Melki Laka Lena dan BKKBN Sosialisasi Penurunan Stunting di Lewoleba, Kapolres Vivick: Polisi Lembata Jadi Bapak Asuh

168
Kapolres Lembata AKBP Dr. J, Vivick Tjangkung bersama Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang juga Ketua DPD I Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dalam kegiatan kampanye sosialisasi percepatan penurunan stunting bersama BKKBN NTT di Ballroom Olimpic, Lewoleba, Kabupaten Lembata, Jumat (18/8/2023). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Setelah melakukan kampanye percepatan penurunan stunting di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur pada Jumat (18/8/2023), Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang juga Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena melanjutkan perjalanan laut ke Lewoleba, Kabupaten Lembata.

Melki Laka Lena bersama mitra kerjanya BKKBN Provinsi NTT menggelar kegiatan KIE dan sosialisasi kampanye percepatan penurunan stunting di Olimpic Ballroom Lewoleba dengan para tenaga Kesehatan, kader posyandu, serta ibu-ibu hamil, kaum muda dan masyarakat Lembata.

Selain Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan, hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Lembata Petrus Gero, Kapolres Lembata AKBP Dr. J. Vivick Tjangkung, dan Anggota Fraksi Golkar DPRD NTT Yohanes De Rosari, Anggota DPRD Lembata Piter Bala Wukak, Simon Beduli dan Abubakar Sulang. Turut hadir pengurus Golkar NTT, Laurens Leba Tukan, Maria Goreti Tokan dan Tony Kleden.

Kapolres Lembata, AKBP Dr. Vivick Tjangkung mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lembata, jajaran Polres Lembata menugaskan 27 Perwiranya untuk menjadi bapa asuh bago anak-anak stutning di Kabupaten Lembata. “27 orang Perwira ini, kami wajibkan untuk menyisihkan gajinya untuk membeli kebutuhan makanan anak-anak yang masuk kategori stunting,” sebut Kapolres Vivick ketika diberikan kesempatan berbicara dalam forum tersebut.

Rupanya, kerja kemanusiaan dari para Perwira Polisi di Polres Lembata itu terbukti nyata. Salah seorang peserta sosialisasi tersebut yang membawa serta anak bayinya merupakan sasaran penerima bantuan dari Perwira Polres Lembata. “Nama saya Santy, anak saya menjadi anak asuh dari Bapak Polisi untuk penanganan stunting,” sebut Santy kepada Kapolres Vivick yang bertanya tentang kepastian sebagai penerima bantuan dari Polres Lembata.

Kapolres Vivick menambahkan, jajaran Kepolisian di Lembata sudah punya komitmen untuk terus memberikan kepedulian terhadap percepatan penurunan stunting. “Kami sangat peduli terhadap stunting, dan atas program Bapak Kapolri, jajaran kami harus support habis-habisan tentang stunting di wilayah kami masing-masing. Kami Polri terus bergerak Bersama jajaran Kesehatan di daerah untuk mengingatkan masyarakat agar peduli dengan asupan makanan bergizi bagi ibu hamil dan bayi balita agar tidak terkena stunting. Kami juga punya program Polisi RW dan juga Jumat Curhat serta Go To School dan Safari School semuanya selalu kami isi dengan materi tentang stunting,” ujar Kapolres Vivick.

Penjabat Bupati Lembata, Drs. Matheos Tan menyambut gembira dan memberikan apresiasi kepada Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena yang mengunjungi Kabupaten Lembata dan menggelar kegiatan percepatan penurunan stunting. Disebutkan Penjabat Bupati Lembata, Bapak Presiden RI Joko Widodo sudah menginstruksikan secara tegas kepada seluruh jajaran pemerintahan agar memberikan perhatian serius untuk menyelesaikan stunting.

“Baik melalui dana DAK, maupun dana desa juga program di Pemda untuk disinkornkan. Sukses atau tidaknya penanganan stunting tergantung semua kita seluruh lapisan masyarakat. Sehingga saya harapkan agar semua yang hadir ini sebagai warga Lembata dan warga negara Indonesia yang punya niat dan tekad untuk percepat penurunan stunting,” kata Pejabat Matheos Tan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut, jika orang tua lalai dalam pemenuhan gizi anak pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak dalam kandungan, maka bayi tersebut akan mengalami kekurangan gizi dan berpotensi mengalami stunting. Stanting itu adalah gagal tumbuh pada anak karena gurang asupan gizi.

“1000 hari pertama yang paling utama adalah ketika hamil harus ada gizi maksimal yang dikonsumsi agar makanan itu bisa tersalurkan dengan baik ke janin melalui plasenta. Setelah anak sudah lahir, juga harus terus diberikan asupan gizi yang maksimal melalui ibunya dan juga ibunya harus rutin membawa anak ke Posyandu. Saat ini kami sudah mengalokasikan alat Antoroprometri seluruh Indonesia dengan nilai sebesar Rp 2 triliun,” sebut Melki Laka Lena.

Disebutkan Melki Laka Lena, gizi harus diberikan kepada ibu-ibu yang sedang mengandung dan menyusui.  “Mulai dari makan harus didahulukan, ubah pola makan dalam rumah karena ibu hamil dan menyusui mereka urus nyawa lebih dari satu,” katanya.

Melki Laka Lena juga mengingatkan tentaang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang merupakan hal penting yang perlu diketahui ibu-ibu yang baru saja melahirkan. Pasalnya, IMD akan melatih gerak motorik dari bayi yang baru lahir, juga akan menjadi salah satu pengaruh penting untuk masa depan anak kelak. “Setelah bayi dilahirkan dan setelah tali pusat dipotong dan diklem langsung diletakkan di dada ibunya dan diberikan waktu 1-2 jam untuk bayi itu secara mandiri mencari puting susu ibunya sendiri. Kulit bayi dan ibunya bersentuhan dan bayi akan mencari puting susu ibunya sendiri. Hal itu akan melatih gerak motorik maupun tetoriknya, dan diharapkan nantinya kalau sudah besar bayi tersebut aktif dan pintar di masa depannya,” sebutnya.

Dikatakan Melki Laka Lena, dengan cara ini, membuat bayi itu akan lebih punya kekebalan yang lebih bagus, lebih aktif dan dia lebih cenderung akan  melunjur kepada ibunya setiap saat ketika menyusui, dan jauh lebih sehat.

“Kalau bayi saat di dalam kandungan mendapatkan nutrisinya melalui plasenta dan kalau bayi yang sudah lahir mendapatkan makanan lewat ASI dengan makanan pendamping  ASI. Untuk itu ibu harus makan makanan yang bergizi seperti daging, ikan, sayur-sayuran,” ujarnya.

Ia menambahkan, ada 4 terlalu yaitu tidak boleh dan harus dipahami, yakni terlalu muda menikah, terlalu muda melahirkan, terlalu dekat anak dengan anak yang satu dan terlalu banyak melahirkan. Maka dari itu 4 terlalu ini harus dihindari agar kita sama-sama dapat mencegah stunting.

Dia juga mengingatkan para suami yang isterinya masih menyusui agar jangan rebutan puting susu dengan bayi. “Ini bukan soal porno tatapi ini penting agar menjaga puting susu ibu. Bapak-bapak yang perokok dan suka minum minuman keras agar tidak boleh berebutan puting susu dengan bayi. Masih ada wilayah lain yang bisa digarap. Berikan kesempatan penuh kepada sang bayi, jangan rebutan puting susu dengan bayi, karena kalau bayi saat menyusui lalu ada bekas bau rokok dan miras, bisa saja bayi enggan untuk menyusui lagi,” ujar Melki Laka Lena.

Selian Melki Laka Lena, materi sosialisasi juga diberikan oleh perwakilan Sekretaris BKKBN NTT, Michale Yance yang mengatakan bahwa, persoalan Stunting menjadi tanggung jawab semua pihak. “Untuk Penangganan Stunting tentunya harus melibatkan banyak pihak, tidak hanya pemerintah,” tegas Yance.*/)Laurens

Center Align Buttons in Bootstrap