Usai Dihantam Seroja, PLN Bangun 3 Tower Listrik Permanen di NTT Senilai 9,9 M

57
Para petugas PLN NTT tengah mengerjakan Tower Permanen di salah satu titik di Pulau Timor. Foto: Lidya

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – PT PLN (Persero) berhasil membangun tiga tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) bertegangan 70 kilo Volt (kV) sebagai pengganti tower darurat (tower emergency) yang sudah dioperasikan sejak 18 April 2021 usai badai siklon tropis seroja melanda Nusa Tenggara Timur (NTT), awal April silam.

Pengoperasian tiga tower ini dilakukan pada 3 Agustus 2021 pukul 17.41 WITA, lebih cepat dari target awal yaitu 31 Agustus 2021. Untuk menyelesaikan pembangunan tiga tower ini PLN mengeluarkan biaya investasi sebesar Rp 9,9 Miliar.

“Pekerjaan ini adalah langkah akhir pemulihan pasca bencana alam Badai Seroja pada awal April 2021,” sebut Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda dalam keterangan tertulis yang diterima SelatanIndonesia.com, Kamis (5/8/2021).

Beroperasinya tiga tower permanen ini membuat kelistrikan di Pulau Timor menjadi lebih andal. Jalur transmisi Maulafa-Naibonat saat menggunakan tower darurat hanya beroperasi satu saluran saja, dengan tower permanen kini kembali menjadi dua saluran beroperasi.

“Tower darurat memang dibangun untuk sementara agar listrik dapat cepat menyala pasca bencana, sambil menunggu tower permanen ini selesai. Dan puji syukur, saat ini tower permanen sudah bisa beroperasi,” tambah Huda.

Saat ini sistem kelistrikan Pulau Timor memiliki daya mampu 185 Megawatt (MW) dengan beban puncak 95 MW. Ia menambahkan, pembangunan tower ini dilakukan berdasarkan hasil survey oleh Universitas Nusa Cendana. Dari hasil survey tersebut, diketahui bahwa adanya retakan-retakan tanah dan longsoran yang cukup masif dan luas setelah Badai Seroja berlangsung.

Atas temuan tersebut, PLN mulai melakukan perencanaan dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk dilakukan pembersihan. Selanjutnya dilakukan pengecekan titik koordinat, pengujian campuran beton, dan mobilisasi alat berat untuk persiapan kerja.

PLN pun harus membangun pondasi borepile yang dikhususkan untuk daerah rawan longsor dengan kerja siang dan malam demi percepatan. “Keberhasilan pengoperasian tower permanen tersebut berkat sinergitas PLN Grup dari PLN UW NTT, PLN UIP Nusra dan anak perusahaan PLN PJB yang diwakili PT Rekadaya Elektrika yang memastikan pekerjaan ini berjalan lancar dan baik di tengah pandemi,” ucapnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap