JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Presiden Joko Widodo kembali mengikuti vaksinasi ke-2 di Istana Kepresidenan. Kali ini Presiden Jokowi tampil beda dibandingkan ketika menerima vaksin pertama. Presiden tidak lagi mengenakkan baju kerja andalannya namun hanya mengenakan singlet atau kaus kutang dibalut jaket warna merah.
Jokowi merupakan orang yang pertama di Indonesia yang divaksin Corona. Ketika vaksinasi pertama, Presiden Jokowi tampil dengan kemeja warna putih lengan pendek dan celana hitam pada Rabu 13 Januari 2021 lalu.
Jokowi kemudian menggulung kemejanya dan diberi kapas di bagian lengan. Jokowi pun disuntik vaksin Sinovac oleh Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Dr dr Abdul Muthalib.
Dilansir dari detiknews.com, vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh Sinovac memang memerlukan dua kali tahap penyuntikan dengan dosis masing-masing sebanyak 0,5 mililiter dengan jarak waktu 14 hari.
Ketika saatnya vaksinasi ke-2 digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2021), Jokowi tampil dengan sporty. Jokowi tampak memakai masker dan duduk mengenakan jaket berwarna merah.
Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Dr dr Abdul Muthalib kembali dipercaya menjadi vaksinator Jokowi di vaksinasi ke-2 ini. Jokowi kemudian melepaskan sedikit jaketnya dan vaksinator menyuntikkan vaksin dosis kedua. Sontak kaus kutang orang nomor satu di Indonesia tersebut terekspos.
Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Setpres, Bey Machmudin mengatakan alasan Jokowi memakai singlet ketika vaksinasi COVID-19 untuk kemudahan saat disuntik. Maka, kata Bey, Jokowi tidak perlu lagi melipat bajunya sampai ke atas.
“Untuk kemudahan saat vaksin, sehingga tidak perlu melipat baju sampai atas,” ujar Bey saat dimintai konfirmasi, Rabu (27/1/2021).
Lalu, mengapa Jokowi tidak memakai kaus lengan pendek saja? “Bapak Presiden merasa lebih nyaman kalau ruang di lengannya lebih terbuka, sehingga memberikan keleluasaan kepada vaksinator untuk menyuntikkan vaksinnya sehingga vaksinator tidak perlu meminta kepada Bapak Presiden untuk menaikkan lengan kemeja yang digunakan,” kata Bey.**)