WAIWERANG,SELATANINDONESIA.COM – Duka mendalam menyelimuti Nusa Tenggara Timur (NTT). Banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, menelan korban jiwa sebanyak 62 orang.
“62 jenazah itu terdiri dari, 56 orang warga Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng dan 6 orang Warga Desa Waiwerang dan Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, sebut Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli ketika dihubungi SelatanIndonesia.com, Selasa (6/4/2021).
Disebutkan Wabup Agus Boli, saat ini sebanyak 62 jenazah sudah berhasil dievakuasi. “Satu korban dari Waiwerang dan Waiburak masih dalam pencarian. Sedangkan di Desa Oyang Barang Kecamatan Wotan Ulu Mado, 3 dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian. Jadi total yang masih dicari 4 orang,” sebutnya.
Kepala Desa Nele Lamadiken, Pius Pedang Melai menjelaskan 56 jenazah korban banjir yang berhasil ditemukan langsung dimakamkan secara massal.
“Ada 56 jenazah warga Desa Nele Lamadiken yang langsung dimakamkan massal di sebelah pemakaman umum desa. Pastor paroki di sini yang memimpin upacara pemakaman,” kata Pius.
Ia menambahkan saat ini ada 758 warga yang mengungsi di tiga lokasi. Rinciannya 281 orang mengungsi di SDN Nele Lamadiken. 452 orang di Kantor Desa Nele Lamadiken, dan 25 orang di Neleblobong.
Para pengungsi memilih tidur di pos pengungsian pada malam hari, dan siangnya kembali ke rumah untuk membersihkan sisa banjir dan memberi makan ternak.baca
“Sisanya lebih memilih tinggal di keluarga mereka di desa lain,” kata Pius. Lokasi terparah badai ini yakni, di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng, Desa Waiwerang dan Waiburak, Kecamatan Adonara Timur serta Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.
Desa Nelelamadike yang berada di Kecamatan Ile Boleng Pulau Adonara merupakan salah satu desa sasaran dengan korban meninggal dunia terbanyak akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi Minggu 4 April 2021.***Laurens Leba Tukan