Lagi, DKP NTT Panen 1,4 Ton Kerapu Dikirim Hidup ke Bali

368
Sebanyak 1,4 ton Ikan Kerapu yang dipanen pada Keramba Jaring Apung (KJA) percontohan di desa Onansila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Selasa (16/11/2021). Foto: Dok. DKP NTT

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT kembali melakukan panen sebanyak 1,4 Ton Ikan Kerapu di pulau Semau, Kabupaten Kupang, Selasa (16/11/2021).

Hari ini kita panen lagi Ikan Kerapu untuk tahap kedua sebanyak 1,4 ton di Keramba Jaring Apung (KJA) percontohan di Semau,” sebut Plt. Kadis DKP Provinsi NTT, George Hadjoh melalui Kabid Pengelolaan Ruang Laut dan Budidaya Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Dr. Deselina M. W. Kaleka, S.Pi. M.Si kepada SelatanIndonesia.com, Selasa (16/11/2021).

Disejalskan Dr. Deselina, ikan kerapu sebanyak 1,4 ton itu diangkut dengan kapal berkapasitas 24 GT menuju Bali. “Kapal yang sama juga mengangkut benih dari Bali sejumlah 16.000 ekor, ini luar biasa,” ujar Doktor jebolan IPB Bogor dengan spesifikasi Teknologi Kelautan ini.

Sebelumnya, pada Jumat (22/10/2021) DKP Provinsi NTT juga melakukan panen ikan kerapu sebanyak 1,5 ton pada Keramba Jaring Apung (KJA) percontohan di lokasi yang sama yatiu di desa Onansila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.

Budidaya Ikan Kerapu dengan metode Keramba Jaring Apung (KJA) percontohan di desa Onansila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.

Sesuai rencana, ikan kerapu yang dipanen tersebut diangkut dengan kapal dari Bali kemudian dieksport dalam kondisi hidup ke Hongkong. “Panen kerapu berjumlah kurang lebih 1,5 ton, namun belum semuanya terangkut, karena kapasitas kapal hanya 10 GT dengan kemampuan muat hanya 700 Kg. Sehingga ikan kerapu yang sisa akan diangkut pada tahapan kedua,” ujar Deselina.

Dr. Deselina mengatakan, jumlah investasi yang dikeluarkan untuk budi daya ikan kerapu di NTT mencapau Rp 7.5 miliar untuk jangka panjang. “Investasi ini sempat diterpa badai seroja sehingga mengalami kerugian. Kedepan, direncanakan akan dikembangkan kampung budidaya baik lobster estate maupun kakap, dan kerapu di Pulau Semau melalui program Kementerian Kelautan dan Perikanan yang disalurkan untuk NTT,” katanya.

Menurut Dr. Deselina, gerakan yang dicanangkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat untuk mengoptimalisasi potensi kelautan dan perikanan sangat luar biasa. “Bapak Gubernur membuka jaringan konektivitas bisnis yang baik bagi investasi di NTT. Infrastruktur jalan salah satunya sebagai pion dan jaringan investor, senhingga produk-produk kita bisa tersalurkan dengan baik sampai dieksport. Ini sejalan dengan visi dan misinya membawa NTT Bangkit menuju Sejatera dan memang harus bangkit dan maju, inovatif, jangan kita hanya bisa menterjemahkan lurus setiap kebijakan beliau yang lebih banyak melihat sisi negatif,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ikan kerapu yang dipanen tersebut merupakan hasil budidaya yang dilakukan sejak bulan Desember 2020.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap