KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif), Dr. Laurentius D. Gadi Djou, Akuntan, mengungkapkan kisah di balik tampilnya Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI, Airlangga Hartarto yang membawakan orasi ilmiah di forum Wisuda Unflor pada Kamis (25/11/2021).
Dr. Lorry sapaan akrab Laurentius D. Gadi Djou menyebutkan, secara lembaga, kampus Unflor selalu berkeinginan agar setiap momentum wisuda di kampus itu ada semacam masukan, informsi dan motaivasi bagi para wisudawan, karena mereka berada di tepian Indonesia.
“Kami bersepakat bahwa setiap kali wisuda itu, orasi ilmiah harus disampaikan oleh orang-orang hebat, termasuk para menteri. Tentang tampilnya Pak Airlangga Hartarto, beliau termasuk orang baik dan orang hebat di negeri ini yang selalu mendampingi Pak Presiden Jokowi. Dan, kesuksesan Bapak Jokowi karena termasuk didukung oleh Pak Airlangga Hartarto,” sebut Dr. Lorry kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (27/11/2021).
Ia mengakui, tidak memiliki akses langsung ke Menko Airlangga, sehingga diputuskan untuk menempuh jalur politik yaitu Partai Golkar. “Ada tiga orang mulai Pak Hery Wadhi, Anwar Pua Geno dan Melki Laka Lena. Saya menantang mereka sebagai kader Golkar asal Ende, bisa tidak kalian bertiga mendatangkan Pak Menko Airlangga ke Universitas Flores. Percuma kalian kader kalau tidak bisa hadirkan Pak Airlangga. Ini yang saya sampaikan, termasuk ke Pak Melki Laka Lena. Akhirnya terwujud juga, dan sebenranya Pak Menko Airlangga hadir langsung tetapi ada jadwal ke Pacitan sehingga orasi ilmiah Pak Menko Airlangga melalui virtual, sebut dr. Lorry.
Disebutkan dr. Lorry, materi yang disampaikan Menko Airlangga kepada para wisudawan ternyata gayung bersambut dengan apa yang disampaikan oleh Bupati Ngada, Andereas Paru. “Bahwa Sarjana itu harus bisa mencipatkan lapangan kerja. Pemerintah tidak menyediakan tempat kerja namun menyiapkan fasilitas untuk mereka menciptakan lapangan kerja. Dan itu yang disampaikan Pak Menko Airlangga bahwa lulusan Unflor harus mampu menjadi wirausahawan yang handal,” katanya.
Menko Airlangga Hartarto, dalam orasi ilmiah dalam forum wisuda Uniflor itu memaparkan kebutuhan atas talenta digital dan tantangan perekonomian Indonesia.
Dilansir dari endenews.com, Airlangga menjelaskan, proses modernisasi telah tiba di era digital 4.0 yang mengedepankan inovasi dan kecepatan beradaptasi. Hal tersebut merupakan tantangan bagi perekonomian Indonesia dan mesti diimbangi dengan keberadaan talenta digital di sisi lain.
Kemampuan talenta digital, kata Ketua Umum Golkar itu, tak sebatas mengisi ketersediaan yang sudah ada melainkan lebih dari itu berinovasi dan membuka peluang usaha baru. “Di era 4.0, bangsa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi terhadap perubahan, kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur dan berkarakter,” kata Airlangga.
Diebutkannya, generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan talenta digitalnya sehingga nanti tidak hanya berperan sebagai pencari kerja tetapi juga pencipta lapangan kerja.
Ekonomi digital bersifat terbuka dan akan menjadi engine of growth (mesin pertumbuhan) yang baru. Karena itu menghadapi persaingan tersebut perlu dipersiapkan talenta-talenta digital.
Upaya pengembangan keterampilan digital diproyeksikan akan memberikan kontribusi sebesar Rp 4.434 triliun di tahun 2030. Diperkirakan, sampai tahun 2030, Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital atau dalam 15 tahun membutuhkan 600 ribu per tahun.
Dari sisi pemerintah, kata Airlangga, terus didorong berbagai kegiatan termasuk melalui program digital talent scholarship dan digital leadership academy mulai dari basik atau kemampuan dasar hingga menjadi terampil.
Hal tersebut diharapkan akan mendorong digitalisasi dunia usaha hingga ke unit terkecil ekonomi seperti UMKM dan meningkatkan produktivitas.
Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga telah diwujudkan pemerintah dengan mendorong produktivitas kewirausahaan. Hal itu dilakukan mengingat rasio kewirausahaan Indonesia yang masih relatif rendah di angka 3,47 persen.
Dunia kewirausahaan Indonesia akan dipacu khususnya kepada pelaku usaha usia 15 sampai 24 tahun atau generasi muda untuk menciptakan peluang baru.
Pemerintah, sebut Airlangga, telah bekerja sama dengan stakeholder khususnya civitas academica dalam pengembangan kewirausahaan melalui lembaga incubator. Tujuannya untuk menjembatani mahasiswa dan dunia usaha.
Airlangga berharap Uniflor Ende turut mengambil bagian dan mendorong sektor bisnis melalui lembaga incubator. “Dan tentu, Universitas Flores diharapkan juga berkontribusi untuk mendorong bisnis melalui lembaga incubator, apalagi akreditasinya sudah mencapai akreditasi B, sehingga tentu kesempatan untuk mencetak inovasi dan para wirausaha baru bisa dilakukan,” katanya.
Airlangga mengatakan, pengembangan talenta digital juga didorong melalui gerakan nasional literasi yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota, peningkatan infrastruktur digital seperti 4G, data center pemerintah, dan jaringan network 5G.
Acara wisuda itu dikemas dalam nuansa budaya yang kental sesuai tema “Membangun Generasi yang Unggul dan Berbudaya”. Hadir dalam sidang senat Kepala LLDIKTI Wilayah XV Profesor Mangadas Gaol, Bupati Ngada Andreas Paru, Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja, Asisten I Setda Ende Abraham Badu, dan para pejabat daerah.
Sidang Senat Uniflor tahun ini dibuka dengan sambutan Ketua Senat Uniflor, Dr. Simon Sira Padji, MA, yang menekankan lulusan Uniflor menjadi jembatan antara kemajuan zaman dan budaya.
Sekretaris Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif), Ana Maria Gadi Djou, menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada seluruh stakeholder Universitas Flores. Ana Gadi Djou mengatakan, Uniflor Ende sebagai lembaga pendidikan tetap mempertahankan mutu baik sisi tata kelola maupun program bagi mahasiswa.***Laurens Leba Tukan