KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Perilaku tak senonoh yang dipertontonkan oknum Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Lembata, MGPR mendapat kecaman serius dari berbagai kalangan. Untuk menjaga mama baik Lembaga DPRD dan citra PDI Perjuangan, Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Lembata mendesak agar anggota DPRD tersebut dipecat dari PDI Perjuangan juga dari keanggotaannya di DPRD.
“Kelakuan oknum anggota Fraksi PDI Perjuangan ini sangat berdampak buruk bagi lembaga DPRD yang terhormat, juga citra partai politik khususnya PDI Perjuangan. Soalnya dia anggota dewan dari partai wong cilik yang harus jaga selalu citra diri sebagai wakil rakyat,” sebut Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Lembata, Petrus Asmumu Manuk kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (26/11/2021).
Disebutkan Petrus, publik Lembata terguncang hebat di saat puncak peringatan hari Guru Nasional. Karena, salah satu anggota dewan terhormat kedapatan mesum dengan istri orang di kamar mandi. “Sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan, kita mendesak Pimpinan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lembata dan juga Badan Kehormatan DPRD Lembata segera merespon masalah asusila ini yang pelakunya adalah anggota dewan terhormat,” sebutnya.
Petrus mengatakan, PDI Perjuangan selalu melahirkan kader-kader yang mumpuni dan punya integritas yang harus bisa dijaga demi nama baik wong cilik. “Kita organisasi sayap partai hadir juga dapat melahirkan kader-kader muda yang dapat membawa citra positif untuk partai jika dipercaya oleh rakyat nantinya duduk di lembaga terhormat tersebut untuk menyuarakan suara wong cilik,” ujarnya.
Ia menambahkan, Banteng Muda Indonesia menyayangkan sikap dan tindakan tidak terpuji dan tercelah yang dilakukan MGPR. “Sebagai generasi muda kita malu dan tercoreng atas citra buruk sikap anggota dewan muda ini,” katanya.
Petrus yang juga Ketua Komparatif Bidang Organisasi dan Kaderisasi Data Base HIPMI NTT ini mengatakan, PDI Perjuangan adalah partai yang lahir dan peduli terhadap amanat penderitaan rakyat. “Bagaimana mungkin kita membiarkan citra partai ini tercoreng oleh kader partai yang karbitan. Kita juga meminta kepada Pimpinan DPRD Lembata khususnya Badan Kehormatan DPRD untuk segera merespon jika DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lembata mengusulkan Pergantian Antar Waktu,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus perselingkuhan dengan menyeret pejabat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali terjadi. Kali ini oknum anggota DPRD di Kabupaten Lembata yang menjadi aktornya.
Adalah MGPR, anggota DPRD dari PDI Perjuangan kepergok berselingkuh dengan Mawar (bukan nama sebenarnya) warga Kota Lewoleba. Aksi tukar lendir itu berawal dari MGPR menemui Mawar di rumahnya di kelurahan Lewoleba Tengah sekitar pukul 01.30 Wita. Setelah tiba, Raring memaksa Mawar ke kamar mandi untuk melecutkan birahinya.
Gejala ini pun membuat curiga DW, suami sah Mawar yang pada saat itu berada di rumah. Tanpa sadar, DW membuntuti Mawar sampai pada akhirnya berhasil dipergoki.
“Dia (istri) bilang perut sakit dan buang air, tapi firasat saya tidak enak makanya saya ikut, lalu saya tunggu di luar kan lama lalu karena saya lihat ada kaki dan bunyi air ini siram jalan terus dan saya tambah curiga, tidak lama sekitar 30 menit begitu dia (istri) keluar dan saat itu saya lihat MGPR didalam kamar mandi,” ungkap DW kepada wartawan, Kamis (25/11/2021).
Melihat Politisi PDIP Lembata itu di dalam kamar mandi milik mereka, DW langsung meluapkan amarahnya. Dia menghajar oknum wakil rakyat itu dengan pukulan sebagai bentuk kecewa dan sakit hati serta rasa malu.
Merasa malu, sakit hati serta kecewa, DW yang dalam keadaan air mata itu pun berteriak dan menghujat perlakuan tidak beretika dari politisi tersebut. Bahkan, DW juga sempat ke rumah orang tua MGPR dan rumah pribadi politisi asal Lebatukan tersebut untuk mencari sekaligus menanyakan secara langsung apa motif dari perbuatan tak senonoh itu.
“Saya tidak habis pikir kenapa bisa terjadi begini untuk keluarga saya, dari malam sampai pagi saya hanya menangis dan tidak bisa tidur,” ujar DW dengan mata berkaca-kaca.
DW pun menjelaskan, akibat dari perilaku gatal buta tuli politisi tersebut, dirinya dan seluruh keluarga besarnya termasuk semua orang yang ada di kompleks pun hilang simpati.***Laurens Leba Tukan