Anak-anak Korban Banjir Adonara Butuh Terpal dan Selimut di Pengungsian

346
Kondisi anak-anak korban banjir di lokasi penampungan MAN Wawerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Kamis (8/4/2021). Foto: Kiriman Warga

ADONARA,SELATANINDONESIA.COM -Sejak malam kejadian banjir bandang pada Minggu (4/4/2021) masih menyusahkan duka mendalam. Selain korban jiwa, rumah dan harta benda, anak-anak yang jadi korban yang kini tertampung di sejumlah titik penampungan butuh sentuhan berupa terpal dan selimut.

Sejak malam kejadian hingga kini sebagian besar anak-anak pengungsi banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT tidur beralas terpal tanpa selimut.

Salah satu titik penampungan adalah MAN Weiwerang, di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur. “Ada 54 KK dengan 170 jiwa ditampung di tempat pengungsian MAN Waiwerang. Dari jumlah itu ada 58 anak, empat bayi, dan 10 balita, kami butuh selimut dan terpal,” sebut Elo Adu salah satu pengungsi yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Kamis (8/4/2021).

Dijelaskan, sampai saat ini, sudah ada bantuan 22 kasur dari Kemensos yang diutamakan untuk bayi, lansia dan balita.

Mohammad Soleh Kadir salah satu relawan yang mengurus para pengungsian di MAN Waiwerang, mengatakan sudah ada pendistribusian bantuan kasur dari Kemensos. “Mereka kasih hanya 22 kasur saja. Kasur itu untuk 4 bayi, 10 balita dan sisanya untuk lansia. Sedangkan untuk anak-anak dan orang dewasa masih tidur di lantai dengan beralas terpal,” sebut Soleh Kadir.

Disebutkan Soleh Kadir, para pengungsi ini sudah empat malam tidur di MAN Waiwerang dan banyak yang masih tidur di lantai beralaskan terpal dan sampai saat ini tidak ada bantuan selimut bagi para pengungsi. “Ini yang jadi masalah di pengungsian,” sebutnya.

Ia juga menjelaskan, untuk makanan dan minuman masih ada bantuan warga dari sekitar lokasi pengungsi yang terus memberikan nasi bungkus. “Kalau untuk makan minum tidak ada masalah saat ini, ” ujarnya.

Novita Palang, salah satu pengungsi banjir bandang Adonara membenarkan hal itu. Ia mengaku bersama pengungsi lainnya termasuk ketiga anaknya tidur di terpal tanpa selimut.

“Tadi kita lihat bantuan kasur dari Mensos. Tetapi para relawan prioritas untuk bayi dan balita. Jadi kita tidak dapat karena sangat terbatas bantuan itu,” ujar Novita.

Kebutuhan saat ini, lanjut Novita adalah pakaian bersih karena ia hanya punya pakaian yang melekat di badan.

“Selama kami berada di tempat pengungsian ini juga dibantu satu potong baju oleh relawan di sini. Saat ini saya masih membutuhkan bantuan pakaian termasuk untuk ketiga anak saya, meski saya dan anak-anak tidur beralas terpal,” pungkasnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap