KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Dr. Ir. Godlief Fredrik Neonufa, MT adalah sosok kunci Sustainable Development Goals (SDGs) Universitas Kristen Arca Wacana (UKAW) Kupang. SDGs adalah rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
Ada 17 point penting yang menjadi tujuan SDGs beserta 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Untuk mencapai itu, SDGs Unkris Arca Wacana Kupang menggelar workshop di T-More Said Hotel Kupang, Rabu (19/09/2021). Workshop tersebut fokus pada organisasi keagamaan yaitu GMIT dengan Yayasan Pendidikan Protestan, Keuskupan dengan Yayasan Pendidikan Katolik, Muhamadiyah dan Parisada Hindu Dharma Indonesia Kupang.
Direktur SDGs Unris Artha Wacana Kupang, Dr. Ir. Godlief Fredrik Neonufa, MT kepada wartawan mengatakan, workshop itu bertajuk “Faith Based Organization Capacity Building for Monitoring, Evaluation and Reporting on Distant Learning Management” yang merupakan rangkaian dari kegiatan besar yang telah dilakukan beberapa waktu lalu di Hotel Neo Aston Kupang.
“Kali lalu fokus kepada perencanaan SDGs, workshop kali ini fokus kegiatannya terarah pada sekolah-sekolah dasar. Kegiatan ini sebetulnya ingin mengenalkan seluruh UKG yang ada di NTT, yayasan pendidikan dan kepala sekolah terkait dengan SDGs (Suinstainable Development Goals),” sebut Godlief.
Dijelaskannya, dalam workshop itu peserta dilatih untuk membuat perencanaan kegiatan yang berbasis di sekolah atau pengembangan kualitas dengan format SDGs. “Kegiatan itu yang jalan sudah ada sejumlah UKG dan yayasan yang telah memasukan format berdasarkan kegiatan mereka. Hari ini fokus kepada bagaimana prinsip monitoring, evaluasi dan pelaporan dari kegiatan kegiatan mereka,” ujarnya.
Gidlief mengatakan, setelah para peserta didampingi, mereka akan membuat perencanaan yang baik untuk semua jenis kegiatan di lingkup tugas masing-masing. “Kita memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengimplementasikan kegiatan yang mereka buat. Kami informasi kepada mereka cara mereka untuk monitor. Kita harus jadi self monitoring dan self evaluation,” katanya.
Ia menambahkan, hari ini pihaknya meninformasikan kepada peserta sedetailnya lewat workshop dan pendampingan agar mereka memahami cara menguji secara benar data-data yang dievaluasi dan monitor menurut SDGs yang dikeluarkan oleh BAPENAS.
“Dalam workshop ini disampaikan juga tentang teknik pelaporan dan lampiran kegiatan SDGs. Karena teknik laporan biasanya berpikir sesuatu yang sangat canggih, padahal kegiatannya sederhana, serta mudah dilakukan dan dilaporkan. Kemudian punya sumbangsih terhadap pencapaian, luar biasa,” katanya. Turut menyampaikan salah satu staf di Kantor Bapenas RI di Jakarta. *)RenoMatrekano
Editor: Laurens Leba Tukan