Surat Untuk Walde Taek dari TTS

5397
Ketua Fraksi PKB DPRD KOta Kupang, Theodora Ewalde Taek

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Warga Kota Kupang dan jagad media sosial dihebohkan dengan beredarnya vidio yang mempertontonkan perdebatan sengit antara Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dengan Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Kupang, Theodora Ewalde Taek dalam sidang di Lembaga DPRD Kota Kupang.

Dengan nada tinggi, Wali Kota dan Walde Taek saling melontarkan pernyataan di Sidang II Paripura ke 4 DPRD Kota yang berlangsung 18 Juni 2020. Beragam opini dan komentar berumnculan. Ada yang mendukung sikap Walde Taek, ada pula yang menghujat balik bekas aktivis kampus jebolan Unwira Kupang itu.

SelatanIndonesia.com, menemukan sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Walde Taek dalam sebuah postingan. Surat Terbuka itu diposting pertama kali oleh akun facebook Egy Usfunan dari Kabupaten Timor Tengah Selatan. Berikut isi suratnya:

 

Kepada Yang Terhormat Theodora Ewalde Taek di Lembaga DPRD Kota Kupang

 

Dewan yang Terhormat, adalah sapaan bagi dirimu yang terpilih mewakili suara rakyat di Lembaga Kota Kupang. Pada pagi ini, Kamis, 18 Juni 2020, saya menonton sebuah konten Youtube yang membuat hati miris. Sedih bercampur haru.

Bagaimana tidak, engkau yang disebut terhormat itu dilecehkan oleh sebuah kata yang tidak pantas. Kurang Ajar. Kata itu terlontar dari mulut seorang pemimpin di Kota Kupang. Kota karang yang akrab disebut Kota Kasih. Kata-kata itu begitu menghujam kalbu dan merobek nurani. Menghantam marwah dan martabat seorang perempuan yang memiliki rahim kehidupan ini. Pembunuhan yang begitu kejam lewat diksi yang sangat kasar.

Yang lebih menyakitkan, saat kata kurang ajar itu terlontar dalam intonasi tinggi penuh amarah menghujam dirimu, tak ada satupun laki-laki di ruang terhormat itu yang berdiri untuk membela seorang wanita yang telah membeberkan sebuah fakta yang harus dibenahi.

Bahkan teman satu fraksi dan satu rahim partai yang duduk persis disebelah kananmu nampak membisu tanpa ekspresi. Ah,, terbuat dari apa hati mereka? Begitu tega membiarkan seorang wanita berjuang sendiri melawan sebuah keangkuhan.

Membiarkan seorang ibu yang menyampaikan tangis karna tak mampu menahan rasa pedih ketika melihat rakyat yang dia kasihi berada di titik nadir.

Namun ketika kata yang begitu tidak pantas tersebut meluncur bebas dan membuat polusi rasa di antara para wakil rakyat, Engkau, Ya, Engkau Theodora Ewalde Taek, tidak membalas kata itu kepada pria asal Pulau Sabu yang memimpin Kota Kupang ini.

Padahal, kau bisa menohok balik ke jantung yang begitu pongah melontarkan kata karna miskin terhadap pilihan diksi. Engkau telah menunjukkan bahwa dirimu adalah anak matahari terbit yang tidak musti meleleh seperti embun, hanya karna pongahnya sebuah terik panas.

Engkau telah menari indah dan bersenandung merdu seperti lebah yang mengumpulkan madu. Engkau adalah Srikandi Partai Kebangkitan Bangsa. Partai yang rahmatan lil alamin.

Terimakasih engkau telah mengajarkan bahwa sesuatu yang tidak pantas tidak perlu dibalas dengan sesuatu yang tak pantas pula. Engkau telah memperlihatkan sebuah kebesaran jiwa sekalipun engkau hanya seorang perempuan yang kata para lelaki hanya kaum lemah.

Mereka tak pernah tahu bahwa engkau telah menjejak panasnya bumi dan tak pernah surut hanya karena gertakan. Bukan seperti mereka yang datang hanya untuk duduk diam dan dengar.

Engkau sebenarnya hanya menyampaikan Fakta bahwa ada rakyat yang tidur di gubuk lantaran sebuah janji manis seorang pemimpin. Rupanya kata pencitraan dan rumah mewah yang engkau sampaikan dengan emosi seorang ibu telah memantik rasa marah dari Wali Kota yang berwibawa di Kursi Pimpinan DPRD sehingga engkau harus menerima sebuah kata tak layak. Kurang Ajar. Sekali lagi semua terdiam saat kehormatan seorang wanita dilucuti.

Seperti cerita dewi Drupadi dalam kisah Mahabrata. Tepuk tangan dewan yang terhormat seperti tanpa malu saat wali kota bicara dengan penuh emosi. Apapun kata orang tapi engkau telah membuktikan kata-katamu bukan bohong belaka sebab saat engkau melakukan siaran langsung pada pukul 01:00 dini hari, engkau membeberkan fakta bahwa warga yang engkau sebut dalam sidang tadi benar-benar tidur dalam gubuk yang tak layak. Menahan suhu dingin dalam terpaan angin keras yang sedang melanda pulau Timor.

Yang lucu, ketika begitu banyak media dengan suara yang sama menyanyikan paduan suara membantah fakta siaran langsung yang dilakukan oleh ibu Walde pada saat subuh melalui akun facebook. Memperlihatkan fakta dan menelanjangi kebohongan para pengambil kebijakan.

Mereka yang katanya kaum cendekia bertopeng pers bernyanyi lalu lupa terhadap netralitas dan objektifitas. Ah, memang begitulah paduan suara, tergantung mau menyenangkan siapa, tak peduli langunya merdu atau tidak, mereka akan berteriak dengan lantang.

Ibu Walde yang terhormat, tetaplah terbang seperti layang-layang yang selalu membumbung ke angkasa dengan melawan angin, sebab itu akan membawamu ke sebuah tempat dimana engkau akan melihat langit baru dan bumi baru.

Kota Kupang, 19 Juni 2020, Dari Kami yang selalu mendukungmu.**

Center Align Buttons in Bootstrap