Bupati Sumba Tengah Kerahkan OPD Nginap di Kebun Warga Lawan Hama Belalang

697
Tanaman jagung milik warga di Desa Tana Mbanas Barat, Kabupaten Sumba Tengah yang diserang hama belalang, Sabtu (6/3/2021). Foto: Kadis Kominfo Sumba Tengah

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA – Serangan hama belalang kambera di Kabupaten Sumba Tengah kian mengganas. Sekitar 200-an Ha lahan jagung masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah ludes dilahap belalang kambera.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu memimpin langsung dan mengerahkan seluruh Organisasi Perangkat daerah (OPD) setempat untuk menginap di kebun-kebun warga untuk memberantas serangan hama belalang. “Kami dipimpin langsung oleh Pak Bupati untuk menginap di Desa dan kebun-kebun warga untuk membantu masyarakat melakukan penyemprotan karena harus dilakukan malam hingga dini hari sampai jam tujuh pagi, itu waktu yang paling efektif,” sebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah, Umbu K. Pari, SP kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (6/3/2021).

Disebutkan Kadis Umbu K. Pari, luasan tanaman jagung masyarakat yang diserang hama belalang di Sumba Tengah sudah sekitar 200an Ha yang meliputi Desa Tana Mbanas induk, Tana Mbanas Selatan, Tana Mbanas Barat serta desa Lenang Selatan. “Memang belum terlalau serang tanaman masyarakat lainnya karena warga sangat ketat untuk mengahalau serangan belalang, terutama serangan anak belalang yang masih kecil dan itu sangat banyak berduyung-duyung dan itu datangnya dari perbatasan Sumba Timur,” jelasnya.

Kadis Umbu K. Pari mengatakan, langkah yang dilakukan sejak hari Senin, 1 Maret 2021 yang dipimpin langsung Bupati Sumba Tengah yang beranggotakan Dinas Pertanian sebagai dinas teknis serta OPD lainnya untuk bersama-sama menangani serangan hama belalang. “Sejak hari Senin kemarin kami sudah bermalam di sana karena sudah ada Posko yang dibangun di Desa Tana Mbanas induk, Tana Mbanas Selatan, Tana Mbanas Barat serta desa Lenang Selatan, dan setiap hari seluruh OPD di sana menginap dan melakukan penyemprotan sejak malam hari hingga dini hari dan sampai jam tujuh pagi,” jelasnya.

Ia mengatakan, kandala yang dihadapi ketika melakukan penyemprotan hama belalang adalah kondisi medan kebun warga yang ekstrim dan penyemprotan yang dilakukan harus pada malam hingga dini hari. “Kalau kita lakukan siang hari maka, ketika bunyi mesin penyemprot maka belalang itu langsug terbang terpencar dan itu tidak efektif. Maka langkah yang dilakukan adalah pemberantasan pada malam hari, hingga subuh dan sampai jam tujuh, ini kendala juga pada penerangan karena hanya mengandalkan senter. Ada juga lampu sorot dari mobil milik BPBD dan Sat Pol PP, tetapi hanya bisa dilakukan untuk kebun yang dekat jalan. Kalau di dalam dan medannya jurang maka hanya dengan mengandalkan senter,” sebutnya.

Kadis Umbu K. Pari mengatakan, perlu ada kolaborasi penanganan dengan Pemda kabupaten Sumba Timur karena lokasi serangan hama belalang itu ada di perbatasan antara Sumba tengah dan Sumba Timur. “Kemarin informasi dari Bapak Asisten I bahwa sudah bersurat ke Pemrpov NTT dan Pemda Sumba Timur agar kita bisa ditangani bersama,” ujarnya.

Dia mengaku Kementrian Pertanian melalaui UPT Proteksi Tanaman Provinsi NTT yang berkantor di Lewa, Kabupaten Sumba Timur terus memasok obat-obatan untuk penyemprotan hama belalang di Sumba Tengah. “Tentang obat-obatan, sejauh ini kami masih terus disuport oleh UPT Proteksi Tamana dari Lewa,” sebutnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap