinjaman reguler tahun 2020 dan bunga pinjaman PEN 2021,” sebut Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (20/3/2022).

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT ini memberikan apresiasi kepada para pemegang saham yang melakukan tambahan penyertaan modal sebesar 100 milyar dari 14 pemegang saham pada awal tahun 2022 ini. “Memang ini (penambahan penyertaan modal) merupakan realisasi dari komitmen para pemegang saham yang sudah diputuskan dalam RUPS tahun-tahun sebelumnya. Bahkan dengan cara memangkas 50 persen laba bersih yang biasanya dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham dan 50  persennya lagi dijadikan  dana cadangan utk mempercepat pencapaian modal inti minimum yang dipersyaratkan OJK,” sebut Hugo Kalembu.

Politisi senior Golkar dari Pulau Sumba ini mengatakan, penambahan modal inti menjadi paling kurang Rp 3 trilyun pada tahun 2024 itu adalah syarat dari OJK yang dikenakan kepada semua bank umum. “Bahwa para pemegang saham bank NTT mau secepatnya agar Bank NTT menjadi bank devisa itu soal lain lagi. Karena adanya  peluang export-import dan banyaknya pekerja migran NTT yang bekerja di luar negeri. Kalkulasi bisnisnya tentu akan dilakukan oleh jajaran pimpinan Bank NTT berdasarkan pertimbangan dan arahan pemegang saham,” ujar Hugo Kalembu.

Ia menambahkan, dalam kaitan dengan tekad dan komitmen para Pemegang Saham untuk menjadikan Bank NTT menjadi bank devisa, maka para kepala daerah di NTT harus memberi perhatian juga kepada upaya penganekaragaman jenis dan kualitas komoditas ekspor asal NTT. “Juga menaruh perhatian sepadan pada nasib pekerja migran NTT di luar negeri,” sebut Hugo Kalembu.

Kepala Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT, Zakarias Moruk yang dikonfirmasi tentang kendala Pemprov NTT tidak bisa menyertakan modal tambahan ke Bank NTT melalui Perda Penyertaan Modal pada TA 2022 tidak dapat diwujudkan lantaran mengalami kesulitan fiskal, mengaku masih melihat data. “Saya lihat datanya dulu, saya kirimkan,” sebut Zaka Moruk singkat melalui pesan WahatsApp, Minggu (20/3/2022) malam.

Bank NTT semakin dipercaya dan didukung oleh pemegang saham dalam hal ini Gubernur NTT, para Bupati dan Wali Kota Kupang, serta para pemegang saham seri B. Kepercayaan dan komitmen dukungan terhadap Bank NTT ini diwujudnyatakan dalam penyertaan modal sebesar Rp 100 Miliar lebih di awal tahun buku 2022.

“Kami menyampaikan apresiasi dan hormat yang tinggi kepada seluruh pemegang saham, karena baru pertama kali terjadi dalam sejarah Bank NTT, dalam waktu yang sangat singkat di awal tahun buku, telah disetor modal sebesar Rp 100 Miliar lebih dari 14 pemegang saham,” sebut Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dalam press conference usai RUPS Bank NTT di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (17/3/2022).

Menurut Dirut Bank NTT, pencapaian ini memberikan suatu optimisme yang kuat, karena dengan adanya percepatan setoran modal, akan memberikan ruang gerak yang lebih memadai.

Ruang gerak yang lebih luas dibutuhkan oleh Bank NTT, agar fungsi intermediasi bank bisa berjalan, khususnya dalam beberapa regulasi yang berkaitan dengan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit). “Kita lagi menggenjot agar realisasi pinjaman daerah bisa disetujui oleh Kemendagri, sehingga apa yang menjadi harapan para pemegang saham yang melakukan proses pinjaman daerah di Bank NTT bisa segera direalisasikan. Rekomendasi pinjaman ini, didasari oleh pengamatan para pemegang saham terhadap pencapaian kinerja Bank NTT,” ” jelas Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, karena pada periode semester II tahun buku 2021, Bank NTT meraih prestasi dengan menjadi Bank Tingkat Kesehatan 2 atau Bank Sehat. “Berarti sudah 2 semester kita mencapai peringkat sehat,” ujat Dirut Bank NTT.

Bank NTT pun terus mempersiapkan proses-proses untuk menjadi Bank Devisa. Saat ini, Bank NTT hanya menunggu 1 semester lagi untuk mengajukan dan meminta persetujuan menjadi Bank Devisa.

Persiapan di bidang SDM, IT, SOP dan infrastruktur lainnya termasuk feasibility study sudah dan sedang berjalan, untuk memastikan bahwa tahun 2023 proses menjadi Bank Devisa bisa terwujud dengan baik. “Tentu butuh dukungan semua pihak, sehingga apa yang menjadi harapan dan kebutuhan dalam proses intermediasi, semua struktur ekonomi, dan pelayanan di bidang devisa, bisa terfasilitasi dengan baik,” pinta Dirut Bank NTT Alex Riwu Kaho.***Laurens Leba Tukan

 

 

Center Align Buttons in Bootstrap