KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, sejak Senin (22/11/2021) silam secara resmi membebaskan kewajiban tes PCR dan juga Antigen bagi para pelaku perjalanan dalam wilayah provinsi NTT. Padahal, jangkauan vaksinasi di NTT masih jauh dari standar minimum kekebalan komunitas.
Dilansir dari Kompas.id, dari target 3.842.439 warga NTT yang harus divaksinasi, ternyata baru 1.937.248 orang atau 50,56 % yang sudah menerima dosis pertama. Bahkan, jauh lebih rendah lagi untuk dosis kedua yang baru menjangkau 972.526 orang atau 25,64 %. Capaian itu masih sangat jauh dari standar kekebalan komunitas dengan target minimum 80 % vaksinasi dosis kedua.
Koordinator Yellow Clinic Golkar NTT, Johan Oematan mendesak Dinas Kesehatan Provinsi NTT agar menggalangan dukungan berbagai pihak untuk bersama-sama mempercepat vaksinasi bagi masyarakat. “Diharapkan Dinkes terus menggenjot tingkatan prosentase vaksinasi dan libatkan semua pihak agar lebih banyak berpartisipasi dalam vaksinasi,” sebut Johan Oematan kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (27/11/2021).
Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTT ini mengatakan, daerah lain sudah lebih tinggi prosentase vaksinasi sehingga diharapkan agar NTT lebih cepat dan lebih gencar lagi melakukan vaksinasi. “Jangan kerja sendiri, libatkan paritisipasi berbagai pihak selain Golkar dan beberapa partai lain yang selama ini sudah gencar. Kami di Golkar sudah lakukan vaksinasi pertama 30 ribu dosisi, dan saat ini sedang berjalan 150 ribu dosis vaksin,” katanya.
Johan Oematan menambahkan, dengan meningkatkan prosentase vaksinasi untuk mencapai minimal 80 % warga NTT tervaksin maka akan selaras dengan kebijakan Gubernur NTT membebaskan kewajiban tes PCR dan juga Antigen bagi para pelaku perjalanan dalam wilayah provinsi NTT. “Kebijakan Pak Gubernur itu harus didukung dengan percepatan vaksinasi sehingga ekonomi masyarakat bisa beranjak. Maka perlu kolaborasi degan semua elemen termasuk TNI/Polri, Kejaksaan, LSM dan lainnya,” ujar Johan Oematan.***Laurens Leba Tukan