SOE,SELATANINDONESIA.COM – Kondisi mayat mama Filpina Muskanan (49) sangat memprihatinkan. Warga RT24/RW10 Dusun Taenunuh yang mengungsi di Aulah kantor Desa Bena, Kecamatan Amnuban Selatan, Kabupaten TTS ini sama sekali tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat ataupun BPBD dan tenaga kesehatan yang bertugas di Posko pengungsian.
Betapa tidak, jenasah mama Filpina hanya dibaringkan di tanah disalah satu ruangan di belakang kantor desa Bena hanya hanya beralaskan tikar tanpa ada penerangan alias gelap gulita.
Ditemani suaminya Yakob Pitay dan dua orang sanak keluarganya, ruangan tempat almarhumah Filpinan dibaringkan tanpa lampu penerangan dan sangat gelap. Sementara diruangan lainnya ada ratusan warga pengungsi menikmati nyalanya listrik dari genset.
Ketua DPC PDIP TTS, Mordekae Liu dan Bendaharanya Linda ketika melayat mama Filpinan menitikan air mata melihat kondisi ruangan yang gelap tanpa penerangan.
“Kita prihatin dengan kondisi ini. Jenasah dibaringkan di tanah hanya beralaskan tikar. Ruangan juga gelap. Kondisi demikian sangat tidak manusiawi,” ucap Deki Liu kepada SelatanIndonesia.com di kantor Desa Bena sembari meminta bendaharanya yang bernama Linda Saka untuk membeli lilin.
Sementara Yakob Pitay suami almarhum Filpina kepada media ini Sabtu (10/4/2021) menjelaskan, istrinya meninggal sekitar pukul 15:05 WITAÂ sore tadi karena menderita sakit struk sejak dua tahun yang lalu.
“Istri saya sakitnya sudah dari dua tahun yang lalu. Tidak bisa jalan. Duduk saja tidak bisa. Dia dipikul oleh anggota TNI dan mereka bawa kami sama-sama ke tampat pengungsian ini,” sebut Yakob.
Lebih lanjut kata Yakob, pada saat bencana banjir di Toinunu dia bersama istri dan ketujuh anaknya dibawa ke tempat pengungsian di kantor Desa Bena dalam keadaan sakit. Tenaga kesehatan pun masih sempat merawat istrinya ketika berada ditempat pengungsian.
“Saat ada disini istri saya sempat dirawat oleh dokter. Tapi memang kondisinya sudah tidak bisa jadi tadi jam 3 sore meninggal dunia”tutur Yakob.
Pantau media ini, ruangan tempat almarhumah Filpina dibaringkan sangat gelap. Tidak ada satu lampu ataupun lilin yang menyala diruangan tersebut. Ruangan baru bisa ada penerangan ketika Ketua DPC PDIP TTS Mordekae Liu bersama Bendaharanya Linda Saka berinisiatif membeli lilin. Dan tak lama berselang camat Amanuban Barat pun berinisiatif untuk menyambung kabel dan bola diruangan tempat almarhumah dibaringkan.**)Paul Papa Resi
Editor: Laurens Leba Tukan