SOE,SELATANINDONESIA.COM – Persoalan stunting saat ini sudah menjadi agenda nasional. Kabupaten TTS menjadi salah satu Kabupaten prioritas di Provinsi NTT, pasalnya Kabupaten yang kini dipimpin Bupati Epy Tahun itu merupakan salah satu Kabupaten dengan angka Stunting tertinggi.
Jumlah kasus stunting di TTS sebanyak 14.247 anak atau sebesar 35,3 persen yang tidak hanya menyangkut pertumbuhan anak tetapi mempengaruhi perkembangan otak, mental yang berpengaruh pada buruknya prestasi anak dalam pendidikan di sekolah.
Pemda Kabupaten TTS mempunyai kiat khusus dalam memerangi stunting tersebut dengan gerakan Bunda Berani (Bumi Cendana Bebas Dari Generasi Anak Kerdil). Gerakan ini terus melakukan upaya untuk menekan angka Stunting di Kabupaten TTS.
Gerakan “Bunda Berani” yang hingga pada periode Agustus 2021. angka stunting menurun menjadi 13. 117 atau 3,1 persen dibandingkan pada periode Februari 2021 angka Stunting di TTS 14.247.
Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun mengatakan, untuk tahun 2022 Pemkab TTS telah mengalokasikan anggaran dalam APBD sebesar Rp 11 Miliar lebih yang tersebar di dinas-dinas konvergensi. Bupati Epy Tahun mengatakan itu ketika membuka acara rembug Stunting tingkat Kabupaten TTS Rabu (29/9/2021) di Aulah Mutis, Kantor Bupati TTS.
Disebutkan Bupati Epy Tahun, sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan Stunting, telah ditetapkan lima pilar pencegahan yakni pertama, komitmen dan visi kepemimpinan, kedua kampanye nasional dan komunikasi perubah perilaku, ketiga konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat daerah dan desa, keempat, ketahanan pangan dan gizi serta kelima pemantauan dan evaluasi.
Ia berharap, rembug stunting yang digelar hari itu dapat meningkatkan komitmen bersama dalam upaya penurunan dan pencegahan Stunting di Kabupaten TTS pada setiap sektor.
“Saya minta agar intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga dilaksanakan oleh sektor lainnya, karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen,” sebut Ketua DPD II Golkar Kabupaten TTS ini.
Plt. Kepala BAPPEDA Kabupaten TTS, Johanis Benu, SE. M.Si sebagai Ketua Pokja Stunting Kabupaten TTS menyebut, sejumlah kesimpulan dan tindaklanjut dari hasil Rembug Stunting yang dihadiri oleh para Kepala Dinas, para camat dan para Kepala Desa di seluruh Kabupaten TTS.
Adapun Kesimpulan tersebut diantaranya:
-
Adanya komitmen PEMDA dalam mendukung 8 aksi konvergensi stunting di Kabupaten TTS.
-
Kabupaten TTS berkomitmen untuk menurunkan angka stunting 5% setiap tahun.
-
Penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab multi pihak di Kabupaten TTS seluruh stakeholder yang ada.
-
Bentuk inovasi Pemkab TTS dalam penanggulangan stunting di TTS, yaitu : Bumi Cendana Bebas Generasi Anak Kerdil (BUNDA BERANI)
-
BAPPEDA KAB TTS (Ketua Pokja stunting) bertanggung jawab dalam hal koordinasi seluruh stakeholder dalam penanggulangan stunting.**Paul Papa Resi
Editor: Laurens Leba Tukan