Polres Lembata Sudah Kantongi Hasil Otopsi Kematian Warga Watodiri

955
Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten

LEMBATA,SELATANINDONESIA.COM-Kepolisian Resort Lembata, Nusa Tenggara Timur, terus berjuang menguak misteri kematian Kanisius Tupen (65 tahun), warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Bahkan, Polres Lembata juga sudah mengantongi hasil otopsi dari jenasa Alm. Kanisius Tupen.

“Hasil otopsi, sudah kita terima, dan kita sedang pelajarin, dikaitkan dengan keterangan, saksi, bukti, segala macam keterangan, kita mau lihat ada hubungan antara hasil otopsi dengan keterangan-keterangan saksi. Saya juga perlu mengetahui secara rinci apa yang tim tuliskan dalam hasil otopsi itu,” sebut Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten kepada SelatanIndonesia.com, Selasa (25/8/2020).

Meski mengaku kasus ini dipersulit bukti-bukti penyebab kematian korban, serta  tempat kejadian perkara (TKP) yang sudah rusak, namun pihak kepolisian terus memperkuat pemeriksaan belasan saksi, dengan hasil otopsi yang sudah dikantongi.

Pihak kepolisian mengisyaratkan adanya penambahan saksi guna melengkapi puzzle atau serpihan-serpihan pengakuan para saksi mata, serta barang bukti yang telah disita.

Kanisius Making, Pria berusia 65 tahun, warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape itu ditemukan tewas di pantai Desa Watodiri pada 24 april 2020 silam.

Disebutkan Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten, pihaknya telah memeriksa belasan saksi menyusul laporan dari dua pelapor yang pertama kali menemukan mayat korban.

Ia juga membeberkan kendala dalam proses pengusutan tuntas kasus kematian tersebut. Menurutnya, kasus penemuan mayat almahrum Kanisus Tupen (65 tahun) terlambat dilaporkan kepada pihak kepolisian. Pasalnya, sejak ditemukan tak bernyawa di laut Desa Watodiri, pada 24 April 2020 tengah malam, mayat korban langsung dikuburkan. Baru pada Juli 2020 kasus penemuan mayat itu dilaporkan ke polisi.

Sejak dilaporkan, warga mulai saling tuding berdasarkan bloding (kerasukan), dan petunjuk dukun .

“Kita mau olah TKP, TKP yang mana lagi, sangat sulit. Kalau baru kejadian kita bisa temukan sidik jari, jejak, dan barang bukti kan enak,” ujar Kapolres Lembata, Yoce Marten.

Kapolres Yoce mengatakan, beberapa saksi yang diperiksa banyak yang tua-tua, mereka disuruh ingat kejadian, mungkin mereka lupa. “Siapa bersamaan pada saat kejadian, sudah tak ingat lagi. Kita mau satukan puzzle itu dan butuh proses,” jelas Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten.*)Tedi Lagamaking

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap