Mujizat Firmanmu untuk Kota Kupang yang Tak Lagi Garang

916
Wali Kota Kupang Dr. Jefritson R. Riwu Kore bersama Anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Kupang, Zeyto Ratuarat dan para petugas ketika mengunjungi rumah tidak layak huni milik Samuel Kiki di RT 004, RW 010, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang sebelum mendapat Program Bedah Rumah dari Pemerintah Kota Kupang, Selasa (26/5/2020). Foto: Humas Pemkot Kupang

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Miranda Priska Putri Kiki, gadis 12 tahun berpostur gemuk itu tengah memangku adiknya Leo Anggri Kiki yang baru berusia 1 tahun. Sedangkan kedua adiknya yang lain, Noven Metusala Kiki (6 tahun) dan Aci Mei Kiki (3 tahun) tengah asik dengan mainan seadanya di lantai semen rumah yang baru ditempati sebulan terakhir itu.

Miranda adalah sulung dari empat bersaudara buah hati pasangan Samuel Kiki dan Marsis Kiki-Taklale. Keluarga Samuel Kiki merupakan satu dari 50 kepala keluarga (KK) di Kota Kupang yang menerima bantuan program bedah rumah dari Pemerintah Kota Kupang.

“Dulu kami tinggal di rumah atap daun sebelah rumah ini, sebelum Pak Wali Kota bangun rumah tembok ini. Sebagai anak, saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena ini seperti mujizat dari Tuhan karena kami bisa tinggal di rumah tembok dan atap seng. Setelah rumah atap daun kami dibongkar dan dibangun rumah tembok ini kami semua dijemput oleh Pak Wali Kota dan Pak Lurah untuk menginap di hotel Maya selama dua minggu. Pas keluar dari hotel, rumah tembok dan atap seng kami sudah jadi, saya senang sekali,” sebut siswi kelas VI SDI Lasiana ini ketika ditemui SelatanIndonesia.com, Selasa (18/8/2020).

Miranda saat itu ditugaskan oleh ayah dan ibunya untuk menjaga ketiga adiknya, karena ayahnya Samuel Kiki sedang bekerja sebagai tukang batu di salah satu rumah warga di Kelurahan Oesapa, dan baru akan kembali ke rumah menjelang malam. Sedangkan ibunya Marsis Kiki-Taklale sedang keluar rumah untuk sebuah urusan keluarga.

Rumah milik Samuel Kiki di RT 004, RW 010, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang yang merupakan hasil dari program bedah rumah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kupang. Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan,Selasa (18/8/2020)

Selain Samuel Kiki dan anggota keluarganya, Afliana Kause, janda lima anak dan empat orang cucu yang menetap di RT 04, RW 02, Kelurahan Lasiana ini juga tidak pernah membayangkan dalam hidupnya bisa menetap di sebuah rumah tembok, beratap seng dan berlantai semen.

Perempuan paru baya asal desa Oenai, Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan ini juga keciprat bantuan program bedah rumah yang digagas oleh Wali Kota Kupang Dr. Jefritson R. Riwu Kore dan wakilnya dr. Hermanus Man. Duet pemimpin Kota Kupang yang dikenal dengan sandi politik Firmanmu ini sejak bulan Mei 2020 meluncurkan program bedah rumah sebagai upaya untuk merubah wajah kota Kupang yang selama ini dikenal kumuh, gersang dan garang, menjadi kota yang nyaman dan layak huni.

Program bedah rumah menyasar warga masyarakat berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 Kecamatan dan 47 Kelurahan di Kota Kupang. Bahkan, program ini bakal terus dilanjutkan di dua tahun tersisa masa kepemimpinan Firmanmu sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang.

Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar untuk merehabilitasi rumah tidak layak huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Kupang.

Meski baru menjabat tiga tahun pada 21 Agustus 2020 ini, duet kepemimpinan Firmanmu, dipandang telah berhasil merubah wajah Kota Kupang yang identik dengan gersang dan garang karena memang berdiri diatas batu karang menjadi kota yang hijau, sejuk dan nyaman dihuni.

Berbagai terobosan ekstrim dilakukan duet politisi dan birokrat ini dalam mengubah wajah Kota Kupang, diantaranya penataan enam buah taman kota diantaranya taman Ina Bo’i, Taman Generasi Penerus atau dikenal dengan Tagepe, Taman Kota Patung Sonbai, Taman Patung Burung, Taman Kalpataru, dan Taman Tirosa. Tidak hanya itu, di enam taman kota itu dan sejumlah ruang terbuka hijau untuk publik dilengkapi pula dengan layanan internet gratis sebagai wujud smart city.

Untuk mengubah wajah Kota Kupang yang dikenal gersang dan gerah terutama di kala kemarau, duet Firmanmu menggerakan aksi menghijaukan kota dengan menanam pohon, bukan menanam anakan pohon di pinggir sejumlah ruas jalan utaman Kota Kupang. Jika menanam anakan, maka membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan hasilnya, namun terobosan tak lazim yang ditempuh adalah menanam pohon yang tingginya sekitar 3 meter. Rupanya gagasan cerdas itu, kini mulai menunjukan hasil. Pohon-pohon peneduh yang ditanam itu, kini mulai menghijau karena dirawat dengan telaten oleh dinas teknis.

Berbagai elemen mulai BUMD dan pihak sewasta yang berkiprah di Kota Kupang, dilibatkan untuk seirama dengan Pemerintah Kota Kupang mewujudkan Kupang yang hijau dan teduh yang bakal dipenuhi dengan hijauan meski di tengah kemarau sekalipun.

Selain itu, wajah kota Kupang yang sebelumnya ketika malam hari tampak gelap bagai kota mati, kini kerlap-kerlip lampu taman dan lampu hias di hampir seluruh sudut Kota, kian menyemarakkan suasana malam Kota Kupang menjadi lebih berwarna.

Untuk mengatasi keterbatasan air bersih bagi warga Kota Kupang, duet Firmanmu melakukan berbagai upaya diantaranya berhasil memperjuangkan anggaran dari pemerintah pusat untuk pembangunan SPAM Kali Dendeng dan Air Sagu di tahun 2020 dan ditargetkan akan rampung pada 15 bulan kemudian dengan total anggaran sebesar Rp 200 miliar.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Kupang juga gencar melakukan eksploitasi sumber-sumber air baku serta menjalin kerja sama dengan sejumlah pemilik sumur bor yang tersebar di Kota Kupang. Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, M.M., M.H., menggandeng Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening Lontar, Jhoni Ottemoesoe untuk bertemu langsung para pemilik sumur bor diantaranya di Kelurahan Oesapa Selatan, Kelurahan Penfui, dan wilayah lain di Kota Kupang.

Sumur bor milik Marten Luther Tella di Kelurahan Oesapa Selatan dengan kekuatan 10 liter per detik dinilai oleh Direktur PDAM Tirta Bening Lontar, Jhoni Ottemoesoe bisa menjangkau seribu pelanggan di Oesapa Selatan dan sekitarnya, sehingga ditindaklanjuti dengan memperluas jaringan ke sejumlah rumah warga.

Pola kerja sama yang dibangun antara PDAM Tirta Bening Lontar dengan pemilik sumur bor semata untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Kupang. “Untuk sementara belum kita masukan airnya ke reservoir, nanti sudah dibuat permanen untuk jangka panjang baru airnya dimasukan ke reservoir, nanti 34 kubik naik ke atas baru diairi ke jaringan dengan kekuatan 10 liter per detik, semoga bisa menjangkau 1.000 kepala keluarga, nanti kami ganti mesin pompa dan listriknya juga karena yang ini kecepatannya hanya dua liter per detik,” ujar Jhoni Ottemoesoe dalam keterangan tertulis dari Humas Pemkot Kupang, pekan silam.

Taman-taman di Kota Kupang yang membuat semarak wajah Kota Kupang dan menghilangkan kesan garang dan gersang menjadi indah dan asri sebagai tempat berinetraksi warga Kota Kupang. Di seluruh taman ini disediakan juga layanan internet gratis sebagai wujud dari smart city. Foto: Facebook

Wali Kota Kupang juga mengunjungi titik air di Gereja Marturia Oesapa Selatan dan menurut Ketua Majelis Jemaat GMIT Marturia, Pdt. Elianor V. Manu-Nale, sumur bor tersebut selain dipakai untuk kebutuhan gereja juga dipakai untuk melayani 18 KK disekitar gereja dengan jadwal pelayanan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Sumur bor di GMIT Marturia berkekuatan 8 liter per detik dan menjangkau kebutuhan air untuk 400-500 rumah warga.

Sinergi antara Pemerintah Kota Kupang dengan para pemilik sumur bor ini dipandang mamu mengatasi krisis air yang selama ini mendera warga Kota Kupang. Air yang diperoleh dari sumur bor akan disatukan dalam reservoar yang akan dibangun di sekitar sumur bor kemudian oleh PDAM Kota Kupang disalurkan ke rumah warga.

Tentang kebutuhan air warga Kota Kupang, hal urgen yang patut menjadi catatan penting Pemerintah Kota Kupang adalah keberadaan aset PDAM Kabupaten Kupang yang melayani warga Kota Kupang. Menjadi Pekerjaan Rumah bagi duet Firmanmu untuk bisa menyelesaikan kemelut PDAM Kabupaten Kupang yang ada di wilayah Kota Kupang agar sepenuhnya dikelolah oleh Pemerintah Kota Kupang, semisal dengan pola tukar guling atau format lainnya yang disepakati.

Hal lain yang butuh perhatian serius duet Firmanmu untuk menjamin keceriaan Kota Kupang adalah manajemen mengelola sampah. Terobosan yang dilakukan saat ini dibawah spirit perubahan dengan tagline dari sebelumnya “ayo berubah” menjadi “ayo terus berubah” diharapkan mampu menorehkan perubahan mental warga Kota Kupang yang dimuali dari ASN dan PTT untuk peka terhadap sampah. Pemerintah Kota Kupang juga telah menyiapkan 40 unit armada truk kebersihan yang baru untuk mengurus sampah di Kota Kupang.

Warga Kota Kupang kini sedang berbangga karena mendiami Kota Kupang yang sebelumnya terkenal gersang dan garang, kini beranjak berubah menjadi Kota yang ramah, teduh, dan layak dihuni. Hadirnya sejumlah perubahan itu ditorehkan oleh kepemimpinan Wali Kota Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, M.M., M.H., dan Wakilnya dr. Hermanus Man yang kini memasuki tiga tahun kepemimpinan. Asa warga Kota Kupang kini diletakkan pada pundak duet dengan sandi politik Firmanmu ini di dua tahun sisa masa kepemimpinan agar semua kebutuhan dasar warga yang mendiami ibu Kota Provinsi NTT ini bisa terwujud. ***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap