ENDE,SELATANINDONESIA.COM – Berbagai inovasi dan terobosan yang kini gencar dikembangkan Bank NTT sebagai Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat, salah satunya Festival Desa Binaan Bank NTT, mendapat apresiasi dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
“Inovasi dari Bank NTT ini bagus. Menjembatani potensi-potensi masyarakat lalu dipasarkan secara digital melalui Bumdes. Ini Bagus,” sebut Gubernur Laiskodat memberikan apresiasi ketika berbicara alam kunjungan kerja di Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Selasa (25/5/2021).
Menurut Gubernur Laiskodat, Bank NTT sebagai perusahaan daerah, sudah melakukan loncatan-loncatan di dunia digital. “Saya selalu bilang, kehadiran Bank NTT sebagai BPD harus mampu menjadi stimulus sehingga harus melakukan kolaborasi dengan baik,” katanya.
Berbagai terobosan dan inovasi dalam melebarkan sayap bisnis untuk memajukan masyarakat mempertegas posisi Bank NTT sebagai bank kebanggan masyarakat NTT.
Festival Desa Binaan Bank NTT adalah sebuah inovasi baru dari Dirut Bank NTT Harry Alex Riwu Kaho dan tim kerjanya. Desa binaan ini tersebar di seluruh kabupaten di NTT, dan jumlahnya bervariasi tiap daerah. Desa binaan ini dibentuk untuk menuntun kehidupan masyarakat desa agar lebih sejahtera dengan meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Selain itu, mewujudkan kemandirian masyarakat desa, membantu dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi maayarakat desa serta mempermudah akses masyarakat desa dalam memperoleh informasi wilayah baik informasi potensi wilayah unggulan desa setempat sehingga melahirkan desa binaan yang memiliki kelompok usaha UMKM yang menjalankan usahanya sehingga menjadi mandiri.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alex Riwu Kaho menjelaskan, tujuan dari festival desa binaan Bank NTT adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa yang multiply effect, menciptakan desa binaan yang mandiri berbasis digital, sentralisasi produk perbankan baik itu produk dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, sebagai media promosi dan pemasaran produk Bank NTT.
“Nantinya ini akan mejadi pilot project pengembangan desa binaan Bank NTT serta menjadi pusat informasi potensi unggulan di daerah tersebut,” sebut Dirut Alex.
Dikatakan, dari 21 kabupaten di NTT, ada 46 buah Bumdes yang menjadi peserta festival. Ada 13 syarat menjadi peserta festival diantaranya memiliki produk kreasi warga setempat, produk yang dihasilkan terelektronifikasi memuat history desa dan produk-produk yang dipasarkan dalam bentuk barcode, produknya dikemas dengan branding Bank NTT.
Tidak hanya itu, desa juga harus memiliki lopo DiaBis@ yang dijadikan tempat usaha dan juga sebagai media informasi potensi unggulan yang ada di daerah tersebut, serta memiliki agen DiaBis@ mininal 50 persen dari pelaku ekonomi yang ada di desa tersebut. “Juga, setiap transaksinya menggunakan fasilitas pembayaran Non Tunai (QRIS Bank NTT) dan beberapa syarat lainnya,” sebut Alex.
Ia menambahkan, yang dipercayakn menjadi juri dalam festival ini yakni Ketua Kadin NTT Ir Abraham Paul Liyanto, Perwakilan Dinas Parekraf NTT Jony Rohi, dari OJK dan Bank Indonesia Andre Asa serta Stenly Boymau selaku konsultan humas perbankan. “Penjurian akan dilakukan Juni nanti dengan cara, juri akan melakukan uji petik di lapangan serta pengumumannya akan dilakukan pada Juli nanti saat perayaan HUT Bank NTT,” sebut Alex.***Laurens Leba Tukan