Komisi V DPRD NTT Sidak Ruangan Kemoterapi RSUD Yohanes

376
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTT H. Mohammad Ansor sedang meminta penjelasan Manajemen RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang ketika Bersama Ketua Komisi Yunus Takandewa dan sejumlah anggota melakukan sidak di Ruang Kemoterapi, Jumat (13/3/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pimpinan dan anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT pada Jumat (13/3/2020) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Ruang Kemoterapi RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang setelah mendapat laporan bahwa ada pasien kemoterapi yang tidak bisa tertolong karena keterbatasan obat.

Sidak itu dipimpin Ketua Komisi V Yunus H. Taandewa dan dua Wakil Ketua Komsi yaitu H. Mohammad Ansor dan Khristine Samiyati Patti, dan anggota Yeni Veronika, Ana Waha Kolin, Yan Windi dan Gonzalo.

Para wakil rakyat ini diterima oleh Wakil Direktur  RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang dr. Stef Soka, Kepala Poli Onkologi Aktao Yudo Waluyo, Kasubdin Penunjang Theresia Rani, Kepala Farmasi RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang Siti Zakhia Bali dan sejumlah pejabat RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang di ruang Onkologi.

Dalam dialog bersama Wadir dan jajarannya, DPRD mempertanyakan kejelasan informasi tentang keterbatasan obat untuk pasien kemoterapi. Dijelaskan oleh Kepala Farmasi RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang Siti Zakhia Bali bahwa jenis obat yang dibutuhkan untuk pasien kemoterapi itu sudah tidak ada lagi stok dan pabrik pembuat obat juga tidak lagi berproduksi.

“Dari 30 pasien kemoterapi yang kami rawat saat ini, hanya ada satu pasien yang membutuhkan sebuah jenis obat yang memang stok obatnya tidak ada di kami, dan di Rumah Sakit lain di Kupang juga tidak ada stok,” jelas Siti Zakhia.

Ketua Komsi V DPRD NTT Yunus H. Takandewa meminta agar 30 pasien kemoterapi yang saat ini sedang menjalani perawatan agar ditangani dengan serius. Bahkan Yunus meminta agar obat-obat untuk segala jenis penyakit agar selalu tersedia.

Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT H. Muhammad Ansor meminta agar pelayanan kepada para pasien kemoterapi lebih maksimal dan ketersediaan obat untuk kemoterapi harus tetap ada. “Kami harap supaya ada solusi yang harus diambil oleh pihak RSUD Yohanes agar para pasien kemoterapi yang sedang menjalani perawatan ini bisa segera tertolong. Hari ini hanya ada satu psien tetapi besok dan lusa bisa saja ada tambahan pasien dengan kebutuhan obat yang sulit seperti ini, kami harap agar keterbatasan seperti ini jangan terulang sehingga tidak lagi ada pengeluhan,” ujar Muhammad Ansor.

Wakil Ketua Komsi V DPRD NTT Khristine Samiyati Patti meminta kepada manajemen RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang agar selalu menyediakan berbagai obat-obatan agar pelayanan kepada masyarakat bisa optimal.

Dr. Laurens David Paulus yang menangani salah satu pasien kemoterapi di RSUD Prof. W.Z. Yohanes Kupang  mengatakan, ia terpaksa mengeluarkan surat rujukan ke RSUP Shangla Denpasar karena keterbatasan obat di RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang. “Saya harus rujuk pasien saya itu ke Denpasar karena di sini terkendala salah satu jenis obat kemoterapi yang tidak tersedia,” katanya. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap