KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kendati baru tiga tahun menyelenggarakan pendidikan Program Menara Vokasi, Politeknik eLBajo Commodus, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, punya misi besar mendukung pariwisata di NTT. Bahkan, lembaga dibawah naungan Yayasan Bangkit Anak Negeriku itu bertekad mengahsilkan Sumba Daya Manusia (SDM) NTT khsusunya di Labuan Bajo yang handal untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 dan KTT ASEAN di tahun 2023.
“Tinggal dua tahun dai sekarang, tentunya program-program akselerasi itu dipusatkan dan diprioritaskan di Labuan Bajo dan pekerjaan besar Pemerintah saat ini adalah mempersiapkan infrastruktur jalan, trotoar, istrik dan sebagainya. Selain itu juga kesiapan SDM dan disinilah perna kami Polteknik eLBajo melalui program Menara Advokasi memberikan energi tambahan, dengan fokus menyaipkan SDM agar masyarakat kita bisa terlibat aktif dalam kegiatan internasional itu, bukan hanya menjadi penonton,” sebut PIC Program Menara Vokasi Politeknik eLBajo Commodus, Fitri Ciptosari, S. Tr. Par. M.Si ketika berbicara dalam acara media gathering di Hotel Naka Kupang, Selasa (30/11/2021).
Fitri Ciptosari yang didampingi Ondi Asroni, M.Kom mewakili Direktur Politeknik eLBajo Commodus dan Kepala Humas Politeknik eLBajo Yulianis Pauli, S. Si menjelaskan, program Menara Vikasi merupakan program yang diinisiasi oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI (MITRASDUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, sebagai upaya dalam mensinergikan kemitraan yang selaras antara satuan pendidikan vokasi dan pengguna jasa.
“Upaya ini ditujukan untuk mendorong pengembangan potensi wilayah khususnya di wilayah kategori 3T dan wilayah dengan sumberdaya yang dapat dikembangkan, baik di bidang kepariwisataan maupun potensi sumberdaya alamnya,” sebut Fitri.
Dikatakan, program ini dirancang dengan menggerakkan secara sinergis komponen di daerah melalui kelompok yang diberi nama Akselerator Daerah. ”Politeknik eLBajo Commodus terpilih menjadi salah satu Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang menyelenggarakan serangkaian kegiatan dalam pembentukan akselerator daerah di wilayah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dalam konteks Manggarai Barat, Politeknik eLBajo Commodus menggerakkan kemitraan Pentahelix, yakni Pemerintah Daerah, Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), Akademisi (Satuan Pendidikan Vokasi), Komunitas (Asosiasi,LSM/NGO) dan Media,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ada lima (5) Politeknik di Indonesia yang terpilih diantaranya Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Negeri Medan dan Politeknik eLBajo Commodus. Program Menara Vokasi diselenggarakan dalam serangkaian kegiatan, diantaranya, Kegiatan self-assessment dari Satuan Pendidikan Vokasi, Serangkaian kegiatan FGD sebanyak lima kali, dan pembentukan akselerator daerah (Komite Vokasi Daerah), serta Gebyar Menara Vokasi sebagai puncak rangkaian kegiatan Menara vokasi, berupa kegiatan gebyar penandatanganan Mou/MoA dan pakta integritas Komite Menara Vokasi sebagai komitmen pengembangan SDM Unggul melalui kemitraan yang berkelanjutan.
Fitri mengatakan, perlu dibangun kesepahaman dan keselarasan konsep dari semua pihak bahwa prioritas pembangunan pariwisata sejatinya adalah membangun manusia ‘yang siap, terampil, dan berdaya saing’. “Penguatan SDM lokal perlu dilihat sebagai agenda kerja prioritas dalam mendorong kekuatan dan kemampuan pembangunan ekonomi lokal. SDM lokal sebagai motor penggerak industri,” katanya.
Disebutkan Fotri, potensi dari satuan pendidikan vokasi dipahami dan dilihat sebagai katalisator dalam upaya membangun kualitas SDM unggul dan terampil sesuai dengan perkembangan perekonomian di daerah. “Pengembangan kompetensi pendidikan vokasi diarahkan untuk mengatasi problem kualitas SDM dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja dan terutama sebagai penggerak peningkatan kegiatan roda perekonomian. Keberadaan satuan pendidikan vokasi di Manggarai Barat diharapkan menjadi solusi ketersediaan SDM handal dan terbentuknya hubungan harmonis dan sinergis antar penghasil SDM dan penggunanya, yakni dunia industri dan masyarakat,” ujarnya.***Laurens Leba Tukan