Kementan Terjunkan Tim Survey dan Pengendali Hama Belalang ke Pantura Sumba Tengah

239
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika melakukan penyemprotan terhadap serangan hama bealang saat Direktur Perlindungan Tanaman Pangan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dr. Ir. M. Takdir Mulyadi, MM bersama rombongan melakukan kunjungan dan survey terhadap dampak serangan hama belalang di Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (15/3/2022).Foto: PKP-SumTeng

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Direktur Perlindungan Tanaman Pangan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dr. Ir. M. Takdir Mulyadi, MM bersama rombongan melakukan kunjungan dan survey terhadap dampak serangan hama belalang di wilayah Kabupaten Sumba Tengah. Tim teknis tersebut mengunjungi Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (15/3/2022).

Kunjungan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan didampingi Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Umbu K. Pari, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan, Camat Umbu Ratu Nggay serta Kepala Desa Lenang Selatan.

Kunjungan kerja tersebut dilakukan merupakan langkah awal untuk menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) sebagaimana arahan dari Dirjen Tanaman Pangan ketika melakukan virtual meeting bersama Anggota DPR RI Dapil NTT Yohanis Fransiskus Lema, S.IP.,M.Si dan Ratu N. B. Wulla, ST tentang penanganan hama belalang di Pulau Sumba pada 27 Februari 2022 lalu yang digagas Ikatan Keluarga Besar Sumba (IKBS) Jakarta.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Dr. Ir. M. Takdir Mulyadi, MM mengatakan, upaya yang dilakukan di lapangan salah satunya yaitu melakukan gerakan pengendalian dan survey. “Gerakan pengendalian hama belalang tidak saja dilakukan dengan cara kimia, akan tetapi kami lakukan penelitian dan kajian termasuk dalam hal ini penelitian bagaimana upaya preventif atau pencegahan berdasarkan sejarah dan catatan masa lalu. Seperti apa belalang tersebut muncul lalu kemudian dimana dia bertelur, dan kemudian kita akan siapkan bahan-bahan yang dapat mengakibatkan perkembangan belalang menjadi terhambat seperti memperpanjang masa muda belalang, sehingga belalang tersebut tidak bisa bereproduksi dan berkembang biak,” sebutnya.

Tim itu akan bekerja selama 6 hari dan pada hari terakhir akan dilakukan evaluasi untuk menentukan opsi-opsi mana yang bisa dikategorikan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. “Diharapkan tim ini dapat bekerja optimal sehingga pendekatan-pendekatan ramah lingkungan dalam pengendalian belalang dapat tercapai dan tanaman masyarakat khususnya di lokasi Food Estate bisa terlindungi dengan baik. Sehingga, masyarakat dapat menikmati hasil yang maksimal dari kegiatan budidaya yang ada. Tentunya diharapkan dukungan dari semua pihak sangat diperlukan dalam proses survey dan pengendalian ini,” katanya.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dr. Ir. M. Takdir Mulyadi, MM bersama rombongan melakukan kunjungan dan survey terhadap dampak serangan hama belalang di Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (15/3/2022).Foto: PKP-SumTeng

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, serangan hama belalang pada awalnya terdeteksi berasal dari 5 Desa di Pantura yaitu Desa Lenang Selatan, Desa Lenang, Desa Tanambanas, Desa Tanambanas Barat dan Desa Tanambanas Selatan. Kondisi ini telah berlangsung dari bulan Maret tahun 2021 lalu dan kini sudah sangat meresahkan dan mengganggu para petani di Sumba Tengah, terkhususnya pada lokasi Food Estate yang sedang dikerjakan seluas 10.000 ha.

Bupati Paulus menjelaskan, langkah yang ditempuh untuk mengurangi populasi belalang dengan melibatkan semua stakeholder baik itu Pemerintah Kabupaten hingga Pemerintah Desa dan masyarakat dalam pemberantasan hama belalang. “Tahun lalu kami lakukan pemberantasan dengan cara penyemprotan menggunakan bahan kimia yang dilakukan pada malam hari. Pengalaman kami semprot selama 2 minggu dirasa ampuh dan efektif dengan banyaknya belalang yang mati. Akan tetapi dalam waktu 2 minggu muncul kembali sehingga pembasmian dengan cara penyemprotan terus dilakukan di hulu agar belalang tidak menyebar dan menyeberang di lokasi Food Estate seluas 10.000 ha di wilayah Tengah dan Selatan,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Bupati Paulus, penanganan harus jaga dari hulu agar kawasan Food Estate di wilayah tengah dan selatan tidak menjadi korban dari serangan hama belalang. “Sekalipun pengolahan sudah bagus, mekanisme dan pupuk sudah bagus, tetapi kalau tidak sampai pada panen yang bagus maka mengakibatkan hasil yang diperoleh jauh dari harapan dan kesejahteraan masyarakat tidak akan meningkat dan tercapai. Karena itu kami berharap jankgka pendek kami bisa diberikan sarana prasarana berupa mobil untuk mendukung pembasmian belalang kembara melalui cara brigade,” sebut Bupati Paulus.

Disebutkan Bupati Paulus, dampak dari serangan hama belalang pada lokasi Food Estate mengakibatkan lahan pertanian baik jagung dan padi seluas 487 Ha mengalami gagal tanam dan gagal panen. “Lahan padi yang terserang hama belalang mencapai 48,55 ha dari total 5.400 ha lahan padi. Sedangkan lahan jagung yang terserang hama belalang seluas 439,12 ha dari total 4.600 ha lahan jagung, sehingga total luasan padi dan jagung yang terdampak serangan hama belalang adalah 487,67 ha,” ujarnya.

Saat ini, hama belalang sudah bermigrasi ke Desa Lenang dan Desa Lenang Selatan serta 3 Desa Wilayah Tanambanas. Dikuatirkan akhir bulan Maret hingga awal bulan April, saat padang sudah mulai menguning dan tidak hijau lagi, belalang akan bermigrasi ke wilayah Tengah dan Selatan Sumba Tengah yang curah hujan pada kedua wilayah tersebut saat ini masih cukup tinggi. “Jika belalang telah bermigrasi, maka dipastikan lahan padi dan sawah di wilayah tersebut akan menjadi korban serangan hama belalang tersebut,” katanya.

Bupati Paulus berharap, penanganan harus dilakukan secara sistematis dan massif dan jika memungkinkan ada alternatif lain yang bisa direalisasikan. “Belalang ini merupakan bencana nyata dan serius, jangan kita anggap sepele namun mari kita bekerja sama, berkomitmen dan bekerja keras karena sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya pada pertanian. Mudah-mudahan apa yang diperbincangkan saat virtual meeting bersama Dirjen Tanaman Pangan dan Anggota DPR RI Dapil NTT, Bapak Ansi Lema dan Ibu Ratu Wulla dapat terealisasi. Kiranya apa yang telah kita perbuat membawa solusi yang baik dalam mengatasi hama belalang yang sudah menjadi bencana Nasional,” ujar Bupati Paulus.**)PKP-SumTeg

 

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap