Optimisme Alex Riwu Kaho dan Komitmen Pemegang Saham Bank NTT

284
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alex Riwu Kaho

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM-Manajemen Bank NTT beserta para pemegang saham telah membangun komitmen bersama untuk menambah modal serta membangun strategi lainnya menjadikan Bank Kebanggan Masyarakat NTT itu eksis, serta memiliki daya tahan kelembagaan, daya saing, juga daya tumbuh.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alex Riwu Kaho mengaku optimis bahwa berbekal langkah startegis dan upaya lain yang dilakukan bersama para pemegang saham, termasuk pemenuhan modal inti yang mencapai standar minimum Rp 3 T maka Bank NTT bakal melejit meski dalam hantaman pandemi Covid-19. “Ada langkah-langkah pemenuhan termasuk komitmen untuk menyetor modal secara organik dan juga mengantisipasi kedepan sehingga tidak menyebabkan terjadinya kekurangan modal. Untuk itu, ada peluang agar kita mencari alternatif-alternatif lain,” sebut Dirut Alex Riwu Kaho kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (19/2/2021).

Dijelaskan, Dirut Alex, dalam RAPAT Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank NTT 2021, Kamis pekan silam, dimaknainya sebagai sebuah langkah awal yang prospektif bagi Bank NTT. “Dalam momentum itu, sudah disepakati langkah-langkah pemenuhan termasuk komitmen untuk menyetor modal, serta upaya strategis lainnya demi Bank NTT tetap eksis,” katanya.

Disebutkan, seluruh pemegang saham telah menyepakati pemenuhan terhadap Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) berkaitan dengan daya tahan, kelembagaan, daya saing, serta daya tumbuh dan itu harus membutuhkan modal yang kuat.

Dalam POJK tersebut diatur bahwa untuk tahun 2020, seluruh bank (Bank Pembangunan Daerah) harus memiliki modal inti minimum Rp 1 Triliun, dan itu kita sudah lewat karena telah mencapai Rp. 1,7 triliun. Untuk tahun 2021, bank-bank diwajibkan memiliki modal minimum Rp 2 T. Dan, puji Tuhan, kita tinggal beberapa komitmen dipenuhi, berarti sudah ada pelampauan,” sebut Dirut Alex.

Pada tahun 2023, disebutkan Alex, OJK memberikan dispensasi waktu hingga tahun 2024, agar BPD wajib memenuhi modal inti minimum Rp 3 T. “Standar POJK tersebut,kita di Bank NTT secara kelembagaan sudah menyusun langkah-langkah strategis seperti mendesain program serta menyusun action plan.
Dan, saya sangat optimis karena komitmen kuat dari seluruh pemegang saham untuk secara oganik melakukan pemenuhan modal inti minimum ini,” katanya.

Alex menambahkan, untuk memitigasi berbagai resiko, saran dan petunjuk yang disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dinilai sebagai sebuah pemikiran cerdas dan sangat brilian. “Sebelum tiba saatnya, kita mencari jalan untuk proteksi. Mending sekarang kita persiapkan. Istilahnya kita jalankan pesawat dengan dua engine. Kita butuh investor, dan ini sangat luar biasa. Rasa sense of belonging dari pemegang saham agar bagaimana mempertahankan bank ini untuk tetap eksis. Kita tidak saja bicara tentang pemenuhan modal inti minimum,” ujarnya.

Menurut Dirut Alex, gagasan yang disampaikan Gubernur Laiskodat itu tidak semata motivasi untuk memenuhi modal inti minimum, melainkan memiliki dampak prospektif yang jauh kedepan demi eksinya Bank NTT. “Bapak Gubernur sudah memberi berbagai nasihat serta arahan agar Bank NTT mampu melakukan transformasi SDM, transformasi teknologi, transformasi layanan, serta yang paling penting, adalah tranfrosmasi budaya kerja. Ini sangat memacu semangat juang seluruh elemen Bank NTT untuk segera berubah menyesuaikan secara cerdas, adaptif, dengan new normal, dengan cara kerja yang kreatif, inovatif, profesional dan sungguh-sungguh,” sebutnya.

Gedung Bank NTT Pusat di Jalan. W.J. Lalamentik Kota Kupang

Disebutkan Alex, arahan dan petunjuk yang disampaikan Gubernur Laiskodat merupakan modal terkuat untuk membangkitkan semangat Bank NTTT sehingga meski dalam situasi pandemi Covid-19 pihaknya bersama seluruh nasabah dan mitra melakukan perubahan-perubahan transformasi, demi tetap terjaganya akselerasi pertumbuhaan Bank NTT.

Berdasrkan komitmen Bank NTT dengan OJK dan pemilik bank, bahwa kita sedang menjalankan program Go TKB 2, atau, menuju ke tingkat kesehatan bank dua yang sehat. Dan ini hanya bisa dicapai dengan menekan tingginya kredit macet pada bank,” katanya.

Terkait itu, Dirut Alex mengakui, jumlah kredit macet di Bank NTT terus menurun dari tahun ke tahun. Itu pasalnya, pihaknya kini berkomitmen untuk membereskan kasus kredit macet dengan membentuk tim, serta ‘memburu’ uang milik masyarakat yang sedang mengendap di tangan penerima kredit macet. “Tentang NPL, semula 4,8 sudah turun menjadi 4,2 dan trendnya terus menurun. Bagi kami ini sebuah fakta baik. Semoga dengan kehadiran pak Dirpem baru ini, segera turun dari 4,2 menjadi di awah 4. Dan kami meyakini itu. 3,7 atau 3,5 atau 3,6. Langkah-langkah sudah diambil, action plan sudah dibuat dan tinggal Pak Dirpem Kredit yang baru mengeksekusinya. Bersinergi dengan tim dan semua sumber daya yang ada, segera mewujudkan langkah-langkah itu dan saya percaya Pak Paulus Steven Manafe sangat mampu untuk melaksanakan tanggungjawab ini,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Pemagang Saham Pengendali (PSP) menawarkan agar dilakukan antisipasi untuk capai modal inti sesuai aturan OJK. Sembari berupaya keras melakukan penyetoran modal sesuai Perda dan surat kesanggupan, juga dibuka ruang pembicaraan dengan investor.

Dalam situasi seperti ini, kita harus jalan dan antisipasi ibaratnya seperti dua mesin untuk pesawat. Kalau satu mesin saja dan tiba-tiba macet, ibarat pesawat, kita bisa jatuh. Karenanya saya minta dalam RUPS ini untuk dibuka kesempatan bagi Komisaris dan Direksi untuk membuka ruang pembicaraan dengan investor. Sehingga kalau kita meleset atau kurang capai target, ada investor yang bisa membantu kita. Saran saya, kita membuka ruang untuk menawarkan saham-saham kita kepada investor secara bertahap mulai 2022 sesuai anjuran direksi tadi,” sebut Gubernur Laiskodat ketika memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank NTT secara virtual dengan para Bupati/Walikot se-NTT selaku Pemegang Saham Seri A dan para pemegang Saham Seri B di ruang Rapat Gubernur, Rabu (10/2/2021).

Gubernur Laiskodat menjelaskan, tawaran antisipatif tersebut semata-mata untuk menyelamatkan Bank kebanggaan masyarakat NTT tersebut sesuai peraturan OJK. “Karena kalau target ini tidak tercapai, resikonya sangat besar. Bisa jadi, kita akan kehilangan Bank NTT karena akan dimerger dengan bank lain sesuai aturan OJK. Prinsipnya kita setuju kalau bank ini tidak perlu (insentif) dari luar, tapi kita juga tidak boleh mengambil risiko dengan waktu yang sangat mepet. Kita harus menyiapkan strategi dua mesin ini dari sekarang. Kita memberi kesempatan kepada manajemen bank NTT untuk buka diskusi dengan investor sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sambil berupaya mendorong Pemda melakukan kewajibannya sesuai perda atau surat kesanggupan,” jelasnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap