
SOE,SELATANINDONESIA.COM – Penyidik Kejaksaan Negeri Timor Tengah Selatan (Kejari TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang mengumpulkan data dan informasi mengenai pembangunan 8 unit embung yang dibangun tahun 2015 silam baik dari sisi pemanfaatannya maupun mengenai kerusakan.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) TTS Fachrizal, SH diruang kerjanya Senin (2/3/2020) mengatakan, 8 embung yang dikerjakan pada tahun 2015 bersamaan dengan embung Mnelalete tersebut diduga kuat tidak bermanfaat bagi masyarakat bahkan ada yang tidak menampung air, ada pula yang sudah rusak.
“Sesuai dengan data dan informasi yang kita peroleh, ada embung yang tidak bisa menampungair, ada yang sudah rusak dan ada pula yang tidak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,” ujar Fachrizal.
Bahkan kata Fachrizal, ada pertanyaan dari salah satu penasehat hukum dalam sidang kasus embung Mnelalete di Pengadilan Tipikor bahwa kenapa jaksa belum memproses 8 embung yang dikerjakan pada tahun 2015, karena kasus 8 embung tersebut juga sama dengan embung di Mnelalete.
“Sewaktu sidang kasus embung Mnelalete, ada penasihat hukum salah satu terdakwa pertanyakan kenapa jaksa belum proses 8 embung lainnya, karena kasusnya hampir sama dengan Embung di Mnelalete,” ucap Fachrizal.
Fachrizal menambahkan, memulai penyelidikan setelah Jaksa menyelesaikan sidang 12 kasus di Pengadilan Tipikor Kupang, mengingat jaksa fungsional di Kejari TTS sangat terbatas.
“Kita kekurangan jaksa, jadi setelah sidang 12 kasus di pengadilan Tipikor Kupang selesai, kita akan mulai dengan penyelidikan. Sekarang ini saja jaksa kita sudah kurang satu lagi, sudah dipindah dua minggu yang lalu. Jadi personil kita saat ini sangat terbatas,” tutur Fachrizal.
Fachrizal berjanji dalam waktu dekat ini dirinya akan turun langsung untuk memantau kondisi 8 embung yang diduga bermasalah tersebut, seperti embung di desa Nusa, embung di Kelurahan Oekefan, embung di Desa Netpala, embung di Desa Nifukiu, embung di desa Tuasene, embung di desa Skinu, embung di desa Noeolin dan embung di desa Kele. “Dalam waktu ini saya akan ke lokasi 8 embung itu,” pungkas Fachrizal. **Paul Papa Resi