Yang Revolusioner dari Viktory Joss, Daendels NTT 3 Tahun 906 Km Jalan Provinsi Tuntas

1987
Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT, Maksi Nenabu ketika meninjau langsung pengerjaan jalan provinsi di Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat pada Kamis (3/9/2020) silam. Foto:Delegasi.com

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Dia punya cara tersendiri untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris. Cara yang digunakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Herman Willem Daendels yang menguasai seluruh Pula Jawa pada tahun 1808-1811, yaitu membangun jalan Anyer-Panarukan atau lasim dikenal dengan Jalan Raya Pos yang panjangnya mencapai 1000 Km.     

Kendati dijuluki sang tangan besi, Daendels berhasil membangun jalan yang menyatukan ujung Timur dan Barat pulau Jawa dalam waktu yang relative singkat. Tujuannya adalah untuk menjaga kepentingan ekonomi dan pertahanan, karena Daendels ditugaskan untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan tentara Inggris.

Bahkan, banyak pihak menilai pembangunan jalan Anyer-Panarukan sebagai tindakan genosida lantaran menelan ribuan korban jiwa. Namun, sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer mengakui bahwa, dibadingkan pada masanya, ruas jalan itu sama dengan jalan dari Amsterdam ke Paris. “Sejak dapat dipergunakan pada tahun 1809, telah menjadi infrastruktur penting dan untuk selamanya,” tulis Pram dalam Jalan Raya Pos, Jalan Daendels dilansir dari Historia.      

Kisah Daendels ini seakan terulang kembali di jagad Nusa Tenggara Timur saat ini. Meski bukan terkategori genosida, namun hanya di masa kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef A. Nae Soi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, hampir 1000 Km jalan rusak di NTT berhasil dibangun dalam tempo 3 tahun kepemimpinan.

Duet kepemimpinan yang dikenal dengan sandi politik Viktory-Joss ini tercatat membangun ruas jalan provinsi di NTT yang dalam kondisi tidak mantap yang totalnya sepanjang 906,12 Km. “Ini total ruas jalan yang harus diselesaikan dalam tempo tiga tahun sejak 2019. Kita kerja di tahun 2021-2022 dengan multy years melalui dana pijaman daerah, itu totalnya 491 Km. Juga menggunakan dana dari PT SMI ditambaha dengan sumber lain seperti DAU, DAK, PAJD, maka totalanya untuk menyelesaikan jalan di tahun 2021, samapi selesai di 2022, sepanjang 518 Km,” sebut Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT, Maksi Nenabu kepada SelatanIndonesia.com, Selasa (15/2/2022) di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Dari total ruas jalan yang dibangun itu termasuk didalamnya untuk wilayah pulau Sumba seluruhnya. “Total di Sumba keseluruhan sepanjang 108, 09 Km dengan anggaran sebesar Rp 153.592.380.000. Dari keseluruhan itu menyebar di Kabupaten Sumba Timur sepanjang 77,11 Km  dengan dana sebesar Rp 94.987.075.000, Sumba Tengah 6,65 Km, dengan dana Rp 12. 336.363.000, Sumba Barat sepanjang 12,05 Km dengan dana Rp 22.280.368.000,  serta Sumba Barat Daya sepanjang 12,28 Km dengan dana Rp 23.280.368.000,” sebut Maksi.

Dijelaskan Maksi, seluruh ruas jalan Provinsi bakal diurus hingga tuntas untuk menyelesaikan target pembangunan jalan sepanjang 906 Km yang saat ini dalam kondisi rusak berat dan rusak tingan. “Sedangkan ada juga yang dalam kondisi mantap namun ada bagainnya yang berlubang sedikit belum kita urus karena kita masih fokus di jalan yang kondisinya rusak berat dan rusak ringan,” sebutnya.

Maksi menargetkan, dalam pertengahan tahun 2022 ini ruas jalan sepanjang 906 Km akan selesai dibangun. “Sampai pada posisi saa ini ada pengerjaan jalan provinsi yang menggunakan dana dari DAK yang belum terealisasi sekitar 22 Km lebih.  Nanti di tahun 2023 kita programkan lagi di DAK sehingga tuntas seluruhnya,” ujarnya.

Menurut Maksi, ini program besar dan sangat revolusioner jika diabandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya bisa dibangun 50-60 Km per tahun. “Kalau dibagi rata maka hampir pasti setiap Kabupaten dan Kota di NTT hanya mendapatkan sekitar 2 Km atau hanya 1 Km saja setiap Kabupaten dan Kota. Ketika masuk pemerintahan sekarang ini, gebrakan pertama yang dibuat saat itu di tahun 2019, kita sudah bekerja 150 Km lebih. Maka 2020 kita tingkatkan menjadi 365 Km, dan tahun 2021 menjadi 518 Km. Ini sangat revolusioner,” tegasnya.

Berkat kerja keras Maksi Nenabu selaku Kadis PUPR NTT, Gubernur Laiskodat dalam berbagai forum sering menjulukinya sebagai Daendels yang membangun jalan dari Anyer-Panarukan sepanjang 1000 Km. “Terobosan pekerjaan jalan di NTT ini bukan main-main, karena tujuan kita menuntaskan jalan provinsi. Karena dengan jalan provinsi yang bagus maka sangat memudahkan waktu tempuh dari satu titik ke titik yang lain. Degan demikian maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi mudah dan cepat,” katanya.

Ia menambahkan, jika membangun jalan dengan kualitas bagus maka 1 Km menelan dana sekitar Rp 4 miliar. “Kalua 1000 Km jalan di NTT masih rusak, maka kita butuh sekitar Rp 4 triliun, dari mana uang kita. Makanya, kami melakukan terobosan, bagaiman mendesain dan memprogramkan skema dengan uang yang tidak mahal, namun barangnya selesai dikerjakan,” ujarnya.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap