
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pria jangkung dengan penampilan sederahan itu beberapa kali menyeka air matanya yang menetes di pipi. Usai membuka masker putih, telapak tangannya mengusap matanya yang tak sudi menahan haru ketika melihat keluarga korban bencana longsong di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Jumat (9/4/2021).
Duka yang dirasakan warga di lereng gunung Ile Boleng itu rupanya memantik iba Presiden RI Joko Widodo. Betapa tidak, sebanyak 71 nyawa meninggal dunia tertimbun longsor besar yang terjadi tepat di hari Minggu Paskah itu. Presiden ke tujuh RI ini rela menapaki bekas reruntuhan batu dan kayu serta material lainnya yang berserakan di tepi gunung Ile Boleng.
Warga Adonara dari berbagai penjuru menyambutnya dengan histeris. Kehadiran Presiden Jokowi dipandang mampu mengobati luka batin warga Adonara yang dirundung duka. Air mata Presiden mampu menghapus pilu yang mendera perasaan hati warga Adonara dan NTT pada umumnya.
Sepanjang sejarah peradaban manusia, Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia pertama yang menginjakkan kakinya di Adonara, pulau yang sering disebut sebagai pulau romantis.
Presiden Jokowi punya cinta yang tak terukur bagi rakyatnya di NTT. Tidak saja 11 bendungan raksasa dibangun di NTT serta program lumbung pangan Nasional Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah dan Belu, serta pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bagi NTT, tetapi sudah kesekian kalinya Presiden Jokowi datang ke NTT.
Kali ini, Presiden Jokowi datang di Lembata dan Adonara untuk melihat langsung kondisi rakyatnya di dua Kabupaten itu yang dilanda bencana badai seroja.
Pater Kopong Tuan MSF, seorang rohaniwan Katolik asal Adonara di Manila menyebut, hingga hari ini, siapapun tidak tahu alasan mengapa ketika tiba di Adonara, Presiden Jokowi justru menangis. Apakah karena rasa sedih dan haru yang sudah tak tertahankan lagi ketia melihat secara langsung situasi yang sangat amat menyayat hati tragedi 4 April 2021, atau apakah karena menyaksikan duka dan derita para korban, tetapi mengapa justru di Adonara, Presiden menangis. Sekian nada tanya ini diuraikan Pastor Tuang Kopong dalam sebuah tulisan yang dilansir SelatanIndonesia.com, Selasa (13/4/2021).
Menurut Tuang Kopong, tangisan Presiden Jokowi adalah ungkapan belarasa bukan hanya sebagai pemimpin negara kesatuan Republik Indonesia, melainkan juga dimaknai sebagai bersama berjalan dalam penderitaan ini.
Selain itu, pesan simbolik yang bisa dimaknai dari tangisan dan air mata Presiden Jokowi ini adalah ajakan bagi semua untuk merawat Adonara sebagai rumah bersama. “Membumikan ensiklik Paus Fransiskus “Laudato Si” dengan tidak hanya merelokasi para korban ke tempat hunian baru namun di atas segalanya adalah menghijaukan wajah Adonara melalui penanaman pohon dan perubahan mentalitas atau tingkah laku yang merusak menuju mentalitas dan tingkah laku yang ramah, menjaga, merawat dan memperindah serta menghijaukan lingkungan sekitar kita,” tulis Tuang Kopong.
Bagi Tuang Kopong, salah satu makna dibalik tangisan dan air mata Presiden Jokowi adalah juga sebuah peringatan bagi semua pihak terutama pemangku kebijakan untuk tidak memanfaatkan situasi ini sebagai sebuah peluang atau panggung menarikan “tarian” korupsi di atas penderitaan masyarakat Adonara.
Berbagai pihak menaruh perhatian untuk Adonara ketika sebelum maupun sesudah Pulau itu dikunjungi Presiden Jokowi. Terpantau, tidak saja dari kalangan Pemerintah, Swasta, Mahasiswa, Perantauan dari berbagai wilayah dalam dan luar negeri, bahkan para petinggi Partai Politik bergotong royong memberikan perhatian dan bantuan untuk korban badai seroja yang kini tersebar di sejumlah titik penampungan sementara.
Informasi yang dihimpun SelatanIndonesia.com dari Posko DPD II Partai Golkar Flores Timur di Adonara, Selasa (13/4/2021) menyebutkan, para pengungsi kini kesulitan alas tempat tidur untuk anak-anak, makanan bayi dan balita, obat-obatan seperti minyak angin,minyak kayu putih, dan balsem bayi transfulmin.
“Warga di penampungan juga membutuhkan wadah ember untuk kebutuhan air bersih dan MCK pribadi, sekaligus wadah pakaian kotor dan bersih. Juga pakaian dalam untuk wanita usia remaja dan dewasa, pempers bayi, balita dan pempers untuk orang tua, pembalut wanita, serta alat makan rantang makanan untuk menyimpan makanan jadi dari pembagian dapur umum,” sebut Polce Niron Relawan Partai Golkar untuk bencana Adonara.
Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Tim Golkar Peduli Bencana tengah mempersiapkan berbagai bantuan untuk didistribusikan kepada seluruh korban badai seroja. “Kita mulai bergerak dari Labuan Bajo, Selasa (13/4/2021) dan menyinggahi semua DPD II Golkar sedaratan Flores untuk mengambil bantuan sesuai kemampuan setiap DPD II Golkar untuk selanjutnya didistribusikan untuk korban badai seroja di Lembata dan Adonara, Flores Timur,” sebut Ketua DPD I partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka lena, Senin (12/4/2021).
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini mengatakan, ia telah menginstruksikan kepada seluruh Ketua DPD II di daratan Flores untuk mengumpulkan bantuan di setiap Kantor DPD II untuk selanjutnya Tim Golkar Peduli Bencana yang bergerak dari Labuan Bajo dan seterusnya ke Ruteng, Ende hingga ke Larantuka, Adonara, Flotim da menuju Lembata.
“DPD Golkar NTT rencananya memberi bantuan dalm bentuk barang yang dikumpulkan dari seluruh DPD II se daratan Flores dan mulai bergerak dari Labuan Bajo pada Selasa pagi. Saya minta kepada Ketua DPD II dan Fraksi Golkar DPRD Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka, agar memberikan dukungan kepada keluarga besar Golkar di Flotim dan Lembata yang lagi tertimpa musibah,” katanya.***Laurens Leba Tukan