KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kabar duka kembali menyelimuti jagad Nusa Tenggara Timur. Salah satu tokoh birokrat mapan yang pernah menjabat Kepala Kantor Perwakilan NTT di Jakarta yang kini menjabat Kepala Biro Organisasi Setda NTT, Berto Lalo meninggal dunia.
Berpulangnya Berto Lalo menyimpan duka mendalam, sekaligus merupakan peringatan keras bagi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur agar lebih serius mengurus penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19. Pasalnya, hingga Jumat (5/2/2021) data Gugus Tugas Covid-19 NTT jumlah kasus di NTT telah mencapai angka 6.147 kasus. Dari jumlah itu sebanyak 157 orang meninggal dunia dan 3.181 dinyatakan sembuh, sisanya sedang menjalani perawatan baik di Rumah Sakit maupun isolasi mandiri di rumah.
Mantan Anggota DPR RI dari NTT, Honing Sany kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (6/2/2021) memberikan catatan khusus tentang berpulangnya Berto Lalo lantaran Covid-19.
“Saya sudah lama mendengar kabar sahabat saya Berto Lalo sakit beberapa waktu yang lalu. Juga dengar dia pindah Rumah Sakit ke RSUD Prof. Dr. W.Z Yohanes Kupang. Sebagai sahabat, saya mulai khawatir ketika dengar kabar dia pindah rumah sakit. Saya coba telpon tidak diangkat. Coba WA juga tidak dibalas. Tapi saya berpikir, iya orang sakit butuh istirahat,” sebut Honing.
Tokoh diaspora NTT di Jakarta ini menambahakn, khabr tentang Berto Lalo tertutup dengan berita Covid-19 yang menimpa Wagub NTT Josef A. Nae Soi, dan tidak lama berselang berita Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga terpapar Covid.
“Saya juga coba kabarkan Pak Gubernur saat beliau masih isolasi mandiri di Jakarta sekedar mengingatkan dalam bentuk pertanyaan retoris, Bro Gub, katanya Bertho Lalo sakit serius ya, semoga lekas sembuh. Saya hanya harap informasi antar sahabat membuat Pak Gub memastikan RS Johanes lebih sungguh-sungguh merawat Pak Berto yang belum lama dipromosikan jalan pelantikan dipenghujung tahun kemarin. Pagi tadi ada yang kabari saya bahwa sahabat yang baik berpulang. Memang hidup dan mati di tangan Sang Pencipta, Sang Causa Prima. Tetapi jalan mati itulah yang harus kita rasionalkan. Tidak serius mengurusi dan mengantisipasi Covid di NTT menyebabkan banyak korban,” ujar Honing.
Ia berharap, semoga sembuhnya Wagub Nae Soi dan Gubernur Laiskodat, serta meninggalnya Berto Lalo serta tingginya tingkat kematian karena Covid di NTT mecapai 157 menjadi peringatan untuk Pemprop NTT teristimewa Gubernur Laiskodat dan Wagub Nae Soi agar lebih sungguh-sungguh menghadapi Covid-19.
“Selamat jalan teman, saya mengenalmu orang baik sejak lama sewaktu menjadi Kepala Kantor Perwakilan NTT di Jakarta jaman Gubernur Frans Lebu Raya. Semoga semua menjadi sadar akan bahaya Covid. Dan semoga semua pihak bersinergi memerangi Covid dengan mematuhi prokes,” sebut Honing.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Marius Ardu Jelamu mengakui, Karo Organisasi Berto Lalo meningga direnggut Covid-19. “Iya benar, Jenazah dimakamkan hari ini juga sesuai protokol Covid. Pemerintah Provinsi NTT menyatakan duka yang mendalam. Dalam sebulan, ada dua pejabat Pemrov NTT yang meninggal akibat Covid-19,” sebut Marius yang dikutip dari poskupang.com, Sabtu (6/2/2021).
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef A. Nae Soi berkesempatan mememberikan penghoratan terakhir di pemakamaan Alm. Berto Lalo di TPU Fatukoa, Kota Kupang. ***Laurens Leba Tukan