Celaka !! Masa New Normal, 8 Orang di Lembata Reaktif

1347
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur di Pelabuhan feri waijarang, Lembata

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Baru berselang tiga hari berjalannya masa new normal di Kabupaten Lembata, 8 dari 77 penumpang KMP Ferry Ile Mandiri yang tiba di Pelabuhan Fery Waijarang, Kota Lewoleba, dari Pelabuhan Bolok Kupang, Rabu (17/6/2020) pagi, dinyatakan reaktif rapid test.

Ke 77 pelaku perjalanan yang tiba di Pelabuhan Ferry Waijarang, Kabupaten Lembata tersebut langsung diantar Satgas Kabupaten untuk menjalani rapid test.  Rapid test bagi 77 penumpnag KMP Fery tersebut didistribusi ke dua tempat yakni RSUD Lewoleba dan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata untuk menjalani rapid test.

“30 di RSUD dan 47 di Dinas Kesehatan. Hasilnya 8 pelaku perjalanan reaktif. Ada yang dari Kedang, dan dari kota Lewoleba, termasuk warga desa Pada,” sebut Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, Rabu (17/6/2020) dalam jumpa persnya di Kalikasa, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.

Dikatakan Bupati Sunur, delapan orang itu tidak dikaratina di lokasi karantin ayang disiapkan tetapi melakukan karantina mandiri. “Saya sampaikan RT, Lurah atau Kepala Desa dan Camat silahkan jemput dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa pelaku perjalanan itu reaktif rapid test, sehingga wajib lakukan karantina mandiri dengan menjaga jarak, pakai masker, selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,” ujarnya

Bupati Sunur juga menyangkan pelaku perjalanan yang datang dari Kota Kupang itu, pasalnya ada delapan orang dinyatakan reaktif. “Mereka yang memaksakan diri masuk ke Lembata dalam situasi seperti ini. Ini sangat egois dan hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan nasib masyarakat Lembata yang saat ini berda di Lembata, ungkapnya kesal.

Dilanjutkannya, cenderung orang sayang diri sendiri. Tidak sayang pada lingkungan dan  tidak sayang pada ratusan ribu masyarakat Lembata dengan ngotot ingin masuk Lembata. “Lembata membuka aksesibilitas dengan batasan-batasan. Silahkan dari kupang tidak rapid, tapi datang kita tetap rapid test. Harus berhati-hati,” tambahnya.

Didampingi Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Piter Bala Wukak, Bupati Sunur menandaskan, pemerintah Kabupaten Lembata sedang menguji coba kebijakan membuka akses ke Lembata ini namun, jika eskalasi yang terlihat dari rapid test terus menunjukan trend meningkat, maka pihaknya tegas menutup kembali akses dari dan menuju Lembata.

“Kita lagi uji coba kebijakan ini. Kalau eskalasinya cenderung meningkat, menurut perintah Undang-Undang, saya akan tutup kembali,” tegasnya.

Lebih jauh, Sunur menjelaskan, rapid test gratis yang dilakukan oleh pemerintah Lembata hanya berlaku bagi masyarakat yang ber KTP dan tinggal di Lembata. Jika masyarakat Lembata yang selama ini tinggal di luar Lembata walau ber KTP Lembata akan dikenakan biaya.

“Dan untuk delapan orang yang sudah dirapid dan hasilnya reaktif, akan dikirim sampelnya untuk pemeriksaan swab dengan metode PCR di Kupang. Besok saya perintahkan untuk kirim sampel untuk pemeriksaan swab di Kupang. Kita semua berdoa supaya hasil swabnya negatif. Tetapi kalau positip ya, jangan salahkan pemerintah, karena kalau swab positip maka dapat dipastikan itu klaster lokal Kupang,” tutupnya geram.*)Teddy Lagamaking

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap